Deteksi Semenjak Dini Tanda-Tanda Kanker Usus Besar Dan Berikut Pencegahannya

Deteksi Sejak Dini Gejala Kanker Usus Besar dan Berikut Pencegahannya Deteksi Sejak Dini Gejala Kanker Usus Besar dan Berikut Pencegahannya
Image Source: idntimes.com

Apa saja tanda-tanda kanker usus besar? Kanker usus besar ialah tumbuhnya sel kanker yang ganas di dalam permukaan usus besar atau rektum. Kanker ini sering menyerang laki-laki dan perempuan usia lanjut yaitu sekitar 50 tahun. Beberapa tanda-tanda kanker usus besar menyerupai mirip sakit perut biasa. Jangan hingga Anda lengah dan tertipu.

Pasalnya, pada dikala kanker usus masih dalam tahap awal, kemungkinan besar penderita tidak akan mencicipi tanda-tanda apa pun. Kanker usus besar stadium awal umumnya tidak memperlihatkan tanda-tanda yang begitu berarti. Akibatnya, banyak orang yang gagal mendapat diagnosis semenjak dini kanker usus besar ini.

Apa itu tanda-tanda kanker usus? Kanker usus besar bisa dikenali dengan gejala-gejalanya. Oleh alasannya ialah itu kita harus mengetahui apa saja ciri-ciri dan tanda-tanda kanker usus besar sejauh yang bisa kita amati, alasannya ialah yang namanya penyakit kita tidak tahu kapan penyakit itu datang. Seperti kata pepatah lebih baik mencegah daripada mengobati.

Pada kesempatan kali ini akan menawarkan klarifikasi wacana tanda-tanda kanker usus besar, penyebab, dan pengobatannya.

:

Gejala kanker usus besar

Kanker usus besar bisa dikenali dengan gejala-gejalanya. Beberapa tanda-tanda yang sanggup dirasakan penderita kanker usus besar meliputi:.
  • Adanya darah pada kotoran (feses) atau bahkan pendarahan di anus.
  • Berubahnya tekstur kepadatan kotoran, baik bertambah keras hingga hasilnya menjadi konstipasi ataupun bertambah cair (diare).
  • Menurunnya berat badan.
  • Tubuh terasa lelah.
  • Nyeri atau kram pada cuilan perut.
  • Perut kembung.
  • Meningkatnya frekuensi buang air besar atau diare.
  • Konstipasi.
  • Nafsu makan menurun.
Tidak semua tanda-tanda tersebut akan dirasakan oleh penderita. Sebagian ada yang sering buang air besar disertai darah pada kotorannya, sebagian lainnya tidak disertai darah. Namun mereka sama-sama mencicipi nyeri di cuilan perut.

Segera temui dokter jikalau Anda mencicipi gejala-gejala kanker usus besar, terutama jikalau mengalami diare bergantian dengan konstipasi selama lebih dari tiga minggu. Harap waspada juga jikalau usia Anda telah mencapai 50 tahun ke atas dan mencicipi gejala-gejala tersebut.

Penyebab kanker usus besar

Apa penyebab kanker usus? Kanker terjadi ketika terjadi mutasi genetik, di mana sel-sel DNA di area tubuh tertentu tumbuh secara tidak terkendali dan bersifat merusak. Pada penyakit kanker usus besar, pertumbuhan abnormal sel tersebut bermula pada lapisan usus cuilan dalam, kemudian menjalar dan menghancurkan sel-sel lain di dekatnya, atau bahkan hingga ke beberapa area tubuh lainnya.

Mutasi genetik pada kanker usus besar ini diduga bersifat keturunan. Artinya, seseorang yang mempunyai anggota keluarga dengan kanker usus besar akan lebih berisiko untuk menderita penyakit ini. Terdapat dua jenis kanker usus besar yang bersifat keturunan, yakni:

Hereditary nonpolyposis colorectal cancer (HNPCC). Kelainan ini dikenal juga dengan nama sindrom Lynch. Seseorang dengan sindrom Lynch akan berisiko tinggi mengidap kanker usus besar sebelum usia 50 tahun.

Familial adenomatous polyposis (FAP). FAP merupakan penyakit langka yang mengakibatkan munculnya ribuan benjolan kecil (polip) pada dinding usus besar dan rektum. Seseorang dengan FAP berisiko berkali-kali lipat untuk menderita kanker usus besar sebelum usia 40 tahun.
Meski penyebabnya tidak diketahui, beberapa faktor berikut ini sanggup meningkatkan risiko seseorang terkena penyakit kanker usus besar:
  • Terlalu banyak mengkonsumsi daging merah dan
  • Kekurangan serat.
  • Mengonsumsi minuman beralkohol.
  • Merokok.
  • Mengalami kelebihan berat tubuh atau obesitas.
  • Berusia di atas 50 tahun.
  • Menderita penyakit gangguan pencernaan, salah satunya ialah kolitis ulseratif atau radang kronis di usus besar.
  • Menderita diabetes.
  • Kurang berolahraga.
  • Memiliki orang renta atau saudara kandung yang menderita kanker usus besar.
  • Menderita familial adenomatous polyposis (FAP), yaitu gangguan genetika yang mengakibatkan tumbuhnya gumpalan-gumpalan sel atau polip di dalam usus besar.

