Jadi Sorotan Dunia Akhir Relawan Ajaib Mengaku Diusir Dari Palu, Ini Klarifikasi Bnpb


Kepala Pusat Data, Informasi dan Hubungan Masyarakat BNPB, Sutopo Purwo Nugroho. (foto: rmol.com)

Jangan dulu menghujat!

Terkait kabar pengusiran relawan absurd oleh BNPB yang menjadi sorotan dunia dan diberitakan media internasional.

Ini klarifikasi dan alasan BNPB atas pengusir relawan tersebut!

Terkait santernya gosip relawan absurd yang diusir dari palu, BNPB angkat bicara.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebut sejumlah relawan absurd yang diusir dari Palu tak mempunyai izin untuk membantu proses penanganan pasca gempa dan tsunami dan Sulawesi Tengah dan sekitarnya. Sejumlah relawan itu bahkan hanya memegang visa turis.

"Relawan absurd yang diminta keluar Palu yaitu relawan absurd yang tidak mempunyai izin dan tidak berkoordinasi sebelumnya. Mereka memakai visa turis. Mereka yang mempunyai keahlian yang tidak dibutuhkan," kata Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho, Kamis (11/10/2018).

Sutopo menuturkan sejumlah relawan absurd yang diusir itu tidak berkoordinasi dengan pihak Kementerian Luar Negeri ataupun BNPB.

Selain itu, dukungan yang akan mereka berikan juga tidak dibutuhkan dalam proses penanganan di Palu dan sekitarnya.

"Sejak awal pemerintah Indonesia hanya akan mendapatkan dukungan empat kebutuhan yaitu transportasi udara, tenda, genset dan water treatment. Relawan absurd bidang SAR dan medis tidak diperlukan. Sementara relawan absurd tiba-tiba masuk ke daerah peristiwa dan tidak berkoordinasi dengan Kemenlu dan BNPB," papar Sutopo, ibarat dilansir dari detik.com.

:

Untuk diketahui, sebelumnya sejumlah relawan absurd mengaku diminta meninggalkan Palu oleh pihak berwenang.

Mereka bahkan menyebut dukungan relawan absurd tidak dibutuhkan.

Seperti dilansir AFP, Kamis (11/10/2018), para relawan absurd mengaku dicegah mengakses daerah Palu yang terdampak gempa dan tsunami.

Relawan Gift of the Givers, Ahmed Bham dari Afrika Selatan, diberi tahu bahwa ada peraturan gres yang melarang tim SAR absurd menyelamatkan korban tewas.

Bham menyampaikan para relawan absurd disuruh kembali ke negaranya. Dia menyebut 'mereka' tidak membutuhkan dukungan relawan absurd tanpa merinci siapa 'mereka' yang dimaksud.

"Kami punya tim SAR berpengalaman dengan alat-alat yang spesifik. Saya ingin menggunakannya," kata Bham kepada AFP di Palu.

Yang perlu kita sadari, setiap negera memang mempunyai peraturan masing-masing, termasuk juga persoalan relawan.

Terkait motif yang sebenarnya, tidak ada yag tahu. Oleh alasannya yaitu itu lebih baik kita tak ikut-ikutan menghujat!

Dibalik apa yang dilakukan BNPB niscaya sudah ada pertimbangan yang matang, baik untuk masyarakat ataupun Negara!