Lebih Gampang Dan Praktis, Begini Para Petani Modern Dalam Mengolah Sawahnya


petani modern via oknusantara.com

Petani modern membajak sawah dengan mesin ini. Berikut yaitu cara petani modern yang sukses. Anda akan tahu bagaimana menjadi petani modern.

Pertanian yaitu bidang yang sangat krusial. Sayangnya, menjadi petani bukanlah salah satu tanggapan yang akan dikatakan oleh anak SD kini ketika ditanya kalau sudah besar mau jadi apa. Padahal tanpa petani dan pertanian, kita sanggup makan apa? Padahal di masa kini, pertanian tidak lagi identik dengan sawah dan ladang yang becek. Lagi-lagi teknologi berhasil membuat bentuk gres dari pertanian, yang disebut dengan indoor farm.

Seperti istilahnya, pertanian di kawasan tertutup tidak mengharuskan kau turun ke sawah yang berlumpur. Nggak perlu juga berkutat dengan sinar matahari dan kerbau untuk membajak, menyerupai yang sering digambarkan secara berlebihan di FTV ber-setting desa. Pertanian yang sering dianggap kuno dan tradisional, kini menjadi sebuah pekerjaan yang begitu modern dan kaya akan sentuhan teknologi.

Pertanian modern mengubah destinasi petani yang dulunya tradisional dan menggunakan alat sederhana menjadi lebih canggih dengan alat alat yang lebih modern dan keren. Yuk simak selengkaonya ihwal petani modern ini.

Definisi petani modern

Pertanian modern yaitu contoh bertandi dengan menggunakan alat-alat cangih dan dengan    skala besar. Pertanian modern harus menggunakan peralatan modern. Apalikasi pertanian modern yang telah terealisasi menyerupai pertanian gandum, pertanian padi, pertanian anggur.

Makara itulah definisi petani modern itu apa. Lalu apa persamaan petani modern dan tradisional ? Berikut kau jelaskan.

Persamaan petani modern dan tradisional

petani tradisional via bppsdmp.pertanian.go.id

Persamaan petani modern dan tradisional adalah mereka sama sama mengerjakan uatu ladnag/kebun/dll. Hanya saja teknik dan alat pengerjaannya yang berbeda. Petani modern lebih unggul dalam segi alat mereka menggunakan alat ynag modern. Petani modern membajak sawah dengan alat alat modern menyerupai traktor, ratovaktor, garu sisir dan yang lainnya.


Setelah mengetahui apa persamaan petani modern dan tradisional yuk mengetahui cara petani modern bercocok tanam.

Bagaimana menjadi petani modern

cara petani modern  via hipwee.com

Berikut ini merupakan cara petani modern dalam pertanian.
  1. Indoor farming yaitu salah satu jenis pertanian vertikal. Masih ingat materi tanam hidroponik ketika SD? Indoor farming yaitu salah satu medianya
  2. Alih-alih di ladang yang luas dan becek, indoor farming sanggup dilakukan di banyak tempat. Mulai dari basemen apartemen, truk kontainer, di atap rumah, hingga di luar angkasa
  3. Model pertanian indoor farming ada macam-macam, mulai dari hidroponik (di atas air), aquaponic (di atas bak ikan), ataupun aeroponic (di udara)
  4. Sementara tekniknya mengandalkan teknik controlled-environment agricultural (CEA). Mulai dari suhu, kelembaman, hingga cahaya harus dikontrol dengan ketatnya
  5. Dengan indoor farm, tak ada istilah gagal panen alasannya cuaca. Hujan terus-terusan tak masalah, dan climate change yang menjadikan iklim tak karuan juga bukan ancaman
  6. Di negara-negara besar menyerupai Amerika, Jepang, dan Singapura, indoor farm sudah menjadi alternatif pertama. Produk yang dihasilkan pun tak kalah hebat dari pertanian biasa
  7. Di Singapura, indoor farm menghasilkan 54 ton sayuran setiap tahunnya. Sementara di Indonesia, meski sudah banyak indoor farm, tapi belum ada yang menjadi industri besar
  8. Petani yang selalu dianggap mengandalkan intuisi dan membacai menunjukan alam, kini kental sentuhan teknologi. Di Amerika, ada software khusus untuk menjalankan indoor farming
  9. Beberapa pakar berpendapat, hasil dari indoor farming ini lebih baik dari pertanian organik. Terutama aquaponic, yang tidak sanggup menggunakan materi kimia perhiasan kalau tak mau ikan di bawahnya mati
  10. Meski tidak perlu punya sawah ataupun pengairan, biaya untuk indoor farm ini sangatlah besar. Seperti indoor farming di Oakland, perbulannya listrik memakan biaya US$4000
  11. Selain itu, indoor farm juga dinilai menghasilkan lebih banyak gas CO2 daripada pertanian di sawah. Karena inilah, hingga kini indoor farm masih dalam perdebatan
  12. Sisi negatif lainnya, indoor farm memberi kesempatan untuk penanaman rahasia flora terlarang. Seperti beberapa kebun ganja di California
  13. Populasi dunia diperkirakan mencapai 8,5 milyar per tahun 2030. Semakin banyak orang perlu makanan, semakin urgen pula soal pertanian
  14. Menilik semakin banyaknya gedung bermunculan, bukan tidak mungkin puluhan tahun ke depan kita tak punya lahan lagi. Kalau sudah begini, indoor farm jadi satu-satunya solusi

