Cara Mendidik Anak Berdasarkan Islam Menyerupai Yang Diajarkan Rasulullah


Image Source: prelo.co.id

Anak ialah karunia dari Allah Swt. Sebagai orang bau tanah sudah seharusnya kita menjaga anak dengan sebaik mungkin. Memenuhi kebutuhan jasmani dan rohaninya. Serta memperlihatkan pendidikan untuk bekal masa depannya semoga anak sanggup menjadi langsung yang cerdas dan berakhlakul karimah.

Sebagaimana yang telah diajarkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam, ia memperlihatkan cara-cara mendidik anak berdasarkan islam yang baik. Beliau dikenal penyayang dan penyabar. Tidak suka membentak anak, namun juga tegas dalam urusan agama.

Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata, Rasulullah Shallallau ‘alaihi wasallam berasabda,
“Sebaik-baik kalian ialah (suami) yang paling baik terhadap keluarganya dan saya ialah yang paling baik terhadap keluargaku.”  (HR.Tirmidzi)
Lewat Al-Qur'an dan hadist, Rasulullah telah memperlihatkan panduan bagaimana cara mendidik anak dalam islam, sesuai dengan posisi dan tanggung jawab masing masing. Terdapat hak antara orang-tua terhadap anak maupun anak terhadap orang tuanya. Dalam mendidik anak secara Islam, orang bau tanah perlu memahami posisi anak dalam keluarga yakni:
  1. Anak sebagai amanah bagi kedua orang tuanya
  2. Anak sebagai investasi akhirat
  3. Anak sebagai penghibur dan pemanis bagi orang tuanya
  4. Anak sebagai ujian bagi kedua orang tuanya

Untuk menghasilkan anak yang Allah ridha akan dirinya sehingga orang bau tanah pun memperoleh keberkahan dari hadirnya sang anak ditengah keluarga. Bagaimana cara mendidik anak berdasarkan islam?

Cara Mendidik Anak Dalam Islam

1. Mengajarkan ilmu tauhid

Cara mendidik anak secara islami semenjak dini yaitu dengan ilmu tauhid. Ilmu tauhid ialah ilmu perihal ketuhanan. Ilmu ini sangat penting untuk diajarkan kepada anak semenjak dini. Seperti yang dilakukan oleh Rasulullah, beliu mengajarkan anak-anaknya untuk mengucapkan "Lailaha illaallah" yang mana berarti tidak ada Tuhan selain Allah dan Allah itu Maha Esa. Dijelaskan dari Ibn Abbas, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
“Bukalah pengecap belum dewasa kalian pertama kali dengan kalimat “Lailaha-illaallah”. Dan ketika mereka hendak meninggal dunia maka bacakanlah, “Lailaha-illallah. Sesungguhnya barangsiapa awal dan simpulan pembicaraannya “Lailah-illallah”, kemudian ia hidup selama seribu tahun, maka dosa apa pun, tidak akan ditanyakan kepadanya.” (sya’bul Iman)

2. Mengajarkan anak untuk berbakti kepada orang tua

Bagaimana cara mendidik anak yg baik berdasarkan islam? Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam selalu mengajarkan kepada anak-anaknya perihal keutamaan berbakti kepada orang tua. Sebab anak yang durhaka berdasarkan islam ialah perbuatan dosa besar.
Diriwayatkan oleh Aisyah radhiyallahu ‘anha: “Aku tidak pernah melihat seseorang yang lebih menyerupai dengan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam cara bicara maupun duduk daripada Fatimah.” ‘Aisyah berkata lagi, “Biasanya apabila Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam melihat Fatimah datang, ia mengucapkan selamat tiba padanya, kemudian bangkit menyambutnya dan menciumnya, kemudian ia menggamit tangannya sampai ia dudukkan Fatimah di daerah duduk beliau. Begitu pula apabila Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam tiba padanya, maka Fatimah mengucapkan selamat tiba pada beliau, kemudian bangkit menyambutnya, menggandeng tangannya, kemudian menciumnya.” (Dishahihkan oleh Asy-Syaikh Al-Albani).

