Jangan Pernah Bersedih Saudariku, Meski Tak Pernah Hamil Kalian Tetaplah Sempurna
Gambar ilsutrasi dilansir dari kompasiana.com
Tak dapat dipungkiri...
Ada saja orang yang berceloteh, "sudah nikah nggak hamil-hamil, bukan perempuan tepat tuh!!"
Hmmm... Lalu bagaimana dengan Ummul Mukminin Aisyah yang seumur hidup tak mempunyai keturunan?
Cuma dapat ngelus dada dan beristighfar sama orang yang suka nyinyir!
Lebih baik kalau kita pandai-pandai menjaga ekspresi lagi dan lagi.
Kepada pengantin gres dan pengantin usang yang tidak jua mengabarkan kehamilannya, tak perlulah iseng bertanya "Kapan punya momongan nih?"
Itu sama saja bertanya "Kapan matahari terbit dari barat?"
Hanya Allah yang tahu jawabannya, jadi ngapain nanya ke pasutri yang juga tak tahu harus jawab apa.
Ingatlah, setiap perempuan itu tepat dengan segala takdir yang Allah gariskan untuknya.
Memang jago perempuan yang dapat sabar melahirkan dan menyusui ekslusif, namun perempuan yang dapat bersabar menanti bertahun-tahun kehamilannya yang tak kunjung datang juga tak kalah hebatnya.Bayangkan saja, kesabaran seluas apa yang dimiliki oleh perempuan tersebut.
Mereka bahkan sudah belasan tahun menikah namun tak jua mendapat strip 2 di alat tes kehamilan.
Sementara pasangan muda yang gres menikah, terkadang sudah memberi kabar kehamilan.
Bagi Anda yang masih belum dikaruniahi momongan
Allah tidak pernah memberi beban di luar kesanggupan hambaNya. Kalian ialah perempuan tepat yang sedang disempurnakan kesabarannya.Maka, tetaplah berikhtiar, tetap berhusnudzon, tetaplah meminta dukungan Allah lewat sabar dan shalat. In syaa Allah setiap doa akan terkabul, Allah Maha Tahu yang terbaik untuk hambaNya.
:
- Kalau Masih Sayang Sama Istri, Para Suami Berhentilah Merokok!
- Stop Tanya Kapan Nikah, Apalagi Tanya Kapan Punya Anak!
Dan sekali lagi bagi Anda yang suka nyinyir
Kesempurnaan bukan cuma perihal kehamilan. Namun juga menjaga tutur kata yang mencerminkan orang yang beriman.Kita tak pernah tahu. Mungkin perasaan frustasi sudah hampir mendera, perasaan bosan ditanya momongan sudah berkarat di telinga, perasaan iri terhadap kelahiran bayi, risikonya sudah kebas dengan itu semua.
Oleh alasannya itu, berhentilah berkomentar!