Foto Kondisi Mengenaskan Kali Pisang Kerikil Di Bekasi, Dipenuhi Sampah Sepanjang 1,5 Km


Warga memakai sepeda motor melintas disamping sampah yang didominasi plastik di sepanjang Kali Pisang Batu, Desa Pahlawan Setia, Kecamatan Tarumajaya, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Selasa (8/1/2019). (KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG) 

Begitu zalimnya insan terhadap lingkungan...

Kondisi memilukan nampak terperinci di Kali Pisang Batu, Desa Pahlawan Setia, Tarumajaya, Kabupaten Bekasi. Penuh dengan sampah yang berbau busuk sepanjang 1,5 kilometer.

Mohon maaf bila foto-foto ini menciptakan Anda tak nyaman...

Kali Pisang Batu di Desa Pahlawan Setia, Tarumajaya, Kabupaten Bekasi baru-baru ini meyita banyak perhatian.

Bagaimana tidak, kali akrab pemukiman warga tersebut sekarang penuh dialiri sampah sepanjang 1,5 kilometer.

Sampah menumpuk dengan ketebalan mencapai sekitar 50 sentimeter sehingga menutupi air kali yang hitam pekat. Bau tak sedap tercium di sekitar kali.

Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bekasi menduga sebagian besar sampah berasal dari pedoman kali di wilayah Kota Bekasi. Sebab, dengan jumlah sampah yang begitu banyak dirasa tidak logis jikalau dikatakan sampah hanya berasa dari warga sekitar bantaran kali tersebut.

Dilansir dari kompas.com, begini foto-foto kondisi mengenaskan Kali Pisang Batu:

Lebih dari sebulan sampah mengalir


Sampah yang didominasi plastik memenuhi sepanjang Kali Pisang Batu, Desa Pahlawan Setia, Kecamatan Tarumajaya, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Selasa (8/1/2019). (KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG)

Kini, sudah lebih dari sebulan, warga sekitar Kali Pisang Batu di Desa Setia Asih, Setia Mulya, dan Pahlawan Setia menanggung akhir pencemaran sampah di kali itu.

Bau menyengat dan banyak nyamuk 


Warga melintas disamping sampah yang didominasi plastik di sepanjang Kali Pisang Batu, Desa Pahlawan Setia, Kecamatan Tarumajaya, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Selasa (8/1/2019).(KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG)

Maria, warga Desa Pahlawan Setia, mengaku susah tidur pada malam hari alasannya ialah terganggu banyaknya nyamuk dan busuk dampak sampah di Kali Pisang Batu.

Ketika malam hari, nyamuk dan busuk makin menyengat alasannya ialah terbawa angin malam sangat menganggu warga yang hendak beristirahat.

"Merusak pemandangan. Enggak pernah penyakit, (tapi) dari baunya mengganggu. Lalat dan nyamuk malam banyak. Terganggu sama bau. Gara-gara bau, jadi susah tidur saya," kata Maria ibarat dikutip dari Kompas.com, Selasa (8/1/2019).

Rentan banjir dan penyakit


Kali Pisang Batu, Desa Pahlawan Setia, Kecamatan Tarumajaya, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Selasa (8/1/2019). (KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG)

Air Kali Pisang Batu yang berwarna hitam pekat serta mengeluarkan busuk menyengat kerap meluap akhir tersendat sampah, kemudian hujan dan merendam permukiman warga di sekitar kali.

"Kalau hujan di sini kadang banjir, sanggup hampir satu meter masuk rumah. Airnya kan hitam tuh, busuk lagi, kalau banjir itu kami sengsara banget deh soalnya airnya kotor banget. Kami mengungsi ke masjid deh," kata Aslia, Warga Desa Pahlawan Setia.

Menurut dia, air kali sanggup menjadikan gatal-gatal jikalau tersentuh tubuh. Dia pun khawatir dikala banjir tiba sanggup menimbulkan penyakit.

"Itu (air kali) kalau tersentuh tangan sanggup gatal langsung. Enggak tahu ya, mungkin alasannya ialah kotor banget hingga hitam begitu," ujar Aslia.

Mencemari sumur warga


Tampak air sumur di permukiman warga menghitam pasca terimbas Kali Pisang Batu, Tarumajaya, Kabupaten Bekasi yang tercemar, Selasa (8/1/2019).(KOMPAS.com/DEAN PAHREVI)

Kondisi air kali yang hitam serta menjadikan busuk menyengat berdampak pada air perumahan dan sumur di permukiman warga yang ikut menjadi bau. Hal itu menimbulkan kondisi air di permukiman warga sudah tidak elok pasca-Kali Pisang Batu terkotori tumpukan sampah.

"Buat mandi bau, kami pakai air itu dulu terus bilas pakai air PAM yang kami beli. Air sumur cuma buat nyuci saja," kata Amin, warga Desa Setia Mulya.

Alhasil, Amin mengaku harus membeli air PAM sebesar Rp 6.000 per galon untuk kebutuhan masak dan mandi.

:

Warga berharap dilema ini sanggup diatasi hingga tuntas. 


Tumpukan sampah yang sudah berlangsung sekitar sebulan tersebut sepanjang sekitar 1,5 kilometer.(KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG) 

Kondisi memilukan tersebut sangat-sangat meresahkan warga.

Sejak ramai diperbincangkan, lautan sampah tersebut mulai diangkut bertahap semenjak Sabtu (5/1/2019).

Dua alat berat dikerahkan dan ratusan truk telah mengangkut sampah tersebut. Hingga hari ke empat, sebanyak sekitar 300 ton sampah sudah diangkut.

Nah bagaimana berdasarkan Anda?