Pak Kurir Juga Manusia, Nggak Boleh Murka Kalau Baca Goresan Pena Ini!


Gambar ilustrasi (facebook.com)

Budayakan membaca ya...

Anda suka belanja online? So jangan berat kalo belanja online ada ongkir ya, menyebarkan rizki dengan yang lain.

Buat Anda yang kirimannya suka telat, cobalah bersabar dan jangan suka marah-marah menyerupai orang yang viral kemarin.

Karena menyerupai inilah suka dan murung bekerja sebagai kurir pengiriman barang, tak seindah yang Anda bayangkan!

Kisah ini dibagikan oleh akun Facebook @sofiyah NU Amoorea Sidoarjo, biar membuka mata kita semua bahwa menjadi kurir pengiriman barang itu tak semudah yang kita bayangkan.

Apalagi mendapati konsumen yang judes dan suka marah-marah nggak karuan kalau barangnya telat datang.

Pak Kurir Juga Manusia

Kami bekerja mencari nafkah untuk keluarga.

Berangkat pagi dengan keranjang kosong ke kantor pengiriman,bawa barang untuk di kirim sesuai area.

Masih di tambah ambil barang ke rumah customer, kemudian kirim barang ke penerima.

Diawali do'a, kami taruh seaman mungkin barang-barang tersebut di keranjang motor, kami pelajari masing-masing rute yang harus kami tempuh.

Beruntung bagi kami ketika paket di terima pemesan langsung, tapi tak jarang setibanya ditempat peserta rumah kosong. Kami kontak peserta lagi ada program keluar kota, terpaksa kami bawa barang kembali.

Mau kondisi hujan,panas harus kami jalani.

Terkadang hingga malam hujan,petir juga kami harus kirim hari itu juga. Jika tidak barang di gudang akan semakin menumpuk.

Resiko lagi kalau kami hingga di tegur atasan,belum lagi resiko di begal di area yang rawan.

Seperti jum'at lalu,saat mitra kami harus kirim barang ke area kabupaten yang jalannya masih tanah, berbatu menanjak resah cari alamat sebab masih pedesaan. Di tunjukkan orang ternyata kawanan begal....motor dan beberapa barang paketan customer melayang....masih untung mitra saya hanya terkena sedikit sabetan bendo di tangan.

Lalu bagaimana kalau kemungkinan terburuk yang terjadi, apakah customer yang marah-marah itu kah yang akan menanggung kebutuhan istri dan anaknya?

Perusahaan daerah kami bekerjakah yang akan menggantikan kasih sayang seorang ayah kepada anak teman saya itu?

Karena itulah...

Mohon hargai sedikit perjuangan kami ini.

Walaupun pekerjaan kami ini di bilang kerja kasaran, tapi setidaknya kami mencari rezeki halal untuk keluarga.

Kami tidak mengemis, tidak menipu...

Kami bekerja sekuat tenaga... Apakah masih kurang rasa bersyukur kita?

Sumber: