Benarkah Simpulan Zaman Sudah Dekat? Ini 3 Metode Ulama Membagi Tanda Kiamat


Bencana tsunami Selat Sunda (tirto.co.id)

Bencana tiba silih berganti, benarkah simpulan zaman sudah dekat?

Agar tak mengira-ngira, berikut yaitu 3 metode ulama membagi tanda datangnya hari kiamat...

Bismillah was shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, wa ba’du,

Ada 3 metode ulama dalam membagi gejala kiamat,

Pertama, pembagian tanda simpulan zaman menurut proses kejadian dan waktunya.

Berdasarkan metode ini, mereka membagi tanda simpulan zaman menjadi 3:

[1] Tanda simpulan zaman yang sudah terjadi dan sudah berlalu, sesuai yang diberitakan Rasulullah . Seperti, diutusnya Nabi Muhammad , wafatnya beliau, ditaklukannya baitul maqdis, munculnya api besar di sekitar Madinah, dan beberapa kejadian yang merupakan tanda simpulan zaman yang sudah terjadi dan sudah berlalu, dalam arti tidak akan terjadi lagi.

[2] Tanda simpulan zaman yang sudah terjadi dan terus menerus terjadi. Dan ini yang paling banyak. Seperti: seringnya gempa bumi, disia-siakannya amanah, menyerahkan urusan kepada yang bukan ahlinya, masjid dijadikan jalan untuk kemudian lintas orang lewat, diangkatnya ilmu, merebaknya kebodohan, dan gejala lainnya.

[3] Tanda simpulan zaman besar yang hanya akan terjadi dikala mendekati persitiwa kiamat. Seperti, keluarnya Dajjal, turunnya Nabi Isa alaihis salam, keluarnya Ya’juj dan Ma’juj, keluarnya Dabbah (hewan melata yang dapat bicara), terbitnya matahari dari barat, dst. (Asyrath as-Sa’ah, Abdullah al-Ghufaili, hlm. 41)

Diantara ulama yang melaksanakan pembagian dengan metode ini yaitu al-Hafidz Ibnu Hajar al-Asqalani.

Beliau menjelaskan,

ما أخبر النبي صلى الله عليه وسلم بأنه سيَقع قبل أن تقوم الساعة على أقسام:

أحدها: ما وقع على وَفق ما قال. الثاني: ما وقعت مباديه ولم يستحكم. الثالث: ما لم يقع منه شيء ولكنه سيقع

Peristiwa yang diberitakan Nabi yang akan muncul sebelum terjadinya kiamat, ada 3 macam:

Pertama, apa yang telah terjadi sebagaimana yang telah dia sampaikan.

Kedua, kejadian yang sudah dimulai, namun belum berakhir.

Ketiga, kejadian yang belum pernah terjadi dan akan terjadi. (Fathul Bari Syarh Shahih Bukhari, 13/83).

Kedua, pembagian tanda simpulan zaman menurut daerah kejadiannya.

Berdasarkan pendekatan daerah kejadiannya, tanda simpulan zaman dibagi 2:

[1] Tanda simpulan zaman samawiyah (tanda langit)

Seperti, terbelahnya bulan di zaman Nabi , ukuran hilal membesar, sehingga dikala hilal terbit, orang menyangka itu sudah masuk tanggal 2, padahal gres tanggal 1. Termasuk terbitnya matahari dari barat.

[2] Tanda simpulan zaman ardhiyah (tanda bumi)

Jumlahnya banyak sekali, seperti, keluarnya Dajjal, Dabbah, keluarnya api besar di sekitar Madinah, termasuk angin yang akan mewafatkan semua orang beriman.

Diantara ulama yang melaksanakan pembagian dengan metode ini yaitu al-Hafidz Ibnu Katsir.

Beliau menuliskan,

أما خروج الدابة على شكل غريب غير مألوف ومخاطبتها الناس ووسمها إياهم بالإيمان أو الكفر، فأمر خارج عن مجاري العادات، وذلك أول الآيات الأرضية، كما أن طلوع الشمس من مغربها على خلاف عادتها المألوفة أول الآيات السماوية

Keluarnya Dabbah dengan bentuk yang aneh, kejadian luar biasa, dan dia dapat bicara kepada manusia, serta memberi tanda iman dan kafir, maka ini kejadian di luar kondisi normal. Itulah tanda ardhiyah pertama. Sebagaimana terbitnya matahari dari barat, yang di luar kondisi normal, merupakan awal tanda samawiyah. (an-Nihayah fi al-Fitan wa al-Malahim, 1/214).

Ketiga, metode pembagian menurut tingkat kedahsyatannya dan seberapa jauh dia disebut kejadian luar biasa.

Dilansir dari Konsultasisyariah.com, menurut pembagian ini, tanda simpulan zaman dibagi 2:

[1] Tanda simpulan zaman sughra (kecil). Itulah kejadian yang menjadi tanda simpulan zaman dan sudah usang terjadi semenjak masa silam, sehingga orang menganggapnya masih dalam taraf normal.

Seperti, orang berlomba-lomba meninggikan bangunan, merebaknya kebodohan, banyaknya gempa bumi, dst.

[2] Tanda simpulan zaman kubro (besar). Yaitu kejadian luar biasa yang hanya akan terjadi dikala mendekati kiamat.

Seperti, keluarnya Dajjal, Ya’juj & Ma’juj, turunnya Nabi Isa ‘alaihis salam, termasuk terbitnya matahari dari barat.

Diantara ulama yang membagi tanda simpulan zaman dengan metode semacam ini yaitu al-Hafidz al-Baihaqi rahimahullah. Beliau mengatakan,

وهذه الأشراط صغار وكبار؛ فأمَّا صغارها فقد وُجد أكثرها، وأما كبارها فقد بدت آثارها …

Tanda-tanda simpulan zaman tersebut ada yang besar dan ada yang kecil. Tanda simpulan zaman kecil (sughra), sebagian besar telah terjadi. Sementara tanda simpulan zaman kubro (besar), telah nampak ciri-cirinya… (al-Ba’ts wa an-Nusyur, al-Baihaqi, hlm. 128).

Demikian, Allahu a’lam.