Kesaksian Warga: Buaya Naik Ke Daratan Berperilaku Aneh Satu Jam Sebelum Tsunami Menerjang
Mungkinkah ini salah satu menerangkan tsunami yang melanda Banten.
Kesaksian warga sekitar pantai yang melihat eksklusif buaya yang biasanya 1 bulan 2 kali ini naik ke daratan, berperilaku aneh.
Perilaku ini berlangsung 1 setengah jam sebelum tsunami menerjang.
Berikut penuturan Sukawarni, warga sekitar pantai yang melihat eksklusif bencana asing ini.
Seekor Buaya dari maritim yang jarang ditemui oleh warga, seketika terlihat di darat satu setengah jam sebelum Tsunami meratakan bangunan rumah di Desa Paniis, Sumur, Banten, Sabtu (23/12/2018) malam lalu.
Buaya dengan besar tiga meter yang melahap ikan buruannya di pantai berperilaku aneh.
Beberapa kali Buaya tersebut terlihat memandang ke lautan.
Seorang warga yang melihat bencana itu, Sukarwani mengaku sempat menaruh curiga sebab tidak biasanya buaya yang muncul satu bulan dua kali di pantai itu, terlihat seolah berdiri memandang laut.
:
- Duka Ifan Seventeen! Permohonan Maaf, Hingga Doa Agar Bersama dengan Sang Istri di Akirat
- Bikin Merinding, Lagu 'Kemarin' Seventeen Dirilis 2016 Seperti Menjadi Kenyataan di 2018
Tidak sekali atau dua kali. Tetapi berkali-kali.
"Dia lagi makan, terus berdiri lagi. Makan lagi, berdiri lagi. Sering lah beberapa kali. Lihatnya ke arah yang sama terus," jelasnya yang dilansir oleh tribunnews.comPria yang bersahabat disapa Kiwong itu, kemudian menjelaskan tidak usang buaya berwarna hitam tersebut berperilaku aneh, seorang tetangga menerima kabar dari nelayan yang berada di tengah laut.
Memberitahu bahwa ada ombak yang terlalu besar menuju ke daratan.
"Ada namanya Mak Desi. Dia yang beri tahu bahwa ombak tinggi akan ke daratan," tuturnya.
Setengah jam kemudian, warga menerima kabar kembali, tempat Ujung Koneng sudah terkena Tsunami, sehingga semua harus bergegas untuk mencari tempat yang lebih aman.
Kiwong kembali mengingat bencana demi bencana yang ia alami malam itu, termasuk Buaya Laut yang berdiri beberapa kali. Dirinya segera meminta istri dan anaknya untuk lari ke bukit yang tidak jauh dari pemukiman.
"Saya balik lagi ke pantai. Semua sketsa yang ada di maritim tiba-tiba lampunya mati. Terus lihat air warna putih sepanjang itu. Pas mulai mendekat, saya eksklusif lari ke bukit," urainya seraya tangannya menunjuk ke arah lautan.
Beruntung, sebagian besar warga Desa Paniis sanggup menyelamatkan diri, namun satu orang nenek menjadi korban tidak selamat. "Satu orang saja yang di sini jadi korban," katanya.