Api Besar Keluar Di Madinah, Benarkah Tanda Selesai Zaman Besar?


Sumber Air Bercampur Api Muncul di Perbatasan Saudi dan Yaman pada 2017 silam. (foto: tribunnews.com)

Pak Ustadz...

Benarkah bab dari tanda kiamat besar, akan muncul api besar di Arab?

Lantas bagaimana dengan api dari kilang minyak, apakah juga merupakan tanda tersebut?

Mohon pencerahannya!

Bismillah was shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, wa ba’du,

Yang harus kita ketahui, api yang keluar di kiamat ada 2:

1. Api besar yang keluar di tempat Hijaz (tepatnya di Madinah). Api ini sudah keluar di masa silam, tahun 654 H.

2. Api yang keluar dari Yaman, yang akan menggiring insan ke Syam.

Mengenai keberadaan api besar ini, pernah disabdakan oleh Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam hadis yang diriwayatkan Bukhari & Muslim.

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لاَ تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى تَخْرُجَ نَارٌ مِنْ أَرْضِ الحِجَازِ تُضِيءُ أَعْنَاقَ الإِبِلِ بِبُصْرَى

"Kiamat tidak akan terjadi hingga keluar api di tanah Hijaz, yang akan menerangi leher onta tempat Bushra". (HR. Bukhari 7118 & Muslim 2902)

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengkaitkan keberadaan api ini dengan kiamat, memberikan bahwa keberadaan api ini merupakan tanda kiamat.

Hijaz ialah wilayah sepanjang pantai barat bab utara dari wilayah jazirah arab. Termasuk di dalamnya, Mekah dan Madinah. Berbatasan dengan ashir di sebelah setalan dan Nejd di sebelah timur.

Sementara Bushra ialah nama sebuah kota yang cukup tekenal di Syam. Sekarang namanya Hauran. Jaraknya dengan Damaskus sekitar 3 marhalah (72 mil).

Menurut keterangan beberapa ulama, insiden keluarnya Api besar ini terjadi di tahun 654 H.

[1] Keterangan an-Nawawi (wafat 676 H)

خرجت في زماننا نار بالمدينة سنة أربع وخمسين وستمائة، وكانت نارا عظيمة جدا، من جنب المدينة الشرقي وراء الحرة، تواتر العلم بها عند جميع الشام وسائر البلدان، وأخبرني من حضرها من أهل المدينة

Di zaman kami pernah keluar api di wilayah Madinah, pada tahun 654 H. Api itu sangat besar sekali, berada di sebelah timur kota Madinah, di balik tempat al-Harrah. Berita ini tersebar secara mutawatir ke seluruh penjuru Syam dan semua negeri. Dan ada penduduk Madinah yang menyaksikannya memberikan hal ini kepadaku. (Syarh Shahih Muslim, 18/28).

[2] Keterangan Ibnu Katsir, menukil keterangan Syihabuddin Abu Syamah Beliau termasuk gurunya para mahir hadis dan para mahir sejarah di zamannya

في سنة أربع وخمسين وستمائة في يوم الجمعة خامس جمادى الآخرة ظهرت نار بأرض المدينة النبوية في بعض تلك الأودية طول أربعة فراسخ، وعرض أربعة أميال، تسيل الصخر حتى يبقى مثل الآنك، ثم يصير كالفحم الأسود، وان ضوءها كان الناس يسيرون عليه بالليل إلى تيماء وأنها استمرت شهرا، وقد ضبط ذلك أهل المدينة وعملوا فيها أشعارا

Pada tahun 654 H di ahri jumat, 5 Jumadil Akhirah muncul api besar di sebagian lembah tempat Madinah an-Nabawiyah. Panjangnya 4 Farsakh dan lebarnya 4 Mil. Membuat bebatuan meleleh, ibarat cor besi, kemudian menjadi ibarat arang hitam. Sinarnya menerangi orang yang berjalan di malam hari ke Taima’. Api itu keluar selama satu bulan. Penduduk Madinah sangat terkesan dengan insiden ini dan menciptakan syair untuk mengenang insiden ini. (an-Nihayah fi al-Fitan wa al-Malahim, 1/26)

Pada keterangan dia ada satuan 4 farsakh. Berapakah 1 farsakh? Sekitar 5,7 km. Berarti 4 farsakh sekitar 23 km.

Dan Api ini berbeda dengan api yang menggiring insan ke tempat berkumpul mereka. Api kedua ini muncul dari Yaman, menggiring insan ke Syam.

Dalam hadis dari Hudzaifah bin Usaid Radhiyallahu ‘anhu, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

وآخر ذلك نار تخرج من اليمن تطرد الناس إلى محشرهم

"Dan final dari semua tanda itu ialah api yang keluar dari Yaman, menggiring insan ke mahsyar mereka". (HR. Muslim 2225)

:

Al-Hafidz Ibnu Hajar menjelaskan,

والذي ظهر لي أن النار المذكورة في الحديث هي التي ظهرت في نواحي المدينة، كما فهمه القرطبي وغيره، وأما النار التي تحشر الناس، فنار أخرى

"Yang saya pahami, api yang disebutkan dalam hadis (Abu Hurairah) ialah api yang muncul di wilayah Madinah. Sebagaimana ini yang dipahami al-Qurthubi dan yang lainnya. Sementara api yang menggiring manusia, ialah api yang lain." (Fathul Bari, 13/79)

Kesimpulan!

Dengan demikian, api yang dimaksud dalam hadis sebagai tanda kiamat, bukan api kilang minyak. Namun yang lebih sempurna ibarat yang disampaikan an-Nawawi.

Demikian, Allahu a’lam.

Dijawab oleh Ustadz Ammi Nur Baits (Dewan Pembina Konsultasisyariah.com)