Katanya Rokok Punya 10 Manfaat Ini, Apa Benar?


Gambar ilustrasi dilansir dari intipsyuk.blogspot.com

Sedang ramai diperbincangkan di forum-forum diskusi online.

Katanya rokok mempunyai 10 manfaat bagi kesehatan namun disembunyikan.

Pembahasannya begitu menarik, hingga sayang untuk dilewatkan. Berikut kurang lebih uraiannya.

Anda niscaya terkaget-kaget saat membaca judul artikel ini. Sama menyerupai terkejutnya saya saat pertama kali membacanya.

Kita sadar isu negatif wacana rokok dan kebiasaan merokok dijejalkan kepada kita sudah semenjak lama. Sebagian besar menghubung-hubungkan dampak jelek asap rokok dan zat-zat yang terkandung di dalamnya terhadap kesehatan badan manusia.

Informasi tersebut diterima oleh masyarakat luas yang awam mengenai riset dan penelitian sebagai kebenaran mutlak yang tidak perlu diperdebatkan.

Namun tidak demikian dengan para ilmuwan. Sesuai dengan bidang ilmunya mereka mengadakan penelitian seputar dampak rokok dan merokok bagi kesehatan dengan berangkat dari dasar pemikiran yang netral.

Mereka mencoba menggali adakah manfaat zat-zat yang terdapat di dalam sebatang rokok untuk kesehatan manusia, yang selama ini sudah diberi stigma negatif secara luas.

Berikut beberapa riset yang menguak manfaat rokok bagi kesehatan manusia. Saya bukan seorang dokter atau peneliti bidang kesehatan, jadi pembahasan ilmiah wacana isi berita ini sanggup diperdebatkan oleh para pakar sendiri.

1. Merokok Mengurangi Resiko Parkinson



Banyak bukti yang memperlihatkan bahwa merokok melawan penyakit Parkinson. Sebuah penelitian terbaru menambah berpengaruh bukti sebelumnya yang melaporkan bahwa merokok sanggup melindungi insan dari penyakit Parkinson.

Secara khusus, penelitian gres tersebut memperlihatkan korelasi temporal antara kebiasaan merokok dan berkurangnya risiko penyakit Parkinson. Artinya, imbas proteksi terhadap Parkinson berkurang sesudah perokok menghentikan kebiasaan merokoknya.

Studi lain mengenai dampak positif merokok terhadap Parkinson Desease (PD) yaitu sebuah penelitian terhadap 113 pasangan kembar laki-laki. Tim peneliti yang dipimpin oleh Dr Tanner terus melihat perbedaan yang signifikan saat takaran dihitung hingga 10 atau 20 tahun sebelum diagnosis.

Mereka menyimpulkan bahwa temuan ini menyangkal pernyataan bahwa orang yang merokok cenderung mempunyai PD. Selain itu, masih banyak penelitian yang lainnya mengenai kebiasaan merokok yang mempunyai kegunaan melawan Parkinson.

2. Perokok lebih berpengaruh dan cepat sembuh dari Serangan Jantung dan Stroke



Penelitian besar memperlihatkan manfaat lain merokok, yakni manfaat terhadap restenosis atau penyempitan pembuluh darah yang menjadikan ajaran darah menjadi terbatas, menyerupai pembuluh darah ke jantung (cardiovaskular disease) atau ke otak (stroke). Perokok mempunyai kesempatan yang lebih baik untuk bertahan hidup dan penyembuhan yang lebih cepat.

Penelitian lain menyebutkan karbon monoksida sanggup mengurangi Serangan Jantung (Myocardial infarction) dan Stroke. Karbon monoksida merupakan produk sampingan dari asap tembakau. Sebuah laporan memperlihatkan tingkat sangat rendah dari karbon monoksida sanggup membantu para korban serangan jantung dan stroke.

Karbon monoksida menghambat pembekuan darah, sehingga melarutkan gumpalan berbahaya di pembuluh arteri. Para peneliti memfokuskan pada kemiripan yang akrab antara karbon monoksida dengan oksida nitrat yang menjaga pembuluh darah tetap melebar dan mencegah penumpukan sel darah putih.