3. Mendidik anak dengan shalat

Dalam kitab Imam al Baqir dan Imam ash Shadiq ra membuktikan bagaimana seharusnya kita mengenalkan dan mendidik anak perihal shalat. Dimulai dengan :
  • Setelah anak usia 5 tahun dan telah memahami arah, maka coba tanyakan mana kepingan kanan dan kirinya. 
  • Lalu ajarkan padanya arah kiblat dan mulailah mengajaknya shalat. 
  • Pada usia 7 tahun mulai biasakan untuk membasuh muka dan kedua telapak tangannya. 
  • Kemudian ajak padanya untuk melaksanakan shalat.
  • Tata cara berwudhu secara penuh mulai diajarkan pada usia 9 tahun. Kewajiban untuk melaksanakan shalat serta santunan eksekusi bila meninggalkannya sudah sanggup di terapkan pada usia ini. Karena pada usia ini anak biasanya sudah cerdik memahami akan urutan, hukum dan tata tertib.

Beberapa riwayat menjelaskan perlu ketegasan dalam mendidik anak menyerupai beberapa hadist berikut ini;

وعن ابن عباس مرفوعا :
“علقوا السوط حيث يراه أهل البيت فإنه لهم أدب “

Dari Ibnu Abbas, Nabi bersabda, “Gantungkan cambuk di daerah yang sanggup dilihat oleh para penghuni rumah alasannya ialah itu bermanfaat untuk mendidik mereka” [Silsilah Shahihah no 1447].


وقال المناوي أيضا: أي هو باعث لهم على التأدب والتخلق بالأخلاق الفاضلة والمزايا الكاملة التي أكثر النفوس الفاظة تتحمل فيها المشاق الشديدة لما له من الشرف ولما به من الفخار.))

Al Munawi juga mengatakan, “Maksud hadits, keberadaan cambuk itu akan mendorong belum dewasa untuk bersikap sopan dan berakhlak dengan adat mulia dan pekerti yang utama, hal yang banyak jiwa bersabar untuk menanggung kesulitan semoga sanggup memilikinya ialah di dalamnya terdapat kemuliaan dan suatu yang membanggakan”.

4. Mengajarkan cara berpakaian yang sesuai syariat agama

Bagaimana cara mendidik anak perempuan berdasarkan islam? Bagi anak perempuan, Rasulullah juga memperlihatkan pendidikan perihal bagaimana menjadi Muslimah yang baik dengan cara berpakaian secara Islami. Yakni mengenakan pakaian longgar dan berjilbab syar’i.
“Wahai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, belum dewasa perempuanmu dan istri-istri orang Mukmin hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh badan mereka. Supaya mereka lebih gampang untuk dikenal, alasannya ialah itu mereka tidak di ganggu dan Allah ialah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS Al-Ahzab:59)
Diriwayatkan dari Aisyah ra bahwa Asma’ binti Abi Bakar menemui Rasulullah Saw dengan kondisi ia berpakaian pendek, aka berpalinglah Rasulullah Saw seraya berkata, “Wahai Asma’, bersama-sama wanita, apabila telah baligh, tidak pantas terlihat kecuali ini dan ini (beliau menunjuk wajah dan kedua telapak tangannya).” (HR. Abu Daud)

5. Mencintai dan bergantung pada Allah

Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Nak, saya akan memberimu beberapa pelajaran: peliharalah Allah, pasti Dia akan balas memeliharamu. Peliharalah Allah, pasti kau akan menjumpai-Nya dihadapanmu. Jika kau meminta, mintalah kepada Allah, dan jikalau kau meminta pertolongan, mohonlah kepada Allah. Ketahuilah, bersama-sama andai kata insan bersatu padu untuk memberimu suatu manfaat kepadamu, pasti mereka tidak akan sanggup memberikannya kepadamu, kecuali mereka telah ditakdirkan oleh Allah untukmu.”

