Pengertian Ilmu Kalam, Kaitannya Dengan Keimanan Serta Pembahasannya
Sumber gambar: sinaoo.com
Mau berguru ilmu kalam?
Fahami dulu apa itu Ilmu Kalam dan hakikatnya dalam Islam.
Ilmu kalam yaitu salah satu pembahasan mengenai dasar-dasar dalam agama islam.
Ilmu kalam tentu menjadi hal yang cukup penting untuk dibahas bagi mereka yang ingin memperdalam mengenai agama islam serta menjadi dasar untuk mengetahui perkembangan ilmu-ilmu islam.
Untuk itu kiranya perlu dibahas mengenai ilmu kalam dalam islam, biar tidak salah memahami dan menjadi pijakan yang benar untuk mempelajari islam secara utuh dan menyeluruh.
Ilmu kalam tentu tidak menjadi masalah jikalau dipelajari apalagi memperkuat pengetahuan insan wacana kehidupan ini. Terutama mengenai masalah Tujuan Penciptaan Manusia , Proses Penciptaan Manusia , Hakikat Penciptaan Manusia , Konsep Manusia dalam Islam, Hakikat Manusia Menurut Islam sesuai dengan fungsi agama dll.
Hal-hal ini yaitu mengenai hakikat tujuan insan di muka bumi ini. Tentu dengan ilmu kalam hal fundamental ini seharusnya sanggup terjawab dengan jelas.
Pengertian Ilmu Kalam
Ilmu kalam dalam islam intinya yaitu pembahasan mengenai Allah dan Rasul. Ilmu Kalam yaitu salah satu bentuk ilmu keislaman. Kajian dalam ilmu kalam terfokus pasa aspek ketuhanan (devesivasinya) atau bentuk alasannya itu disebut teologi dialetika, dan rasional.Secara harfiah kata kalam artinya pembicaraan tetapi bukan dalam arti pembicaraan sehari-hari (omongan) melainkan pembicaraan yang bernalar dan logika (akal).
Ilmu Kalam yaitu Ilmu yang membicarakan bagaimana tetapkan kepercayaan-kepercayaan keagamaan (agama islam) dengan bukti-bukti yang yakin.
Ilmu Kalam yaitu Ilmu yang membahas soal-soal keimanan yang sering juga disebut Ilmu Aqaid atau Ilmu Ushuluddin.
- 1. Rasionalitas
- 2. Logis
- Ilmu Tauhid dan Sifat dipakai Taftazani untuk membahas pentingnya keesaan dan sifat-sifat Allah.
- Ilmu Tauhid membahas serpihan terpenting dalam Islam dipergunakan oleh Muhammad Abduh (wafat 1323H/1905M).
- Ilmu Fiqh Al Akbar yang dipakai oleh Imam Abu Hanifah pada kurun ke 2H/8M.
- Ilmu Al Qoid dipakai oleh Al-Thahawi (wafat 331H/942M) dan Imam Al Gazali (wafat 505H/111M).
- Ilm Kalam dipakai oleh Ja’far Alshadiq (wafat 148H/75M), Malik (wafat 179H/795M) dan Imam Syafi’i (wafat 204H/819M).
- Ilmu Ushuludin dipakai oleh Asy’ari (wafat 324H/935M), Al-Baghdadi (wafat 42H/1037M).
- Ilmu Al Nazar dan Al Istidal dipakai oleh Taftazani didalam buku Syarh Al-Aqa’id Al Nasafiyyah mengenai pembahasan metode ilmu kalam.
Beberapa ulama memperlihatkan pendapat yang berbeda-beda sesuai dengan argument mereka masing-masing wacana definisi Ilmu Kalam :
- Menurut Al-‘iji Ilmu Kalam yaitu Ilmu yang memberi kemampuan untuk tetapkan aqidah agama (Islam) dengan mengajukan argument untuk melenyapkan keraguan-keraguan.
- Menurut Ibnu Khaldun Ilmu Kalam yaitu Ilmu yang mengandung argument-argument rasional untuk membela Aqidah-aqidah Imanya dan mengandung penolakan terhadap golongan bid’ah (perbuatan-perbuatan gres tanpa contoh) yang didalam aqidah menyimpang dari mazhab salah dan andal sunnah.
- Menurut Fu’at Al-Ahwani Ilmu Kalam yaitu memperkuat aqidah agama dengan ajaran-ajaran yang rasional.
Kaitannya dengan Keimanan
Ilmu kalam yang intinya membahas wacana dasar-dasar wacana Tuhan, tentu akan sangat berkaitan dengan keimanan. Keimanan artinya yaitu percaya atau meyakini. Seseorang tidak akan sanggup mempercayai sesuatu atau meyakini sesuatu jikalau tanpa ada landasan ilmu pengetahuan dan dasar realitas yang sangat kuat.Orang yang telah mempelajari dan membahas wacana ilmu kalam bukan berarti ia sudah niscaya besar lengan berkuasa keimanannya. Karena keimanan seseorang tentu akan turun dan naik, bergantung kepada dinamika dan kondisi diri. Hal ini sebagaimana ayat Allah, dalam QS Al Isra : 36.
“Dan janganlah kau mengikuti apa yang kau tidak memiliki pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.”
Hal ini tentu menjadi alasan bahwa insan harus mengetahui pengetahuan atau alasan alasan mengenai keimanannya. Segala hal wacana apa yang di yakini, di amalkan, dan juga dijalankan dalam hidup insan akan dimintai pertanggung jawabannya kelak di akhirat.
