Ditarget Rampung 2019, Ini Fakta Terkait Jalan Trans Papua Yang Menelan Korban


Foto: Pool/BP Jalan Nasional XVII Papua Barat
Pemerintah menargetkan jalan Trans Papua sanggup tersambung seluruhnya pada tahun 2019 mendatang.

Jalan darat yang terbagi di Provinsi Papua dan Papua Barat ini akan menyambungkan Sorong dan Merauke sepanjang 4.329,55 km tanpa putus.

Sayang, pembangunan ini di nodai dengan pembantaian sadis 31 pekerja jalan Trans Papua...

Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang memulai pembangunan jalan ini secara besar-besaran semenjak 2014 lalu.

Namun sejatinya, tak seluruh jalan Trans Papua dibangun pada era Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Dilansir dari detik.com, pembangunan jalan Trans Papua telah dimulai semenjak zaman Pemerintahan Presiden ketiga RI, BJ Habibie.

Sampai final tahun 2016 lalu, Ditjen Bina Marga Kementerian PUPR mencatat, jalan Trans Papua yang telah tersambung mencapai 3.851,93 km.

Dan setahun setelahnya, atau pada final 2017 lalu, jalan yang sudah tembus tercatat sudah mencapai 4.158,29 km.

Namun, sebagian besar jalan Trans Papua yang telah dibuka, kualitas jalannya masih dengan kategori urugan pilihan atau urpil.

Dan beberapa ruas yang dilalui aspal di antaranya yang ada di wilayah Tolikara menuju Usilimo, Jayawijaya. Dari Habema menuju Wamena. Dari Passvaley menuju Wamena, Abenaho menuju Elelim dan dari daerah Aple menuju Abepura di Jayapura.

Sedangkan sebagian kecil lainnya masih berupa daerah hutan, yang lokasinya menuju Jayapura dan dari Sinak di Kabupaten Puncak menuju Ilaga.

Jalan-jalan yang sebelumnya belum tersambung alasannya masih tertutup hutan dan melewati pedalaman Papua tersebut dibuka guna mencapai pemerataan pembangunan di wilayah pedalaman, perbatasan, dan pinggiran Indonesia.

Diwarnai Pembataian Sadis 31 Pekerja Jalan Trans Papua.

Sebanyak 31 pekerja proyek jembatan di jalur Trans Papua tewas dibunuh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB). Satu orang yang melarikan diri dikala hendak dibunuh KKB Papua sampai dikala ini belum ditemukan.

"Sebanyak 31 orang (meninggal dunia) laporan yang kami dapat," ujar Kabid Humas Polda Papua Komisaris Besar Ahmad Musthofa Kamal dalam keterangannya, Senin (3/12/2018).

Menurut Kamal, KKB Papua awalnya membunuh 24 pekerja proyek. Sedangkan 8 pekerja proyek lainnya melarikan diri dan bersembunyi di rumah salah satu anggota DPRD setempat.

"Delapan orang yang selamatkan diri di rumah anggota DPRD dijemput dan dibunuh. Tujuh orang meninggal dunia dan 1 orang belum ditemukan atau melarikan diri," katanya.

:

24 Jenazah Korban Belum Bisa di Evakuasi.

Dilansir dari viva.co.id, dari isu yang berhasil dihimpun, kelompok bersenjata Papua diduga mengamuk dan membantai para pekerja itu.

Mereka murka dikala mengetahui ada pekerja yang mengabadikan gambar upacara HUT OPM 1 Desember tak jauh dari lokasi kejadian.

Menurut informasi, sampai dikala ini kelompok tersebut masih di lokasi pembunuhan dan menjaga para korban. Lokasi sulit dijangkau dan blank area (tidak ada jaringan) sehingga menyulitkan untuk koordinasi.

Anggota Polres Jayawijaya yang dipimpin oleh Kabagops Polres Jayawijaya, AKP Tahapari sedang menuju tempat kejadian perkara.

Ketua I DPRD Kabupaten Nduga Alimin Gwijangge dikala dikonfirmasi mengatakan, pelaku pembantaian bukan warga masyarakat tapi kelompok separatis bersenjata.

Bukan masyarakat pelakunya tapi kelompok bersenjata pimpinan Yania Kogoya,”ujar dia.

Menurut dia, mayit 24 pekerja jalan Trans Papua itu sampai sekarang masih si lokasi kejadian.

Hingga malam ini 24 mayit korban belum di penyelamatan dan masih berada di tempat kejadian. Delapan orang yang diselamatkan oleh keluarga saya dalam keadaan baik, dan sementara keluarga sedang mengamankan untuk nantinya akan dijemput,” tuturnya.