Baru-baru ini oksida nitrat telah ditingkatkan statusnya dari polutan udara biasa menjadi penghubung fisiologis terpenting kedua secara internal. Oleh lantaran itu tidak akan mengherankan kalau karbon monoksida secara paradoks sanggup menyelamatkan paru-paru dari cedera akhir penyumbatan pembuluh darah ke jantung (cardiovascular blockage).

3. Merokok mengurangi resiko penyakit “Susut Gusi” yang parah



Dulu disebutkan bahwa tembakau yaitu akar semua permasalahan penyakit gigi dan mulut. Padahal sebuah studi telah memperlihatkan bahwa bersama-sama perokok berisiko lebih rendah terhadap penyakit gusi menyerupai susut gusi atau Gingival recession.

4. Merokok mencegah Asma dan penyakit lantaran Alergi lainnya



Sebuah studi dari dua generasi penduduk Swedia memperlihatkan dalam analisis multi variasi, beberapa anak dari para ibu yang merokok sedikitnya 15 batang sehari, cenderung mempunyai peluang yang lebih rendah untuk menderita alergi rhino-conjunctivitis, allergic conjunctivitis (alergi pada membran mata), alergi asma, eksim atopik dan alergi makanan, dibandingkan dengan belum dewasa dari para ibu yang tidak pernah merokok.

Penelitian sebelumnya telah memperlihatkan hasil yang bertentangan mengenai dampak paparan asap tembakau pada sensibilization atopik.

Sebuah studi cross-sectional dari kebiasaan perokok dan mantan perokok dalam kaitannya dengan gangguan atopik dari data pada 6909 orang remaja muda dan setengah baya (16-49 tahun) dan 4472 belum dewasa (3-15 tahun) dari Swedish Survey of Living Conditions tahun 1996-97.

Hasil: Prevalensi asma alergi dan alergi rhino-konjungtivitis menurun, secara dosis-respons / dose-response manner (masing-masing P=0,03 dan P=0,004), dengan peningkatan paparan asap tembakau dalam penelitian pada populasi dewasa.

Anak-anak dari ayah yang merokok sedikitnya 15 batang rokok sehari mempunyai kecenderungan yang sama.

5. Nikotin membunuh bakteri penyebab Tuberculosis (TB)



Suatu hari, Nikotin mungkin menjadi alternatif yang mengejutkan sebagai obat Tubercolosis atau TBC yang susah diobati, kata seorang peneliti dari University of Central Florida (UCF).

Senyawa ini menghentikan pertumbuhan bakteri TBC dalam sebuah tes laboratorium, bahkan bila dipakai dalam jumlah kecil saja, kata Saleh Naser, seorang profesor mikrobiologi dan biologi molekuler di UCF. Kebanyakan ilmuwan sepakat bahwa nikotin yaitu zat yang menjadikan orang menjadi kecanduan rokok.

6. Merokok mencegah Kanker Kulit yang langka



Seorang peneliti pada National Cancer Institute beropini bahwa merokok sanggup mencegah pengembangan kanker kulit yang menimpa terutama orang renta di Mediterania, wilayah Italia Selatan, Yunani dan Israel.

Bukan berarti merokok disarankan untuk populasi itu, kata Dr James Goedert, namun yang penting yaitu merokok tembakau sanggup membantu untuk mencegah kanker yang langka bentuk. Dan ini yaitu sebuah ratifikasi dari peneliti di National Cancer Institute bahwa ada manfaat dari rokok.

Goedert yang bergabung di American Association for Cancer Research (AACR) menyampaikan bahwa ia tetap tidak akan merekomendasikan merokok, bahkan kepada anggota populasi yang telah diteliti.

Studi ini memperlihatkan merokok menghasilkan risiko lebih rendah penderita penyakit langka yang jarang dan berakibat fatal,” katanya ringkas.

7. Merokok mengurangi resiko terkena Kanker Payudara



Sebuah penelitian gres dalam jurnal dari National Cancer Institute (20 Mei 1998) melaporkan bahwa pembawa mutasi gen tertentu (yang cenderung sebagai pembawa kanker payudara), yang merokok selama lebih dari 4 pak tahun (yaitu, jumlah pak per hari dikalikan dengan jumlah lamanya tahun merokok) berdasarkan statistik ternyata mengalami penurunan signifikan sebesar 54 persen dalam insiden kanker payudara bila dibandingkan dengan pembawa yang tidak pernah merokok.