:

6. Mendidik anak dengan adat mulia

Kebaikan seseorang dinilai dari 2 hal yakni agama dan akhlaknya. Sedangkan Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam ialah insan yang akhlaknya paling baik di muka bumi ini. Beliau diutus untuk memperbaiki sikap manusia. Maka dari itu, ia selalu mengajarkan nilai-nilai kebaikan kepada anak-anaknya, perihal adat dalam Islam, cara meningkatkan akhlak, korelasi adat dengan kepercayaan dalam islam , serta korelasi adat dengan kepercayaan dan Islam.
Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya saya diutus hanya untuk menyempurnakan kemuliaan akhlak.”

7. Mengajarkan ilmu agama

Cara mendidik anak berdasarkan islam dalam menghadapi cabaran masa kini yaitu dengan mempelajari dan memperdalam ilmu agama. Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam juga mengajarkan ilmu agama kepada anak semenjak dini. Sebab jikalau anak tidak dididik agama semenjak kecil maka sanggup saja ia terpengaruh pergaulan dan menjadi salah langkah. Ilmu agama yang diajarkan oleh Rasulullah kepada anaknya tentu sangat luas. Dan itu diajarkan secara sedikit demi sedikit tidak serta-merta.

8. Berlaku adil kepada anak perempuan dan laki-laki

Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah membeda-bedakan antara anak pria dan perempuan. Bukan berarti anak pria derajatnya lebih tinggi dari perempaun ataupun sebaliknya. Dalam suatu hadist dijelaskan:
Dari Nu’man bin Basyir, ia pernah tiba kepada Rasulullah kemudian berkata, “Sungguh, saya telah memperlihatkan sesuatu kepada anak laki-lakiku yang dari Amarah binti Rawwahah, kemudian Amarah menyuruhku untuk menghadap kepadamu semoga engkau menyaksikannya, ya Rasulullah.” Lalu Rasulullah bertanya, “Apakah engkau juga memperlihatkan hal yang sama kepada anak-anakmu yang lain?” Ia menjawab, “Tidak.” Rasulullah bersabda, “Bertakwalah kau kepada Allah dan berlaku adillah kau diantara anak-anakmu.”  Nu’man pun mencabut kembali pemberiannya.” (HR. Bukhari)

9. Mengajarkan ibadah puasa

Diriwayatkan dari Ar-Rubayyi’ bintu Mu’awwidz, salah satu perempuan shalehah sahabat rasul. Ia berkata: “Kami menyuruh puasa belum dewasa kami. Kami buatkan untuk mereka mainan dari perca. Jika mereka menangis alasannya ialah lapar, kami berikan mainan itu kepadanya sampai tiba waktu berbuka.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

10. Mengajari adzan untuk anak laki-laki

Bagaimana cara mendidik anak laki laki berdasarkan islam? Abu Mahdzurah bercerita: "Aku bersama 10 orang  sampaumur berangkat bersama Rasulullah dan rombongan. Pada ketika itu, Rasulullah ialah orang paling kami benci. Mereka kemudian menyerukan adzan dan kami yang 10 orang sampaumur ikut pula menyerukan adzan dengan maksud mengolok-ngolok mereka. Rasulullah bersabda, ‘Bawa kemari 10 orang sampaumur itu!’ Beliau memerintahkan,‘Adzanlah kalian!’ Kami pun menyerukan adzan."


Kemudian selesai adzan, Rasulullah bersabda‘Alangkah baiknya bunyi anak sampaumur yang gres kudengar suaranya ini. Sekarang pergilah kau dan jadilah juru adzan penduduk Mekkah.’ Beliau bersabda demikian seraya mengusap ubun-ubun Abu Mahdzurah, kemudian ia mengajarinya adzan dan bersabda kepadanya: Tentu engkau sudah hafal bukan?’ Abu Mahdzurah tidak mencukur rambutnya alasannya ialah Rasulullah waktu itu mengusapnya. (HR. Ahmad, Musnadul Makkiyah)

Demikian cara mendidik anak dengan baik berdasarkan islam. Semoga sanggup bermanfaat.
Wallahu'alam.