Terompet Tahun Gres Itu Budaya Yahudi, Makruh Hukumnya Hamburkan Uang Untuk Terompet Dan Kembang Api


Sumber gambar Papasemar.com

Sebentar lagi perayaan tahun gres akan dimulai, banyak dari saudara kita yang sengaja menyambut persiapan tahun gres dengan meriah dan mengeluarkan banyak biaya.

Dalam islam sendiri bagaimana aturan mengikuti tradisi perayaan tahun gres ini.

Momentum tahun gres telah tiba. Berbagai macam acara dan kemeriahan dihadirkan untuk menyambut tahun baru. Tahun gres memang memang menawarkan peluang untuk hadirnya semangat baru.

Diantara kebiasaan yang berlaku dalam menyambut tahun gres ialah meniup terompet, aben petasan atau kembang api.

Memang gaya penyambutan tahun gres dengan terompet dan kembang api belumlah menjadi kebiasaan pada zaman Rasulullah saw.

Namun dari suara hadits berikut sanggup kita fahami sesungguhnya meniup terompet ialah kebiasaan orang yudhi.

Dari Abu ‘Umair bin Anas dari bibinya yang termasuk shahabiyah Anshar,

عَنْ أَبِى عُمَيْرِ بْنِ أَنَسٍ عَنْ عُمُومَةٍ لَهُ مِنَ الأَنْصَارِ قَالَ اهْتَمَّ النَّبِىُّ -صلى الله عليه وسلم- لِلصَّلاَةِ كَيْفَ يَجْمَعُ النَّاسَ لَهَا فَقِيلَ لَهُ انْصِبْ رَايَةً عِنْدَ حُضُورِ الصَّلاَةِ فَإِذَا رَأَوْهَا آذَنَ بَعْضُهُمْ بَعْضًا فَلَمْ يُعْجِبْهُ ذَلِكَ قَالَ فَذُكِرَ لَهُ الْقُنْعُ – يَعْنِى الشَّبُّورَ – وَقَالَ زِيَادٌ شَبُّورَ الْيَهُودِ فَلَمْ يُعْجِبْهُ ذَلِكَ وَقَالَ « هُوَ مِنْ أَمْرِ الْيَهُودِ ». قَالَ فَذُكِرَ لَهُ النَّاقُوسُ فَقَالَ « هُوَ مِنْ أَمْرِ النَّصَارَى ». فَانْصَرَفَ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ زَيْدِ بْنِ عَبْدِ رَبِّهِ

“Nabi memikirkan bagaimana cara mengumpulkan orang untuk shalat berjamaah. Ada beberapa orang yang menawarkan usulan. Yang pertama mengatakan, ‘Kibarkanlah bendera saat waktu shalat tiba. Jika orang-orang melihat ada bendera yang berkibar maka mereka akan saling memberi tahukan tibanya waktu shalat’. Namun Nabi tidak menyetujuinya. Orang kedua mengusulkan semoga menggunakan terompet. Nabi pun tidak setuju, lantas dia bersabda, ‘Membunyikan terompet ialah sikap orang-orang Yahudi.’ Orang ketiga mengusulkan semoga menggunakan lonceng. Nabi berkomentar, ‘Itu ialah sikap Nasrani.’ Setelah insiden tersebut, Abdullah bin Zaid bin Abdi Rabbihi pun pulang.” (HR. Abu Daud no. 498. Syaikh Al Albani menyampaikan bahwa hadits ini shahih)

Dari hadits di atas memperlihatkan bahwa terompet itu tradisi Yahudi. Nah itulah yang diikuti oleh orang-orang yang merayakan tahun baru. Budaya Yahudilah yang diikuti.

Sementara untuk perayaan tahun gres dengan membeli terompet, membeli kembang api untuk merayakan tahun gres secara berlebihan termasuk pemborosan dikarenakan telah menyalurkan harta tidak pada kebaikan.

Allah Ta’ala berfirman,

وَلَا تُبَذِّرْ تَبْذِيرًا إِنَّ الْمُبَذِّرِينَ كَانُوا إِخْوَانَ الشَّيَاطِينِ وَكَانَ الشَّيْطَانُ لِرَبِّهِ كَفُورًا

“Dan janganlah kau menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu ialah saudara-saudara syaitan dan syaitan itu ialah sangat ingkar kepada Rabbnya.” (QS. Al Isra’: 26-27).

Az Zujaj berkata bahwa yang dimaksud boros adalah,
النفقة في غير طاعة الله

“Mengeluarkan nafkah pada selain ketaatan pada Allah.” Disebutkan dalam Zaadul Masiir karya Ibnul Jauzi.

:

  1. Agar Kesehatan Masyarakat Meningkat, Tahun Depan Produk Makanan Ada Label Kesehatan Seperti Rokok
  2. Video ini Sebagai Alat Bukti Polisi, Habib Bahar Sebut Latihan Bela Diri

Apa seorang muslim boleh mengikuti budaya Yahudi?

Dari Abu Sa’id Al Khudri, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لَتَتَّبِعُنَّ سَنَنَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ شِبْرًا بِشِبْرٍ وَذِرَاعًا بِذِرَاعٍ حَتَّى لَوْ دَخَلُوا فِى جُحْرِ ضَبٍّ لاَتَّبَعْتُمُوهُمْ ». قُلْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ آلْيَهُودَ وَالنَّصَارَى قَالَ « فَمَنْ ».

“Sungguh kalian akan mengikuti jalan orang-orang sebelum kalian sejengkal demi sejengkal dan sehasta demi sehasta hingga bila orang-orang yang kalian ikuti itu masuk ke lubang dhob (yang penuh lika-liku, pen), niscaya kalian pun akan mengikutinya.” Kami (para sahabat) berkata, “Wahai Rasulullah, Apakah yang diikuti itu ialah Yahudi dan Nashrani?” Beliau menjawab, “Lantas siapa lagi?” (HR. Muslim no. 2669)

Silakan berpikir bila ingin menjadi seorang muslim sejati. Hanya Allah yang memberi hidayah.

Sementara untuk menjaga kerukunan antar umat beraga dan menjaga toleransi kepada saudara kita cukup dengan menawarkan hormat dan ikut menjaga ketertiban dan kerukunan.

Semoga bermanfaat.