Do'a Syukur Nikmat, Supaya Rezekinya Barokah Dan Selalu Bersahabat Allah


Doa bersyukur via hubunganmanusiadenganalloh.blogspot.com

Kita harus bersyukur kepada Allah atas semua rahmat yang telah dilimpahkan kepada kita. Banyak caranya, salah satunya yakni selalu istiqomah beribadah dan tak lupa membaca doa syukur nikmat berikut ini.

Doa yang akan dibagi kali ini yakni bacaan do a syukur nikmat kepada Allah SWT lengkap bahasa arab, latin dan artinya. Kita sebagai insan wajib selalu bersyukur atas segala nikmat yang Allah berikan, kami disini juga akan membahas mengenai klarifikasi syukur nikmat dalam islam.

Ketika Allah menawarkan nikmat kepada hamba-Nya, maka yang harus dilakukan pertama kali yakni bersyukur. Dalam firman-Nya, Allah telah menyebutkan ihwal bersyukur. Apakah yang dimaksud dengan syukur nikmat? Apa lawan dari syukur nikmat? Dibawah inilah penjelasannya.

Makna Syukur dalam Al-Quran

Rasul saw pernah bersabda bahwa orang yang paling bersyukur ialah insan yang paling qanaah (menerima dukungan Allah) dalam kehidupannya, sedang insan yang paling kufur yakni insan yang rakus dan tamak. Karena orang yang rakus itu tak pernah menikmati yang sudah ia terima, tapi ia masih terus berangan-angan terhadap apa yang belum ia miliki.

Imam ali ra menyampaikan orang yang qanaah yakni orang yang kaya. Sedangkan yang rakus/tama’ yakni bersama-sama orang fakir.

A. KATA SYUKUR DALAM AL-QURAN
Kata “Syukur” dan yang seakar dengannya disebutkan sebanyak 75 kali dalam al-Quran. Menariknya, kata al-Quran juga menyebutkan sejumlah yang sama (75 kali) untuk kata “Bala’” (Musibah). Sebagian mufassir menyampaikan bahwa tampaknya hal ini mengindikasikan bahwa Allah SWT ingin menyampaikan bahwa adanya petaka itu sebab kurangnya bersyukur kepada Allah SWT.

B. PERINTAH BERSYUKUR DAN LARANGAN KUFUR
“Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; “Sesungguhnya kalau kau bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan kalau kau mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” (QS. Ibrahim: 7)

Pada ayat diatas Allah mengumumkan kepada kita bahwa kalau kita bersyukur atas nikmat2 yang kita terima, maka Allah akan menambah nikmat diatas kenikmatan yang telah diberikan-Nya pada kita. Tambahan nikmat yang dimaksud disini bisa berbentuk zahir (seperti harta yang bertambah), ataupun batin (misal: ketentraman hati, kebahagiaan keluarga, kekhusyuan shalat, ataupun nikmat-nikmat yang nanti akan kita terima di akherat nanti).

Kemudian dikala hamba-Nya kufur nikmat, bahasa yang dipakai Allah dalam ayat diatas tidak dengan “akan saya adzab” (semodel dng dikala bersyukur: akan saya tambah nikmat), tapi cukup dengan warning bahwa “adzab-Ku sangat pedih”.

Makara kalau nantinya seseorang mendapatkan adzab, itu yakni hasil dari apa yang beliau lakukan sendiri, bukan sebab Allah. Sebagaimana dengan nikmat, makna “adzab” pun bermacam-macam. Bisa saja bentuknya yakni dicabutnya nikmat dengan aneka macam cara. Bentuk-bentuk siksaan lain contohnya yakni dicabutnya rasa takut kita untuk berbuat dosa, kita tidak lagi merasa rindu dengan nirwana dikala diceritakan, dll.

C. MUSIBAH TIDAK MENIMPA ORANG-ORANG YANG BERSYUKUR
Musibah (bala’) bersama-sama tidak akan pernah muncul dikala seseorang selalu merasa bersyukur. Karena apapun yang diterimanya beliau akan merasa bahwa itu yakni yg terbaik baginya, sehingga ia bersyukur atasnya.

“Mengapa Allah akan menyiksamu, kalau kau bersyukur dan beriman? Dan Allah yakni Maha Mensyukuri lagi Maha Mengetahui.” (QS.An-Nisa: 147)

Allah tidak akan menyiksa (menimpakan musibah) kalau kita bersyukur dan beriman. Oleh sebab itu selalu ingatlah kepada Allah dan bersyukurlah, jangan kufur nikmat. Demikian menyerupai firman-Nya berikut:

Karena itu, ingatlah kau kepada-Ku pasti Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kau mengingkari (nikmat)-Ku. (QS. Al-Baqarah: 152)

Ketika kita mengingat-ingat nikmat Allah bersama-sama nikmat tersebut tak terhingga jumlahnya. “Dan kalau kau menghitung-hitung nikmat Allah, pasti kau tak sanggup memilih jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. An-Nahl: 18)

Kalau menghitung saja kita tidak akan mampu, bagaimana mungkin kita akan bisa untuk mensyukuri dengan sempurna?


Hikmah syukur nikmat via ceramahmotivasi.com

D. SYUKUR ADALAH IBADAH YANG TAKKAN PERNAH SAMPAI KE PUNCAKNYA
Syukur yakni ibadah yang tidak akan pernah hingga pada puncaknya. Antara lain sebab setiap ungkapan syukur yakni sesuatu yang harus disyukuri pula, sebab taufik dan kemampuan yang diberikan-Nya lah kita sanggup melakukannya.

