Ciri-Ciri Orang Terkena Istidraj Banyak Dosa Tapi Hidupnya Mulia Di Dunia Yang Rajin Shalat Banyak Terima Cobaan


Sumber gambar

Ya Allah jikalau ciri-ciri orang yang terkena Istidraj ibarat ini.

Saya memohon kepadamu biar diberikan hidup yang cukup sesuai dengan kehendakmu, jangan hingga lantaran kenikmatan didunia ini malah dibalas siksaan yang amat pedih di akhirat.


Mungkin kita pernah merasa iri dikala melihat orang lain yang kehidupannya selalu di penuhi kenikmatan.

Harta melimpah, punya kendaraan beroda empat mewah, bahagia dengan gemerlapnya dunia, padahal apa yang dikerjakan orang lain tersebut sama dengan kita.

Jika dihitung secara bahan semuanya sama, namun kenapa Allah menawarkan nasib yang berbeda kepada orang lain tersebut.

Bahkan orang lain tersebut bahagia melaksanakan maksiat, jauh dari Allah.

Terkait hal ini, Ibnu ‘Athaillah dalam al-Hikam menyampaikan demikian:

خف من وجود احسانه اليك ودوام اسأتك معه ان يكون ذالك استدراجا لك, سنستدرجهم من حيث لا يعلمون

“Takutlah Anda atas karunia Allah yang selalu Anda dapatkan, (sedangkan) Anda tetap berbuat jelek pada-Nya, lantaran sanggup jadi itu istidraj bagi Anda (yang ama-lama akan menghancurkan Anda), akan kami biarkan mereka berangsur-angsur (ke arah kebinasaan), dengan cara yang tidak mereka ketahui”

Menyikapi hal demikian Imam Ibnu ‘Athoillah dalam karyanya Al-Hikam, menegaskan bahwa kita harus waspada terhadap karunia Allah yang senantiasa kita peroleh.


Sedangkan kita selalu melanggar perintah-perintah-nya dan bermaksiat kepada-Nya.

Karena dukungan tersebut bukanlah sebuah kenikmatan melainkan Istidraj biar kita puas dalam kehanyutan murka-Nya kelak di Akhirat, Na’udzu bi-llah.

Kalam pesan yang tersirat di atas menawarkan info kepada kita bahwa gejala dukungan Allah yang merupakan sebuah istidraj ialah apabila:

1. Mendustakan Al Alquran dan Meremehkan Azab Allah

Selalu mendustakan ayat-ayat-Nya dan nikmat-Nya, lantaran meremehkan dan enggan untuk mengamalkan dalam keseharian mereka, padahal mereka telah mengetahuinya, hal tersebut selaras dengan firman-Nya:

والذين كذبوا باياتنا سنستدرجهم من حيث لا يعلمون

“Dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami, akan kami biarkan mereka berangsur-angsur (kearah kebinasaan), dengan cara yang tidak mereka ketahui” (QS. al-A’raf: 182).

2. Suka Bermaksiat Tapi Lupa Jika Kelak Ada Akhirat yang Menunggu Pertanggung Jawaban

Selalu berbuat maksiat dengan melanggar yang telah diperintahkan oleh Allah dan Rasul-Nya, serta mengufuri nikmat-Nya, merasa tidak puas atas karunia-Nya.

Sedikit nikmat yang diberikan kepada kita, kalau kita terima dengan rasa syukur, pasti akan bertambah keberkahannya, sebagaimana disebutkan dalam al-Qur’an:

لئن شكرتم لازيدن كم

“Sesungguhnya jikalau kau bersyukur, pasti Aku akan menambahkan (nikmat-Ku) kepadamu” (QS. Ibrahim: 7).

Wallahu a’lam.