Habib Luthfi: Kalau Ingin Terus Terjadi Bencana, Lanjutkan Saling Fitnah
Gambar ilustrasi bencana
Begitu banyak peristiwa terjadi di negri ini...
Hingga banyak yang bertanya-tanya, kenapa negara kita selalu ditimpa musibah? Begitu murkakah Allah pada kita semua?
Bisa jadi, jawabannya ialah yang dikatakan Habib Lutfi berikut ini...
Tulisan berikut dilansir dari rangkuman ceramah Maulana Habib Muhammad Luthfi bin Yahya, Jum'at (12/10/2018)
Habib Luthfi menyampaikan dalam ceramah beliau, jikalau ingin terus terjadi peristiwa lanjutkan saling memfitnah.
Maulana Habib Muhammad Luthfi bin Yahya (hidayatullah.com)
"Apabila kita melihat apa yang Allah anugerah kepada hambanya, hasud yang ada dalam diri kita akan hilang. Karena kita melihat Allah bukan apa yang diberikan.
Pohon berdampingan, pisang, sawo, mangga dll. Satu tanah melahirkan banyak sekali macam rasa.
Kita akan mencicipi nikmat menikmati banyak sekali macam rasa buah. Apabila pengecap terserang sariawan, anggun pun jadi pahit. Begitupula dikala seseorang sudah sakit hatinya terserang dengan penyakit hasud.
Dengan bergaul, kita akan dapat melihat aneka nikmat yang Allah berikan kepada yang lain. Tidak akan menjadi orang yang mau menang sendiri.
Kita kembali kepada Allah dalam hal apapun. Termasuk dalam menikmati karunia Allah. Seperti makan, niat untuk menjemput nikmat Allah yang lain.
Oleh alasannya dalam doa makan diakhiri, وقنا عذاب النار , "jauhkan kami dari siksa neraka". Supaya rizki yang kita nikmati tidak mengantarkan kita kepada sikap maksiat.
Inilah pentingnya budpekerti dalam thariqat, saling menghormati makhluk Allah, mengkritik dengan etika dan adab, alasannya kita selalu kembali kepada Allah. Bukan malah ingin menciptakan keributan.
Kita ini faqir kepada Allah. Bisa gak kita saling bergandeng tangan sesama fuqara. Bukan malah mau menang-menang sendiri.
Kalau kita membahas peristiwa dan petaka kita harus menata hati. Jangan petaka membawa petaka lain, alasannya menganggap petaka sebagai adzab. Darimana kita tahu itu arzab? Dari maksiat? Ini namanya sudah jatuh tertimpa tangga. Jangan main tuduh.
Kita jangan saling hasud, bahagia kalau antara umat pecah saling fitnah. Menjauhkan umat kepada ulama, lebih jauh lagi kecintaan kita kepada Tentara Nasional Indonesia dan POLRI dan seterusnya.
Kalau kita dapat menjaga persatuan insya Allah peristiwa semakin jauh. Kalau ingin peristiwa terus turun, kita lanjutkan saling fitnah bangsa ini, hingga hancur bangsa ini. Yang dapat menangkal dan menepis itu ialah kasih sayang sesama kita, sesama anak bangsa."
Apa yang kita lihat hari ini, semua saling fitnah dan caci maki.
Hampir disetiap media sosial, fenomena saling fitnah ini sungguh luarbiasa memprihatinkan.Sebelum menghujat dan mencaci maki, seharusnya kita sebagai umat muslim muhasabah diri.
Apakah yang kita lakukan sudah mencerminkan sikap islam dan sesuai dengan perintah-perintah Allah Ta’ala.
Rasulullah Saw bersabda:
“Kedua kaki seorang hamba tidak akan bergeser pada hari final zaman sehingga ditanya ihwal empat perkara: ihwal umurnya, untuk apa dihabiskannya, ihwal masa mudanya, dipakai untuk apa, ihwal hartanya, dari mana diperoleh dan kemana dihabiskan, dan ihwal ilmunya, apa yang dilakukan dengan ilmunya itu.” (HR. Tirmidzi).
Demikian, Wallahu A'lam.
Related Posts