Allah berfirman kepada Musa as: “Hai Musa, bersyukurlah kepada-Ku dengan syukur yang sebenarnya. Kemudian Musa as berkata: bagaimana saya bersyukur sebenar-benarnya, sedangkan tiada ungkapan syukur yang kuungkapkan kepadaMu melainkan itu juga merupakan nikmatMu. Allah SWT menjawab: Ya Musa, kini kau gres bersyukur sebenar-benarnya sebab kau menyakini bahwa segala sesuatu yakni pemberian-Ku.”

Syukur yakni menampakkan dan memakai nikmat Allah baik dalam keyakinan di hati, ungkapan, amalan praktek.

E. BERSYUKUR ADALAH SYARAT TAUHID
“Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezeki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, kalau benar-benar hanya kepada-Nya kau menyembah.” (QS al-Baqarah [2:172])

Ayat tersebut menyampaikan bahwa kita belum disebut sebagai benar-benar mengesakan Allah, menyembah Allah yang Maha Esa kalau kita belum bersyukur kepada-Nya.

F. SYUKUR ATAU KUFUR SEJATINYA UNTUK DIRI KITA SENDIRI
“Dan sesungguhnya telah Kami berikan hikmat kepada Luqman, yaitu: “Bersyukurlah kepada Allah. Dan barangsiapa yang bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan barangsiapa yang tidak bersyukur, maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji”.(QS Luqman:12)

Apa lawan dari syukur nikmat? lawan dari syukur nikmat yakni kufur nikmat atau mengingkari nikmat Allah.

Konsep Al-Quran menyampaikan bahwa setiap perbuatan itu akan kembali kepada diri pelakunya sendiri. Allah tidak membutuhkan perbuatan baik kita, tapi kitalah yang membutuhkannya. Seperti dalam ayat lain “In ahsantum ahsantum li anfusikum, wa in asa’tum fa laha” (jika kalian berbuat baik sejatinya itu perbuatan baik untuk diri kalian sendiri, demikian juga dengan perbuatan jelek juga akan kembali kepada pelakunya sendiri).

Demikian juga dengan bersyukur. Allah tidak membutuhkan syukur kita, tapi kitalah yang membutuhkan syukur itu untuk diri kita sendiri. Jika seluruh makhluq kufur pun, tidak akan mengurangi kekuasan dan kekayaan Allah SWT.

Dibawah ini merupakan hadits syukur nikmat riwayat muslim

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ انْظُرُوا إِلَى مَنْ أَسْفَلَ مِنْكُمْ وَلَا تَنْظُرُوا إِلَى مَنْ هُوَ فَوْقَكُمْ فَهُوَ أَجْدَرُ أَنْ لَا تَزْدَرُوا نِعْمَةَ اللَّهِ 

Dari Abu Hurairah berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Pandanglah orang yang berada dibawah kalian, jangan memandang yang ada di atas kalian, itu lebih laik menciptakan kalian tidak mengkufuri nikmat Allah” (HR. Muslim).

Dalam hadis ini, Rasulullah Saw memperingatkan , bahwa insan harus bersikap syukur terhadap nikmat Allah Swt yang dianugerahkan kepadanya. Dan resep yang dijelaskan Rasulullah Saw yakni insan semoga memandang ke bawah atau lebih rendah dalam hal keduniaan seperti; kedudukan, pangkat, dan harta kekayaan sebab hal tersebut akan mendorong insan untuk lebih bersyukur.

Dan Manusia harus sadar bahwa, kedudukan atau pangkat serta harta kekayaan yang lebih tinggi yang dimiliki orang lain itu merupakan ujian, sehingga insan lebih selamat memandang ke bawah dalam hal tersebut. sehingga terhindar dari perilaku mengandai-andai yang menjadikan insan akan jauh dari syukur nikmat.


Syukur nikmat via nusantaramengaji.com

Doa Syukur Nikmat

رَبِّ أَوْزِعْنِي أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِي أَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلَى وَالِدَيَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضَاهُ وَأَصْلِحْ لِي فِي ذُرِّيَّتِي إِنِّي تُبْتُ إِلَيْكَ وَإِنِّي مِنَ الْمُسْلِمِينَ

Rabbi aw zi’niy an asykura ni’matakallatiy an’amta ‘alayya wa’alaa waalidayya wa an a’mala shaalihan tardhaahu wa ashlihliy fii dzurriyyatiy inniy tubtu ilayka wa inniy minal muslimiin

Artinya : “Ya Tuhanku, tunjukilah saya untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya saya sanggup berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhai; berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya saya bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya saya termasuk orang-orang yang berserah diri”. (Q.S. Al-Ahqaf : 15).

Lalu apa pesan yang tersirat syukur nikmat? Hikmah yang sanggup kita ambil dari syukur nikmat yakni Allah akan menambah nikmatnya, dijauhkan dari siksa neraka, mengajarkan kita bahwa nikmat yang telah kita terima tidak akan bisa kita terima tanpa kebaikan Allah maka kita harus selalu bersyukur, serta menjadikan kita insan yang selalu berjalan dijalan yang benar dan tidak tinggi hati.

Nah, itulah klarifikasi mengenai syukur nikmat, demikian klarifikasi yang bisa kami sampaikan. Semoga bermanfaat.