Mempelajari ilmu kalam yang berkaitan dengan dasar-dasar islam tentu saja akan bekerjasama pula dengan masalah-masalah rukun islam , rukun keyakinan , Fungsi Iman Kepada Kitab Allah, Fungsi Iman Kepada Allah SWT, dan Fungsi Al-quran Bagi Umat Manusia, juga masalah lainnya dalam fatwa islam.
: Keistimewaan Ali bin Abi Thalib, Dijamin Masuk Surga dan Disebut Sebagai Gerbangnya Ilmu
Materi Kajian Ilmu Kalam
Dari definisi diatas dipahami bahwa bahan kajian ilmu kalam ialah jama’ak aqoid artinya apa yang dipercayai dan diyakini oleh hati manusia.1. Ilmu kalam alasannya membahas wacana ketuhanan yang logika maksudnya dalil-dalil Aqliyah dari permasalahan sifat kalam bagi Allah mirip persoalan. Apakah Quran itu Qodim (dahulu) atau Hadits (baru).
a. Persoalan Qodimiyah Kalamullah
b. Penggunaan dalil aqli yang sebegitu rupa hingga sedikit penggunaan dalil naqli
c. Penggunaan metode argumentasi yang mirip mantiq
2. Ilmu Ushuluddin
Sebab penamaan ilmu ushuluddin terfokus pada aqidah atau keyakinan Allah SWT, itu Esa Shifa, Esa Af’al dll. Atau yang membahas pokok-pokok Agama.
3. Ilmu Tauhid
Sebab penamaan Ilmu Tauhid alasannya ilmu ini membahas masalah keesaan Allah SWT, yaitu salah satu serpihan yaitu I’tiqodun biannallahata’ala waahidada laasyariikalah.
4. Teologi Islam
Karena teologi membicarakan zat Tuhan dari segalah aspeknya. Dan perhatian Tuhan dengan Alam semeseta alasannya teologi sangat luas sifatnyat. Teologi setiap agama bersifat luas maka bila di pautkan dengan islam (teologi islam) pengertiannya sama dengan Ilmu Kalam di sebut pula ilmu jaddal (debat) ilmu alqoid dll.
Sejarah Munculnya Ilmu Kalam
Sejarah munculnya ilmu kalam berawal semenjak wafatnya Nabi Muhammad SAW, timbullah persoalan-persoalan dikalangan umat islam wacana siapakah pengganti Nabi (Khalifatul Rasul) lalu masalah itu sanggup diatasi sesudah dibai’atnyua / diangkatnya Abu Bakar As-Sidiq sebagai khalifah.Setelah Abu Bakar wafat kekhalifahan dipimpin Umar Bin Khatab pada masa kepemimpinan Umar Bin Khatab umat islam tampak tegar dan mengalami Ekspansi mirip kejazirah Arabian, palestina, syiria, sebagian wilayah Persia dan Romawi serta Mesir.
Setelah kekhalifahan Umar bin Khatab berakhir maka Utsman Bin Affan menjadi Khalifah, Utsman termasuk dalam golongan Quraisy yang kaya kaum keluarganya terdiri dari orang-orang Aristokrat Mekkah alasannya pengalaman dagangnya mereka memiliki pengetahuan Administrasi.
Pengetahuan mereka ini bermanfaat dalam memimpin Administrasi daerah-daerah diluar semenanjung arabiah yang bertambah masuk kebawah kekuasaaan islam.
Namun alasannya pada masa kekhalifahan Utsman cenderung kepada nepotisme terjadilah ketidakstabilan dikalangan umat islam dengan banyaknya penentang-penentang yang tidak oke kepada khalifah Ustman puncaknya tewas terbunuh oleh pemberontak dari Kufah, Basroh dan Mesir.
Setelah Ustman wafat Ali bin Abi Thalib sebagai calon terkuat terpilih sebagai khalifah yang keempat tetapi ia segera menerima tantangan dari pemuka-pemuka yang ingin pula menjadi khalifah mirip Thalah, Zubair dan Aisyah insiden ini dikenal dengan perang jamal.
Tantangan kedua tiba dari Muawiyah bin Abi Sufyan yang juga ingin menjadi khalifah dan menuntut kepada ali supaya menghukum pembunuh-pembunuh Ustman.
Dari peristiwa-peristiwa tersebut munculah Teologi asal muasal (sejarah munculnya kalam).
Permasalahan Ilmu Kalam Dalam Islam
Salah satu yang menjadi permasalahan dalam ilmu kalam yaitu pembahsan wacana golongan, sebagaimana yang terjadi pada insiden diatas.Hal ini mirip hadist dari Rasulullah berikut:
Kaum Yahudi terpecah menjadi 71 golongan: semuanya masuk neraka, kecuali satu golongan. Kaum Kristen terpecah menjadi 72 golongan: semuanya masuk neraka, kecuali satu golongan. Dan umat Islam ini akan terpecah menjadi 73 golongan semuanya masuk neraka, kecuali satu golongan.
Atau yang disampaikan dalam hadist berikut: “Umat ini akan terpecah menjadi 72 golongan. Semuanya masuk neraka, kecuali satu golongan , yaitu al-jamah”.
Jika di telaah lebih dalam tentunya masih banyak aspek yang perlu dipahami dari Ilmu ini. Namun tentunya hal tersebut membutuhkan pembahasan khusus.
Related Posts