Jangan Menghujat, Apalagi Menuduh! Ini Alasan Perempuan Sragen Jual Mie Ayam Cuma Rp 2.000


Rika, pedagang mi ayam Rp 2.000 yang viral di Facebook, berdiri di depan rumah yang sekaligus juga warungnya di Dukuh Gondang RT 3 RW 7, Desa Grasak, Kecamatan Gondang, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah, Jumat (18/1/2019).(TRIBUN JATENG/MAHFIRA PUTRI MAULANI) 

Mie ayam yang dijual cuma Rp 2.000 per mangkok? Ayam tiren?

Jangan kebanyakan prasangka, sebelum tahu apa yang bersama-sama terjadi.

Banyak di cibir dan dituduh macam-macam di medsos, jikalau tahu alasan sesungguhnya niscaya kau nangis...

Mie ayam yang dijual Rp 2.000 per mangkok ramai diperbincangkan di media umum Facebook.

Namun sayang, bukannya seneng sanggup harga murah, Netizen malah mnghujat dan menuduh macem-macem. Ayam tiren lah, ini itu lah...

Mi ayam itu dijajakan di Dukuh Gondang RT 003 RW 007, Desa Grasak, Kecamatan Gondang, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah. Memang harganya Rp 2000, tapi bukan dari ayam tiren.

Adalah Rika Septi Anadewi (25) dan suaminya, Febriana Trilaksono (25), yang berdagang mi ayam ini.

Rika sudah berjualan dua bulan terhitung dari Desember tahun lalu. Adapun Rian, sang suami, sehari-hari bekerja sebagai kuli bangunan.

"Dulu saya ikut bantu jualan bulik (tante) di bersahabat MTs 1 Gondang. Karena anak saya nggak ada yang jagain, ya sudah saya jualan di rumah saja," ujar Rika, Jumat (18/1/2019) sore.

Rika mengaku, resep bumbu mi ayam yang dijualnya turun dari sang mertua. Tak hanya beliau dan bulik, mertua dan abang Rika juga berjualan mi ayam di daerah masing-masing.

"Alhamdulillah enggak rugi. Bulik saya yang juga berjualan mi ayam malah iri dengan keuntungan yang saya dapat," tuturnya.

Dia biasa membeli mi kering di pasar bersahabat rumah, rata-rata 10 pak per hari dengan berat masing-masing pak 8 kg.

Sementara itu, daging ayam sehari habis 2-3kg per hari. Melalui bahan-bahan itu, dalam sehari beliau bisa menjual 100 porsi mie ayam. Dia pun mendapat keuntungan higienis rata-rata Rp 70.000 setiap hari.

"Saya menjual Rp 2.000 agar belum dewasa juga bisa beli. Apalagi anak muda sampai orang tua," ujarnya.

Cerita Pilu di balik perjuangan Mie ayam Rp 2000

Dilansir dari kompas.com, Rika menuturkan, ada cerita duka di balik keputusannya dan suami karenanya berjualan mi ayam seharga Rp 2.000 ini.

Suatu hari, anaknya meminta uang jajan Rp 2.000. Namun, alasannya yaitu tidak punya uang, beliau tak bisa memenuhi permintaan anaknya.

"Sedih, nelangsa. Ketika anak minta uang jajan Rp 2.000 saja, saya enggak bisa ngasih," ujar Rika meneteskan air mata.

Dia mengaku mendapat banyak mendapat cibiran dari netizen alasannya yaitu harga mi ayam Rp 2.000.

"Mi ayam apa itu cuma Rp 2.000, mencurigakan. Pasti ayamnya ayam mati," tutur Rika sambil membacakan komentar di Facebook.

Ketika dibilang kalau ayamnya hidup, mi-nya akan habis dimakan atau dipatuk ayam, beliau pun tertawa. Namun, Rika tak ambil pusing. Dia mengaku bahagia bisa berjualan tanpa meninggalkan anaknya. Dia juga bersyukur bisa mendapat keuntungan walau sedikit.

"Dulu saya bikin hanya satu panci, itu saja habis, alhamdulillah. Sekarang 3 panci besar kadang kurang," ungkapnya.

"Yang penting saya tidak rugi. Bisa jualan, jaga anak, bisa beliin jajan anak," tambah Rika.

:

Saat disambangi, rumah Rika memang tidak layaknya warung. Tidak ada etalase, meja atau dingklik layaknya warung-warung mi ayam. Hanya ada spanduk bertuliskan mi ayam Rp 2.000. Dia melayani pembeli di dalam rumah yang bisa dibilang sederhana.

Para pelanggannya biasa memesan lebih dulu via WhatsApp, kemudian akan mengambilnya sesudah jadi.

Namun, Rika mengaku sudah berencana akan segera membuka warung mi ayam di depan rumahnya. Dia sudah mulai membeli mangkok, wadah kecap, meja, dan kursi.

"Kurang bersih-bersih, belum sempat. Suami saya masih bekerja," katanya.

Nah jadilah netizen yang baik, jangan asal menghujat sebelum tahu fakta yang sebenarnya.