8 Tujuan Menikah Dalam Islam


tujuan menikah via arrahman.id

Apasih tujuan menikah sebenarnya? Tujuan menikah pastinya bukan hanya untuk meneruskan garis keturunan. Yuk simak tujuannya dalam artikel ini. 

Pernikahan merupakan salah satu sunnah kauniyah Allah SWT yang tidak bisa dihindari oleh manusia.

Perkawinan dalam aturan islam bukan hanya merupakan sesuatu yang sakral, namun juga merupakan ibadah dan penyempurna agama.

Jadi, tujuan yang luhur dari pernikahan adalah supaya suami isteri melaksanakan syari'at Islam dalam rumah tangganya.

Menikah ialah suatu momen yang sangat istimewa yang terjadi pada diri manusia. Dengan menikah sesuatu yang dulu dilarangpun menjelma halal.

Menikah bukan kasus mudah, bukan pula ritual mempersatukan dua insan semata. Yuk ketahui lebih dalam apa saja tujuan utama menikah.

5 Rukun Nikah dalam Islam yang Wajib Diketahui Semua Calon Pengantin

Apa Sih Tujuan Utama Menikah Menurut Ajaran Islam?

ilustrasi tujuan menikah via slideplayer.info

Islam adalah agama kehidupan yang menghargai insting biologis (seks)  yang merupakan kepingan penting dari kehidupan ini. Sudah menjadi sunatullah, bahwa Islam bisa menangani semua itu secara seimbang, menarik dan obyektif, selama insan masih menganggap perkawinan merupakan elemen penting dalam kehidupan ini.

Syari’at yang ditentukan Islam mengajak pasangan suami-istri untuk selalu berusaha menemukan kebaikan, keteguhan dan usaha pasangannya disamping hanya sekedar kenikmatan bekerjasama badan.

Maka Rasulullah SAW menawarkan tawaran kepada para cowok yang belum menikah agar segera menikah, alasannya begitu besarnya faedah dan tujuan yang ada padanya. Diantaranya faedah dan tujuan yang utama ialah :

1. Menjalankan perintah Allah SWT, sebagaimana hal ini tertuang dalam firman-Nya:

وَأَنكِحُوا الْأَيَامَى مِنكُمْ وَالصَّالِحِينَ مِنْ عِبَادِكُمْ وَإِمَائِكُمْ إِن يَكُونُوا فُقَرَاء يُغْنِهِمُ اللَّهُ مِن فَضْلِهِ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ.

“Dan kawinkanlah orang-orang yang sedirian diantara kamu, dan orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan kurnia-Nya. Dan Allah Maha luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui.“ [16]

2. Meneladani Sunnah Rasulullah SAW

Sebagaimana dikisahkan dalam hadits bahwa suatu ketika Rasulullah SAW didatangi oleh tiga orang. Yang pertama menyampaikan bahwa dirinya akan melaksanakan shalat malam secara terus menerus, yang  kedua menyampaikan bahwa dirinya akan melaksanakan shaum sepanjang masa (shaum Dhahr). Adapun yang ketiga menyampaikan bahwa dirinya akan menjauhi perempuan dan tidak akan menikah untuk selama-lamanya.

Maka seketika itu, Rasulullah SAW murka dan menyampaikan bahwa barangsiapa yang membenci sunnah ia SAW, maka ia bukan dari golongan beliau.

3. Agar orang yang beriman mengetahui kenikmatan di dunia berupa bekerjasama tubuh dan membandingkannya dengan kenikmatan di alam abadi nanti

Dengan mengetahui nikmat yang telah Allah SWT anugerahkan kepada seorang yang beriman, berupa kenikmatan bekerjasama badan, maka seorang yang beriman akan membandingkannya dengan kenikmatan yang akan diperoleh orang-orang yang senantiasa taat terhadap perintah-perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya, yang akan Allah berikan pada kehidupan yang awet di surga.

