Miris! Bocah 9 Tahun Mengaku Diculik, Ternyata Menyerupai Ini Fakta-Faktanya


Anak yang mengaku menjadi korban penculikan ketika bersama ibunya. (FaktualNews.co/Istimewa)

Bukan hanya penculikan yang perlu kita waspadai, tapi juga pelaku teror hoax penculikan yang begitu licik menebarkan ketakutan...

Seperti kisah miris yang terjadi di Mojokerto. Bocah berumur 9 tahun mengaku diculik dua orang tak dikenal.

Akhirnya terungkap menyerupai inilah fakta-faktanya mirisnya!

Di tengah maraknya informasi penculikan anak, polisi dikejutkan dengan laporan seorang bocah berumur 9 tahun yang mengaku lolos dari upaya penculikan dua laki-laki tak dikenal.

Upaya penculikan disebutkan terjadi pada hari Minggu (4/11) di Dusun Tegalsari, Desa Jabon, Kecamatan Mojoanyar, Kabupaten Mojokerto.

Menurut legalisasi korban, ia dibawa ke sebuah rumah kosong di Perumahan Griya Permata Meri, Kelurahan Meri, Kecamatan Kranggan, Kota Mojokerto.

Bocah laki-laki tersebut mengaku berhasil kabur ketika pelaku lengah.

Sampai di rumah, anak itu eksklusif memberikan upaya penculikan itu kepada ibunya. Setelah itu bersama sang ibu, warga Dusun Trenggumung, Desa Tambakagung, Kecamatan Puri itu melaporkan apa yang gres dialaminya kepada pihak berwajib.

Namun ketika di selidiki oleh pihak berwajib, begini fakta-fakta miris yang terungkap:

1. Mengaku dibawa dua orang naik sepeda motor ke rumah kosong


Rumah yang diduga menjadi lokasi penculikan. (Foto: Istimewa)
Didampingi ayah dan ibunya, anak itu diminta polisi memberikan daerah di mana ia diduga dibawa oleh pelaku penculikan

Salah satunya sebuah rumah kosong di Blok A2 No 34, Perumahan Griya Permata Meri, Kelurahan Meri.

Nampak dari luar, rumah ini usang tak berpenghuni. Bagian depan rumah kotor serta rumput tumbuh liar.

Pada kedua sisi pagar terdapat goresan pena warna hitam Jual LPG. Bagian dalam rumah nampak gelap. Meski pintu terkunci rapat, jendela depan berlubang karena tanpa kaca.

"Anak ini mengaku dibawa dua orang naik sepeda motor ke rumah kosong. Kami juga sudah cek rumah kosongnya,"  kata Kasat Reskrim Polres Mojokerto AKP Muhammad Solikhin Fery, menyerupai dilansir dari detik.com, Minggu (4/11/2018).

Polisi pun melaksanakan pengecekan di rumah ini hingga pukul 02.00 WIB. Proses penyelidikan balasannya tidak boleh sementara supaya anak tersebut sanggup beristirahat.

2. Polisi mengaku tak menemukan apapun


Pengecekan rumah yang diduga sebagai daerah penculikan.

"Kami lakukan pengecekan ke beberapa daerah yang berdasarkan anak ini menjadi daerah ia dibawa oleh dua laki-laki tersebut. Namun hingga ketika ini kami belum mendapat bukti pendukung yang sesuai dengan yang disampaikan anak tersebut," ungkap Fery.

Karena tak menemukan bukti pendukung, polisi kemudian memperdalam penyelidikan pada legalisasi si bocah.

"Kami akan perdalam lagi apa yang disampaikan korban. Karena hingga kini hanya sebatas legalisasi dari si anak kecil ini saja," tandas Fery.

3. Ternyata anak tersebut bohong

Pada keesokan harinya terkuak fakta bahwa anak yang gres duduk di kelas 5 SD itu berbohong.

Dugaan ini sudah muncul ketika polisi mengecek rumah kosong yang diklaim korban menjadi lokasi penculikannya.

Menurut Fery, beberapa bab kisah penculikan yang disampaikan si anak tak sesuai dengan fakta di lapangan.

"Faktanya di rumah itu tak ada orang masuk. Pintu penuh sarang laba-laba, tak rusak, lantai berdebu tak ada bekas tapak kaki. Kondisi di dalam rumah tak sesuai yang ia ceritakan. Kata ia ada kursi, minuman, lampu. Faktanya tak menyerupai itu, rumah itu kosong, tak ada gejala orang masuk belum usang ini," ungkapnya.

4. Ada orang yang sengaja menyuruh anak tersebut berbohong dan melapor pada warga

Dalam penyelidikan lebih lanjut, anak tersebut balasannya mengakui jikalau sebagian kisah yang disampaikannya kepada polisi merupakan karangan semata.

"Kisah ada dua anak kecil di dalam rumah itu ia mengakui hanya mengarang cerita. Menurut dia, ia hanya dibawa ke rumah itu. Di situ ia disuruh pelaku ngomong ke orang-orang kalau diculik, kemudian dilepas, itu saja," tutup Fery.

Sungguh miris. Di tengah maraknya informasi penculikan anak, nampaknya ada oknum yang memang sengaja menebarkan ketakutan pada masyarakat.

Meski hingga kini motif sebetulnya belum terungkap, kita harus waspada dengan modus-modus semacam ini.