Tahapan perkembangan kanker usus besar

Ada empat tahapan yang memilih tingkat keparahan penyakit kanker usus besar, yaitu:

Stadium 1 

Pada tahap ini kanker sudah mulai tumbuh di dalam usus besar, namun belum menyebar alasannya ialah masih terhalang dinding usus.

Stadium 2 

Pada tahap ini kanker telah menyebar ke seluruh dinding usus besar, bahkan menembusnya.

Stadium 3 

Pada tahap ini kelenjar getah bening yang letaknya berdekatan dengan usus besar telah digerogoti oleh kanker.

Stadium 4

Ini merupakan tingkat paling parah dari penyebaran kanker usus besar. Pada tahap ini kanker telah makin jauh menyebar dan menyerang organ-organ tubuh lainnya, contohnya paru-paru dan hati.

Penentuan tingkat keparahan kanker usus besar bisa dilakukan melalui diagnosis. Hal ini berkhasiat dalam membantu dokter untuk menawarkan pengobatan yang tepat.

Diagnosis kanker usus besar

Untuk mengetahui apakah seorang pasien menderita kanker usus besar, dokter terlebih dahulu akan menanyakan gejala-gejala yang dirasakan. Selain itu, dokter juga akan menanyakan apakah pasien menderita suatu kondisi tertentu yang sanggup meningkatkan risiko terkena kanker usus besar atau apakah pasien mempunyai kerabat bersahabat penderita kanker usus besar.

Setelah klarifikasi didapat, dokter kemungkinan akan mengecek kondisi anus pasien untuk melihat adanya pembengkakan. Sebuah alat yang disebut sigmoidoskopi sanggup dipakai dokter jikalau diperlukan. Sigmoidoskopi merupakan alat berbentuk selang kecil yang dilengkapi lampu dan kamera di ujungnya untuk dimasukkan ke usus besar melalui anus. Melalui monitor, dokter sanggup melihat apakah ada tanda-tanda kanker usus besar.

Selain sigmoidoskopi, ada beberapa macam investigasi yang sanggup dilakukan untuk mengetahui keberadaan kanker usus besar, terutama jikalau sigmoidoskopi saja dirasa dokter belum cukup. Beberapa investigasi tersebut adalah:

Kolonoskopi 

Konsep investigasi ini bergotong-royong sama menyerupai sigmoidoskopi. Hanya saja pada kolonoskopi, alat yang dipakai lebih panjang sehingga bisa menjangkau lebih dalam ke usus besar. Kamera yang dipasang di ujung kolonoskopi bisa menawarkan gambar bagian-bagian usus besar yang tidak normal akhir serangan kanker. Bahkan jikalau diperlukan, biopsi atau pengambilan sampel bisa dilakukan dengan alat khusus yang disertakan pada kolonoskopi. Sampel tersebut selanjutnya diteliti di laboratorium guna mendeteksi adanya kanker. Sebelum melaksanakan kolonoskopi, pasien akan diberi obat pencahar oleh dokter biar perutnya higienis dari kotoran, sehingga hasil yang didapat dari proses pengamatan akan jauh lebih baik.

Kolonoskopi virtual 

Pemeriksaan ini disebut juga dengan CT colonography. Biasanya investigasi ini dilakukan jikalau pasien tidak sanggup menjalani kolonoskopi biasa alasannya ialah alasan medis tertentu. Di dalam kolonoskopi virtual, selang khusus akan dimasukkan ke anus. Gas kemudian akan dipompakan melalui selang, sehingga usus pasien akan sedikit mengembang. Setelah itu, dokter akan bisa mengamati keadaan usus dari segala sudut dengan proteksi CT scan.

Pengobatan kanker usus besar

Apa pengobatan kanker usus? Stadium atau tingkat keparahan kanker akan memilih jenis pengobatan apa yang akan dilakukan oleh dokter. Berikut ini ialah tiga jenis pengobatan utama pada kasus kanker usus besar.

Kemoterapi

Kemoterapi merupakan cara untuk membunuh sel-sel kanker melalui pemberian sejumlah obat-obatan. Obat-obatan ini sanggup berbentuk tablet yang diminum, infus, atau kombinasi keduanya. Beberapa teladan obat kanker usus besar ialah cetuximab dan bevacizumab.

Pada kasus kanker usus besar, kemoterapi biasanya dilakukan sebelum operasi dengan tujuan untuk menyusutkan tumor, meredakan tanda-tanda yang dirasakan pasien, atau memperlambat penyebaran kanker. Kemoterapi juga bisa diberikan pascaoperasi untuk mencegah kanker muncul kembali.