Kenikmatan yang berlipat ganda yang belum pernah seorangpun merasakannya. Sehingga hal itu akan menambah keimanan dan ketakwaan seseorang kepada Allah SWT.

Seperti disebutkan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Anas RA, bahwa Rasulullah SAW bersabda,

يُعْطَى الْمُؤْمِنُ فِي الْجَنَّةِ قُوَّةَ كَذَا وَكَذَا مِنْ الْجِمَاعِ قِيلَ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَوَ يُطِيقُ ذَلِكَ قَالَ يُعْطَى قُوَّةَ مِائَةٍ

“Orang beriman kelak di Surga diberi kekuatan bersetubuh sekain dan sekian.” Ada shahabat yang bertanya, “Wahai Rasulullah apakah bisa ibarat itu?“ Beliau menjawab, “Mereka diberi kekuatan jima’ hingga seratus kali lipat. “

4. Menciptakan ketenangan jiwa dan rasa kasih sayang antara suami-isteri.

Allah SWT berfirman,

وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُم مِّنْ أَنفُسِكُمْ أَزْوَاجاً لِّتَسْكُنُوا إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُم مَّوَدَّةً وَرَحْمَةً إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآيَاتٍ لِّقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ.

“Dan diantara gejala kekuasaan-Nya ialah Dia membuat untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kau cenderung dan merasa tentram kepadanya dan Dia jadikan di antaramu rasa kasih sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat gejala bagi kaum yang berfikir. “

5. Melestarikan keturunan, dan mendapat generasi yang shalih yang siap berjuang di jalan Allah SWT demi menegakkan kalimatullah di muka bumi ini

Suatu hal yang lebih urgen pada pernikahan bukan hanya sekedar untuk memperoleh anak, akan tetapi berusaha mencari dan membentuk generasi yang berkualitas, yaitu mencari anak yang shalih dan bertaqwa kepada Allah SWT yang siap mengemban dakwah dan berjihad di jalan-Nya demi menegakkan kalimatullah di muka bumi ini. Generasi ibarat inilah yang sangat diperlukan kelahirannya di muka bumi ini oleh Rasulullah SAW .


ilustrasi keluarga muslim via bersamadakwah.net

Dikisahkan dalam hadits, bahwa suatu ketika Sulaiman bin Daud AS berkata,

“Sungguh pada malam hari ini saya akan menggilir seratus isteri (atau dikatakan, sembilan puluh sembilan). Setiap dari mereka akan melahirkan para penunggang kuda yang siap berjuang di jalan Allah.” Maka shahabatnya berkata kepadanya, “Ucapkanlah insyaAllah (jika Allah menghendaki).” (Akan tetapi) dia lupa untuk mengucapkan insyaAllah, maka tidak ada seorangpun dari isterinya yang hamil melainkan hanya satu saja yang kemudian melahirkan separuh orang. Maka Rasulullah  -shallalaahu ‘alahi wa sallaam- bersabda, “Demi jiwa Muhammad yang berada di tangan-Nya, seandainya dia (Sulaiman) mengucapkan insyaAllah, sungguh (anak-anaknya) akan menjadi penunggang kuda yang siap berjihad di jalan Allah.”

Keturunan yang shalih tidak akan diperoleh melainkan dengan pendidikan Islam yang benar. Oleh alasannya itu suami-istri bertanggung jawab dalam mendidik, mengajarkan, dan mengarahkan anak-anaknya ke jalan yang benar yang diridhai oleh Allah SWT. Maka Rasulullah SAW menganjurkan kepada seorang muslim supaya menikah dengan perempuan yang mempunyai rasa sayang, baik kepada suaminya ataupun kepada anaknya disamping harus subur (yang bisa melahirkan banyak anak).

Rasulullah SAW bersabda,

تَزَوَّجُوا الْوَدُودَ الْوَلُودَ فَإِنِّي مُكَاثِرٌ بِكُمْ الْأُمَمَ.

