Sunnah Rasulullah, 12 Rakaat Berhadiah Rumah Di Surga


Gambar dari Islampos.com

Kebanyakan umat muslim mungkin belum tahu, betapa istimewanya seseorang yang menunaikan sunah Rasulullah 12 rakaat setiap hari.

Bahkan ini sangat dianjurkan oleh Rasulullah, sebab kelak esok di nirwana akan dibangunkan rumah semewah mungkin.

Dari Ummu Habibah Ummul Mukminin Radliyallaahu 'anha, ia berkata: Aku mendengar Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda:


مَنْ صَلَّى اِثْنَتَا عَشْرَةَ رَكْعَةً فِي يَوْمٍ وَلَيْلَةٍ بُنِيَ لَهُ بِهِنَّ بَيْتٌ فِي اَلْجَنَّةِ

"Barangsiapa melaksanakan shalat dua belas rakaat dalam sehari semalam pasti dibangunkan sebuah rumah baginya di surga." (HR. Muslim) Dalam riwayat lain ada tambahan, “Shalat Sunnat.”

Dalam riwayat Tirmidzi dengan pemanis keterangan:


أَرْبَعًا قَبْلَ اَلظُّهْرِ وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَهَا , وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ اَلْمَغْرِبِ , وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ اَلْعِشَاءِ , وَرَكْعَتَيْنِ قَبْلَ صَلَاةِ اَلْفَجْرِ

“Empat rakaat sebelum Dzuhur dan dua rakaat setelahnya, dua rakaat sesudah Maghrib, dua rakaat sesudah Isya', dan dua rakaat sebelum Shubuh.”

Secara dzahir, hadits di atas menerangan keutamaan shalat sunnah rawatib dengan dua pemahaman.

Pemahaman Pertama

Siapa yang shalat 12 rakaat walau sehari semalam saja dalam hidupnya maka Allah akan membangunkan satu rumah untuknya di surga.

Sehingga siapa yang menjaga 12 rakaat tersebut dalam kurun waktu yang usang ia akan mendapat banyak rumah di nirwana sesuai bilangan hari-hari yang dijaganya tersebut.

Pemahaman ini dikuatkan dengan perkataan ‘Aisyah Radhiyallahu 'Anha, “Siapa yang shalat 12 rakaat di awal hari akan dibangunkan untuknya satu rumah di surga.” (HR. Ibnu Abi Shaibah dalam al-Mushannaf)

Perkataan Abu Hurairah Radhiyallahu 'Anhu juga mendukung pemahaman secara dzahir di atas,


مَا مِنْ عَبْدٍ مُسْلِمٍ يُصَلِّي فِي يَوْمٍ ثِنْتَيْ عَشْرَةَ رَكْعَةً تَطَوُّعًا إِلَّا بُنِيَ لَهُ بَيْتٌ فِي الْجَنَّةِ

“Tidaklah seorang hamba muslim shalat sunnah 12 rakaat dalam satu hari kecuali dibangunkan untuknya satu rumah di surga.” (HR. Ahmad)

Seperti yang dilansir oleh VOA-ISLAM.com, Sejumlah ulama terlihat beropini demikian. Misal, Imam al-Tirmidzi Rahimahullah dalam al-Jami’nya menciptakan potongan atas hadits di atas,


بَاب مَا جَاءَ فِيمَنْ صَلَّى فِي يَوْمٍ وَلَيْلَةٍ ثِنْتَيْ عَشْرَةَ رَكْعَةً مِنْ السُّنَّةِ وَمَا لَهُ فِيهِ مِنْ الْفَضْلِ

“Bab: Keutamaan yang didapat oleh orang yang shalat sunnah 12 rakaat dalam sehari semalam.”

Ibnu Hibban menyusun potongan dalam shahihnya, “Disebutkannya Allah Jalla wa ‘Alaa membangunkan satu rumah di nirwana bagi siapa yang shalat 12 rakaat selaian shalat fardhu dalam sehari semalam.”

Syaikh Ibnu Utsaimin Rahimahullah ditanya, “Apakah orang yang mengerjakannya dan kontinyu menjalankannya, hari yang ia mengerjakannya dibangunkan satu rumah ini di surga, atau jika seandainya ia shalat tiga hari contohnya akan dibangunkan tiga rumah untuknya, atau bagaimana?