Waktu pelaksanaan kemoterapi biasanya dibagi menjadi beberapa siklus, tergantung kepada tingkat keparahan kanker. Kebanyakan pasien kanker usus besar biasanya menjalani sesi infus kemoterapi selama beberapa jam atau hari dalam waktu dua hingga tiga ahad sekali. Tiap siklus kemoterapi dipisahkan oleh jeda waktu istirahat selama beberapa ahad dengan tujuan biar penderita sanggup memulihkan diri dari efek kemoterapi. Beberapa efek samping kemoterapi adalah:
  • Mual
  • Muntah
  • Lelah
  • Kaki dan tangan terasa gatal atau panas
  • Sariawan
  • Diare
  • Rambut rontok
  • Biasanya efek samping ini akan hilang sesudah pengobatan kemoterapi berakhir.

Radioterapi

Tujuan radioterapi sama menyerupai kemoterapi, yaitu untuk membunuh sel-sel kanker. Namun pada radioterapi, metode pengobatan dilakukan dengan memakai pancaran radiasi.

Sebelum operasi, radioterapi bisa dilakukan untuk memperkecil ukuran tumor atau meringankan tanda-tanda apabila kanker telah menyebar ke bagian-bagian tubuh yang lain. Sedangkan radioterapi yang dilakukan pascaoperasi bertujuan untuk mencegah kanker supaya tidak kembali.
Beberapa efek samping radioterapi adalah:
  • Menjadi sering buar air kecil
  • Diare
  • Lelah
  • Mual
  • Kulit di sekitar anus atau panggul terasa panas


Ada dua jenis radioterapi, di antaranya:
  1. Radioterapi eksternal. Pada metode ini sel-sel kanker dihancurkan dengan memancarkan gelombang radiasi tingkat tinggi ke kanker pasien. Biasanya terapi ini dilakukan sebanyak lima hari dalam seminggu, selama satu hingga lima minggu. Tiap sesi pengobatan akan menghabiskan waktu sekitar sepuluh hingga lima belas menit.
  2. Radioterapi internal. Pada metode ini kanker usus akan disusutkan dengan memakai selang radioaktif yang diletakkan di sebelah kanker. Radioterapi internal biasanya dilakukan sebanyak satu sesi sebelum operasi.

Operasi

Jenis operasi penanganan kanker usus besar dilakukan tergantung dari tingkat keparahan penyebaran kanker itu sendiri. Jika kanker yang terdiagnosis masih dalam tahap awal, biasanya operasi bisa dilakukan lewat kolonoskopi untuk menghilangkan pertumbuhan kanker. Jika tidak bisa melalui kolonoskopi, maka bisa diangkat melalui operasi ‘lubang kunci’ atau laparoskopi.

Jenis mekanisme kedua dinamakan operasi kolostomi. Ini dilakukan jikalau kanker telah menyebar melalui dinding-dinding usus. Melalui kolostomi, cuilan usus besar yang telah digerogoti oleh kanker akan diangkat. Selain itu, kelenjar getah bening di sekitarnya juga akan di angkat.

Jika kondisi kesehatan pasien sudah sangat jelek akhir penyebaran kanker yang sudah parah, maka tujuan dilakukannya operasi hanyalah untuk meringankan tanda-tanda pasien. Dengan dikombinasikan dengan kemoterapi atau radioterapi, langkah ini diharapkan sanggup meningkatkan peluang hidup pasien.

Pencegahan kanker usus besar

Kita sanggup mencegah kanker usus besar dengan cara menerapkan pola hidup sehat guna memperkecil risiko terkena penyakit tersebut. Di antaranya ialah dengan:
  • Rutin berolahraga. Disarankan untuk rutin berolahraga selama dua setengah jam dalam seminggu. Jenis-jenis olahraga yang bisa Anda lakukan contohnya ialah jalan cepat atau bersepeda.
  • Mengonsumsi makanan sehat. Untuk menghindari risiko kanker usus besar, konsumsilah makanan yang kaya akan serat, contohnya buah-buahan, kacang-kacangan, atau sereal. Perbanyak mengonsumsi ikan dan kurangi konsumsi daging.
  • Menjaga berat badan.
  • Berhenti merokok.
  • Mengurangi atau menghindari minuman beralkohol. Secara umum, rekomendasi yang disarankan ialah tidak lebih dari 2 unit alkohol per hari. Dua unit alkohol ini sederhananya sama dengan kurang lebih 1.5 kaleng bir atau 1.5 gelas anggur (wine). Perlu diingat bahwa masing-masing minuman keras mempunyai kadar alkohol yang berbeda, sehingga jumlahnya pun harus diadaptasi biar tidak melebihi batas maksimal per hari.
  • Selain dengan menjalani pola hidup sehat, kanker usus besar juga bisa dicegah atau dideteksi sedini mungkin dengan melaksanakan skrining. Metode investigasi ini sangat dianjurkan terutama bagi mereka yang mempunyai keluarga dengan riwayat kanker usus, serta bagi orang-orang yang telah berusia 50 tahun.
Nah itulah klarifikasi wacana gejala, penyebab, serta pengobatan dari kanker usus besar ini. Apabila kanker usus yang Anda derita mempunyai ciri-ciri atau tanda-tanda diatas, sebaiknya konsultasikan kepada dokter. Agar mendapat perawatan lebih lanjut.

Demikian apa saja tanda-tanda kanker usus besar yang bisa menambah wawasan Anda. Semoga bermanfaat.