Fakta Miris! Akhir Game Online, 7 Anak Di Banyumas Alami Gangguan Mental


Gambar ilustrasi terapiotak.com

Pak-buk mulai kini perhatikan belum dewasa Anda.

Jangan hingga tragedi yang dialami belum dewasa di Bayumas ini menimpa buah hati Anda.

Ini fakta mencengangkan yang diungkap Dokter Spesialis Jiwa RSUD Banyumas, dr Hilma Paramita Sp.Kj!

Fakta mengejutkan! Sepanjang 2018, 10 orang didiagnosa mengalami gangguan jiwa atau gangguan mental akhir game online.

Dari jumlah itu, tujuh di antaranya yakni belum dewasa dengan rentang usia SD simpulan dan usia SMP.

Dokter Spesialis Jiwa RSUD Banyumas, dr Hilma Paramita Sp.Kj menyampaikan di usianya, belum dewasa lebih gampang terpengaruh.

Secara mental, belum dewasa pun belum dapat memilah atau mengendalikan keinginannya.

Semakin muda, semakin rentan, tapi di usia lebih kecil lagi kan interaksi dengan ponsel atau komputer relatif lebih sedikit,” ujar dr Hilma, Rabu malam (10/10/2018), menyerupai dilansir dari liputan6.com.

Dari kasus gangguan mental akhir game online yang yang ditanganinya, rata-rata pasien sudah sudah tak dapat mengendalikan diri untuk tak bermain game online.

Mereka tak lagi dapat melepas ketergantungan pada game online. Akibatnya, pada tahap ini, orang dengan gangguan mental akhir game online sudah tak lagi dapat beraktivitas secara normal.

Pada anak-anak, mereka sudah enggan berguru dan menentukan game online, prestasi berguru pun turun.

Bukan hanya itu,  impian untuk bermain dengan sobat seumurannya pun hilang. Mereka lebih menentukan berdiam diri di kamar atau ke rental komputer untuk bermain game online.

Di tingkat lebih parah, ada belum dewasa yang udah tak mau lagi sekolah,” terang dr Hilma Paramita.

Dalam kondisi menyerupai ini, keluarga pun sudah tidak dapat menanganinya.

Sebab, kadang-kadang kecanduan game online ini sudah memicu tindakan destruktif dan bahkan mengancam keselamatan orang lain.

Dr Hilma mengatakan, kecanduan game online dapat pula memicu kenakalan remaja.

Kriteria gangguan jiwa adiksi game internet atau online itu yakni akhir terlalu banyak berinteraksi gim online. Biasanya memiliki sifat yang memicu obsesif seseorang,” ujarnya.

Menurut dia, nyaris seluruh game online dapat menjadi pemicu gangguan mental. Akan tetapi, kecenderungannya yakni gim yang memacu adrenalin.

: Awas!! Bukan Hanya Menyayat Tangan, Ini 7 Challenge di Medsos yang Mengancam Remaja

Dia menerangkan, terapi untuk gangguan jiwa akhir game online di RSUD Banyumas dilakukan dengan dua cara.

Pertama, diberi obat penenang biar pasien tak agresif.

Kedua, pasien diajak untuk berinteraksi dengan masyarakat secara riil. Jika masih berusia anak, maka pasien diajak untuk menjajal bermacam-macam permainan anak-anak.

Dr Hilma pun memperingatkan, kasus gangguan mental akhir game online pada belum dewasa tak mesti karena keluarga yang tak harmonis. Bisa saja anak tersebut berasal dari keluarga yang rukun bahagia.

Nah, pak-buk berguru dari kasus diatas!

Mencegah lebih baik daripada mengobati, oleh alasannya yakni itu awasi selalu belum dewasa Anda. Bila perlu batasi penggunaan Gadget pada anak-anak.

Demikian, semoga bermanfaat!