Nikahilah wanita yang subur dan penyayang. Sesungguhnya saya besar hati dengan banyaknya umatku (pada hari kiamat).”

6. Menjaga kemaluan, menundukkan pandangan dan memelihara kehormatan wanita

Islam memandang pernikahan dan pembentukan keluarga sebagai sarana efefktif untuk memelihara cowok dan pemudi dari kerusakan, dan melindungi masyarakat dari kekacauan.

Rasulullah SAW bersabda yang artinya:

“Wahai para pemuda! Barangsiapa diantara kalian berkemampuan untuk nikah, maka nikahlah, alasannya nikah itu lebih menundukan pandangan, dan lebih membentengi farji (kemaluan). Dan barangsiapa yang tidak mampu, maka hendaklah ia shaum, alasannya shaum itu sanggup membentengi dirinya.“

Rasulullah SAW juga bersabda bahwa sesuatu yang banyak mengakibatkan insan tergelincir ke dalam neraka, ialah verbal dan kemaluan.

7. Meredam syahwat dan menyalurkannya kepada sesuatu yang halal demi mengharapkan pahala dan ridha Allah SWT

Rasulullah  SAW bersabda,


وَفِي بُضْعِ أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ أَيَأتِي أَحَدُنَا شَهْوَتَهُ وَيَكُونُ لَهُ فِيهَا أَجْرٌ قَالَ أَرَأَيْتُمْ لَوْ وَضَعَهَا فِي حَرَامٍ أَكَانَ عَلَيْهِ فِيهَا وِزْرٌ فَكَذَلِكَ إِذَا وَضَعَهَا فِي الْحَلَالِ كَانَ لَهُ أَجْرًا.

“Dan relasi tubuh diantara kalian ialah shadaqah.“ Para sobat bertanya, “Wahai Rasulullah mengapa seseorang yang menyalurkan syahwatnya mendapat pahala?” Beliau bersabda, “Tidakkah kalian ketahui, bila ia menyalurkannya pada sesuatu yang haram, maka ia akan mendapat dosa? Adapun bila ia menyalurkanya pada yang sesuatu yang halal, maka ia akan mendapat pahala.“

8. Mencegah tersebarnya perzinaan dan penyakit menular di kalangan umat Islam

Rasulullah SAW pernah bersabda yang artinya,

“Wahai kaum Muhajirin, ada lima perkara, bila telah menimpa kalian, maka tidak ada kebaikan lagi bagi kalian. Dan saya berlindung kepada Allah, semoga kalian terhindar darinya. Lima kasus itu ialah (1) Tidak merajalela praktek perzinaan pada suatu kaum hingga mereka berani berterus-terang melakukannya, melainkan akan terserang penyakit menular dengan cepat, dan mereka akan ditimpa penyakit-penyakit yang belum pernah menimpa umat-umat yang lalu…..“

Sungguh mendidik watak biologis dan mensucikanya serta mengarahkanya kepada jalan yang benar merupakan sesuatu yang sangat penting untuk diperhatikan. Sebab, keselamatan dan kebangkitan umat tergantung padanya.

Oleh alasannya itulah kaum Muslimin tidak berselisih pendapat wacana disyariatkannya pernikahan. Bahkan hukumnya wajib bagi orang yang takut terjebak dalam kemaksiatan dan kemungkaran, apalagi bila pemahaman agamanya lemah dan banyaknya godaan.

10 Isi Hantaran Pernikahan yang Unik dan Berkesan

Demikian klarifikasi wacana tujuan menikah yang sanggup kami sampaikan. Perlu diingat, menikah itu bukan perlombaan. Tak usah dipusingkan bila memang jodohmu dikala ini belum menghampiri. Lebih baik terus memperbaiki diri sambil menambah ilmu supaya lebih siap menghadapi perahu rumah tangga nanti. Semoga bermanfaat.