Petani modern yang sukses

Berikut ini merupakan petanimodern yang sukses dengan sukaponik.

Pembangunan industri yang tidak sanggup dibendung membuat lahan pertanian menyusut, ini yang jadi alasan bagi Fariz Nugraha (26) warga Desa Sukamantri, Kecamatan Cisaat, Kabupaten Sukabumi ini mulai menekuni bidang pertanian modern melalui media tanam hidroponik.

"Investasi di bidang industri terus meningkat, tentu itu sulit untuk dicegah alasannya menambah pundi-pundi laba yang berputar untuk pemerintah. Tinggal bagaimana ketika ini kita mencoba sesuatu yang menyerupai sepele namun ternyata bernilai keuntungan," kata Fariz Nugraha, petani sayuran hidroponik di kediamannya Jalan Pajajaran No.1 Gg.Mesjid Nurul Huda RT 12 RW 5, Selasa (31/10/2017).

Berawal dari balkon rumahnya, ketika ini laki-laki berusia 26 tahun ini telah mempunyai dua lokasi tanam hidroponik, lokasi pertama di bekas rumah bau tanah milik keluarganya yang beliau sulap menjadi 'Green House' dan kedua di Jalur Lingkar Selatan.

"Bekas rumah itu seizin keluarga saya bongkar ukurannya hanya 7 × 6 meter, dari lahan itu saya sanggup menanam 3.000 populasi tanaman. Coba bayangkan berapa luas lahan yang harus disiapkan kalau saya pakai sistem konvensional lewat media tanah," lanjutnya.

Dijelaskan Fariz, ada beberapa sistem yang diketahui sebagai proses tanam hidroponik, antara lain NFT (nutrient film teknik) sistem irigasi dengan cara mengalirkan air setipis Film (klise) airnya kurang lebih 3 milimiter. Kedua, Rakit Apung, yaitu dengan 'Floating Raft' menawarkan pelampung pada media tanam yang pengairannya menggenang.

"Dua lainnya yang masih saya kembangkan yaitu irigasi tetes 'Drift Irigation' meneteskan air dalam waktu tertentu kepada media tanam dan DFT (Deep flow Tekhnik) - aliran airnya tebal ini masih saya pelajari bersama Dinas Pertanian," kata laki-laki yang kini sering dimintai untuk jadi pembicara di aneka macam aktivitas pertanian tersebut.

Melalui aktivitas 'modern farming' tersebut, Fariz punya tujuan sendiri yaitu menumbuhkan generasi muda yang gemar bertani. Dia ingin merubah contoh pikir dari pertanian yang dianggap negatif, kumuh, kotor, ekonomi rendah, tidak keren menjadi sesuatu yang kekinian lewat hidroponik.

"Semua hal itu sanggup kita bantah, tentunya dengan sentuhan teknologi, kreasi dan invosi kita sanggup menjadi generasi muda petani keinginan bangsa. Mencari penghasilan halal dengan cara kekinian," kelakar Fariz.

Makara itulah artikel ihwal peani modern supaya menawarkan kita manfaat san inspirasi!