Nauzubillah! Ini 6 Penyebab Kerusakan Hati Insan Berdasarkan Hasan Al Bashri


Gambar ilustrasi dilansir dari aks.com


Dalam hadis dikatakan...

“Ingatlah bahwa di dalam jasad ada segumpal daging. Jika ia baik maka baik pula seluruh jasad. Jika ia rusak maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia yaitu hati (jantung).” (HR Bukhari dan Muslim)

Mengenai rusaknya hati, ini 6 penyebab yang diungkap Hasan Al Bashri dalam kitab Munabbihât ‘ala Isti‘dâdi li Yaumil Mî‘âd! Anda harus hati-hati...

Hati yaitu salah satu organ tubuh insan yang paling sensitive. Memang tak kasat mata, namun pengaruhnya sangat memilih bagaimana organ berprilaku.

Hati yang sehat akan memudahkan setiap insan dalam menjalankan tugasnya, secara jasmani ataupun rohani. Karenanya kita perlu menjaga dan merawat hati sebaik mungkin.

Namun, Ibnu Hajar memaparkan dalam kitab Munabbihât ‘ala Isti‘dâdi li Yaumil Mî‘âd, bahwa Hasan Al Bashri menjelaskan enam hal yang sanggup merusak hati seseorang.

Diantaranya yaitu sebagai berikut:

1. Melakukan dosa dengan cita-cita ia sanggup bertaubat di kemudian hari

Seseorang yang sadar akan perbuatan dosanya dan masih berangan-angan akan kembali ke jalan Tuhan pada waktunya yaitu sebuah kesombongan.

Ia terlalu percaya diri bahwa Allah masih menunjukkan waktu untuk bertaubat, padahal kesempatan itu belum tentu ia miliki di lain waktu.

Perbuatan dosa yang dilakukan dengan unsur kesengajaan (bukan faktor ketidaktahuan ) berpotensi mengakibatkan hati semakin gelap.

2. Memiliki ilmu namun tidak mengamalkannya

Pepatah kata yang sangat populer “ilmu tanpa amal bagaikan pohon yang tak berbuah” memang benar nyatanya.

Karena sejatinya tujuan dari sebuah pengetahuan yaitu pengamalan dalam kehidupan sehari-hari. Tidak mengamalkan ilmu disini sanggup saja dengan melaksanakan perbuatan yang bertentangan dengan ilmu yang dimilikinya, atau juga sanggup hanya dengan mendiamkan ilmunya sebagai koleksi dalam kepala saja.

3. Tidak lapang dada dalam beramal

Setelah ilmu diamalkan, urusan belum sepenuhnya beres. Sebab insan masih dihinggapi hawa nafsu dari mana-mana.

Ia mungkin saja berbuat baik banyak sekali, namun sia-sia belaka lantaran tidak ada ketulusan berbuat baik.

Ikhlas yaitu hal yang cukup berat lantaran meniscayakan kerelaan hati meskipun ada yang dikorbankan.

4. Tidak bersyukur dalam menikmati reaeki yang diberikan Allah

Bersyukur yaitu pilihan perilaku yang wajib. Seperti dilansir dari bincangsyariah.com, orang yang tak mau bersyukur yaitu orang yang tidak memahami hakikat rezeki.

Syekh Nawawi al-Bantani dalam Nashaihul ‘Ibad  mengartikan syukur dengan ijrâ’ul a‘dlâ’ fî mardlâtillâh ta‘âlâ wa ijrâ’ul amwâl fîhâ (menggunakan anggota tubuh dan harta benda untuk sesuatu yang mendatangkan ridha Allah).

Artinya, selain ucapan “Alhamdulillah”, kita dianggap  bersyukur bila tingkah laris kita, termasuk dalam penggunaan kekayaan kita, bukan untuk jalan maksiat kepada Allah.

5. Tidak ridha dengan ketetapan Allah

Tidak hanya tidak mau bersyukur, melainkan selalu mengeluh dan merasa kurang atas ketetapan yang ada. Bisa jadi ia protes kepada Allah wacana kondisinya.

Tidak ada hubungan pribadi bahwa yang kaya yaitu mereka yang paling disayang Allah, sementara yang miskin yaitu mereka yang sedang dibenci Allah.

Bisa jadi justru apa yang kita sebut “kurang” bahwasanya yaitu kondisi yang paling pas biar kita selamat dari tindakan melampaui batas.

:

6. Mengubur orang mati namun tidak mengambil pelajaran darinya

Yang paling sering dilupakan kebanyakan orang, yaitu enggan mengambil pesan yang tersirat dari sebuah kematian.

Padahal, kejadian selesai hayat yaitu pesan tersirat yang lebih gamblang daripada pidato-pidato dalam panggung ceramah.

Ketika ada orang meninggal, kita disajikan fakta yang terang bahwa kehidupan dunia ini fana. Liang kuburan yaitu momen perpisahan kita dengan seluruh kekayaan, jabatan, status sosial, dan popularitas yang pernah dimiliki.

Selanjutnya, orang mati akan berhadapan dengan semua pertanggungjawaban atas apa yang ia perbuat selama hidup di dunia.
Rasulullah bersabda:

إِنَّ اْلقَبْرَ أَوَّلُ مَنَازِلِ الآخِرَةِ فَإِنْ نَجَا مِنْهُ فَمَا بَعْدَهُ أَيْسَر مِنْهُ وَإِنْ لَمْ يَنْجَ مِنْهُ فَمَا بَعْدَهُ أَشَدُّ مِنْهُ

Sungguh liang kubur merupakan awal perjalanan akhirat. Jika seseorang selamat dari (siksaan)-nya maka perjalanan selanjutnya akan lebih mudah. Namun kalau ia tidak selamat dari (siksaan)-nya maka (siksaan) selanjutnya akan lebih kejam.” (HR Tirmidzi)

Oleh lantaran itu, berhati-hatilah dengan 6 perbuatan diatas.

Memang terkesan sepele dan banyak dilakukan, namun ke 6 perbuatan tersebut akan menciptakan hati kita rusak dan jauh dari rahmat Allah SWT.

Naudzubillah...