Beliau Rahimahullah menjawab, “Siapa shalat 12 rakaat sehari semalam, Allah bangunkan untuknya satu rumah di nirwana berlaku secara umum. Apabila ia kontinyu menjalankannya, setiap hari yang ia kerjakan dibangunkan untuknya satu rumah di surga. Bukan maksudnya setiap shalat dibangunkan satu rumah di surga. Tapi maksudnya, shalat 12 rakaat ini, dengannya, dibangunkan untuknya satu rumah di surga.” (Fatawa Nuur ‘ala al-Darb, bab: Shalat)

Dalam pedoman dia yang lain, “Dzahir hadits, tidak disyaratkan kontinyu mengerjakan 12 rakaat ini. Apabila seseorang mengerjakannya satu hari saja, Allah akan membangunkan untuknya satu rumah di surga.”

:


Pemahaman kedua

Keutamaan dalam hadits di atas bersyarat dengan kontinyu mengerjakan 12 rakaat ini setiap hari. Ini dikuatkan dengan beberapa redaksi dalam riwayat lain, di antaranya:

Dari Ummu Habibah, istri Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam, berkata: Aku mendengar Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,


مَا مِنْ عَبْدٍ مُسْلِمٍ يُصَلِّي لِلَّهِ كُلَّ يَوْمٍ ثِنْتَيْ عَشْرَةَ رَكْعَةً تَطَوُّعًا غَيْرَ فَرِيضَةٍ إِلَّا بَنَى اللَّهُ لَهُ بَيْتًا فِي الْجَنَّةِ أَوْ إِلَّا بُنِيَ لَهُ بَيْتٌ فِي الْجَنَّةِ

“Tidaklah seorang hamba muslim shalat sunnah 12 rakaat setiap hari sebab Allah, selain shalat fardhu, melainkan Allah akan membangunkan untuknya satu rumah di nirwana atau kecuali dibangunkan satu rumah untuknya di surga.” (HR. Muslim)

Lafadz كُلَّ يَوْمٍ mengatakan pelaksanaannya yang harus kontinyu, bukan sehari semalam saja. Hadits 'Aisyah lebih terperinci lagi menerangkan,


مَنْ ثَابَرَ عَلَى ثِنْتَيْ عَشْرَةَ رَكْعَةً مِنْ السُّنَّةِ بَنَى اللَّهُ لَهُ بَيْتًا فِي الْجَنَّةِ

“Siapa yang terus menerus mengerjakan 12 rakaat dari shalat sunnah, Allah bangunkan untuknya satu rumah di surga.” (HR. al-Tirmidzi & dishahihkan Syaikh Al-Albani dalam Shahih al-Tirmidizi)

Ibnu Abi Syaibah terlihat beropini dengannya. Beliau menyusun potongan dalam Mushannafnya (2/108), “Menerangkan pahala orang yang terus menerus (kontinyu) menjalankan 12 rakaat dari shalat Thathawwu’.”

Imam al-Nasai menyusun potongan dalam Sunan Kubra-nya (1/458), “Bab Pahala orang yang kontinyu menjalankan 12 rakaat dalam sehari semalam dan menyebutkan perbedaan pendapat lafadz para penukil dalam dilema itu.”

Syaikh Bin Bazz Rahimahullah menentukan pendapat yang kedua ini, ialah bersyarat dengan kontinyu menjalankan 12 rakaat tersebut. Beliau berkata, “Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam telah mengabarkan bahwa siapa yang kontinyu menjaga shalat sunnah 12 rakaat dalam sehari – semalamnya, dibangunkan untuknya satu rumah di surga.” (Fatawa Syaikh Ibnu Bazz: 11/380)

. . . Janji istmewa dibangunkan rumah di nirwana itu bersyarat dengan kontinyu mengerjakan 12 rakaat ini setiap hari. . .

Pendapat Rajih

Pendapat kedua inilah yang terlihat lebih mendekati kebenaran. Yakni, komitmen istimewa dibangunkan rumah di nirwana itu bagi siapa yang menjaga (kontinyu menjalankan) shalat sunnah rawatib 12 rakaat setiap hari.

Bentuk pengamalan terhadap lafadz mengikat dalam beberapa riwayat shahih. Sebagaimana kaidah umum Ushul Fiqih, lafadz mutlak (global) dibawa kepada lafadz muqayyad (yang mengikat).

Wallahu A’lam.