Salah satu kekuatan dari penelitian ini yaitu bahwa penurunan insiden melebihi ambang 50 persen.

8. Nitrat Oksida dalam Nikotin mengurangi Radang Usus Besar



Nikotin mengurangi acara otot melingkar, terutama melalui pelepasan nitrat oksida, dalam kasus ulcerative colitis (UC) atau radang usus.

Temuan ini sanggup menjelaskan beberapa terapi manfaat dari nikotin (dan merokok) terhadap UC dan sanggup menjelaskan mengenai disfungsi pelopor kolon pada penyakit aktif.

9. Efek transdermal nikotin pada kinerja kognitif (berpikir) penderita Down Syndrome



Sebuah penelitian mengenai dampak rangsangan nikotin-agonis dengan 5 mg jaringan kulit implan lebih baik bahkan jikalau dibandingkan dengan plasebo (obat kontrol), pada kinerja kognitif pada lima orang remaja dengan gangguan kinerja kognitif (berfikir).

Perbaikan kemungkinan berafiliasi dengan perhatian dan pengolahan isu yang terlihat pada pasien Down Syndrom dibandingkan dengan kontrol kesehatan lainnya.

Down syndrome yaitu penyakit yang disebabkan adanya kelainan pada kromosom 21 pada pita q22 gen SLC5A3, yang sanggup dikenal dengan melihat manifestasi klinis yang cukup khas.

Kelainan yang berdampak pada keterbelakangan pertumbuhan fisik dan mental anak ini pertama kali dikenal pada tahun 1866 oleh Dr.John Longdon Down.

10. Merokok baik bagi ibu hamil untuk mencegah Hipertensi di masa kehamilan dan penularan ibu-anak infeksi Helicobacter pylori



Konsentrasi urin cotinine (tembakau yang bermetabolis di dalam tubuh) mengkonfirmasi berkurangnya risiko Preeklamsia dengan paparan tembakau Eksposur. Pre-eklamsia yaitu kondisi medis di mana hipertensi muncul dalam kehamilan (kehamilan dengan hipertensi) yang bekerjasama dengan sejumlah besar protein dalam urin.

Pre-eklampsia ditandai dengan tekanan darah tinggi, kenaikan kadar protein di dalam urin (proteinuria), dan pembengkakan pada tungkai (edema).

Pre-eklampsia dialami oleh ibu yang sedang hamil, terutama para ibu muda yang gres pertama kali hamil. Penyebab niscaya pre-eklampsia belum diketahui, sehingga masih sulit untuk dicegah kemunculannya.

Jika pre-eklampsia bertambah parah pada masa kehamilan, maka akan menjadikan eklampsia yang sanggup berujung pada kematian. Studi ini, meskipun kecil, memperlihatkan salah satu manfaat dari merokok selama kehamilan.

Temuan ini, diperoleh dengan memakai uji laboratorium, mengkonfirmasi penurunan risiko preeklamsia berkembang dengan paparan tembakau" (Am J Obstet Gynecol 1999;. 181:1192-6.). (sumber: Urinary cotinine concentration confirms the reduced risk of preeclampsia with tobacco exposure)

Sebuah penelitian lain menemukan korelasi terbalik yang berpengaruh antara ibu yang merokok dan infeksi Helicobacter pylori di antara belum dewasa prasekolah, di mana ditunjukkan kemungkinan bahwa penularan ibu-anak berupa infeksi mungkin kurang efisien jikalau ibu merokok.

Untuk mengevaluasi hipotesis ini lebih lanjut, dilakukan studi berbasis populasi di mana infeksi H. pylori diukur dengan 13C-urea breath test (tes kandungan urea pada nafas) dalam 947 belum dewasa prasekolah dan ibu-ibu mereka.

Kami memperoleh isu rinci wacana faktor-faktor risiko potensial untuk infeksi, termasuk ibu merokok, dengan memakai kuesioner standar.

Secara keseluruhan, 9,8% (93 dari 947) dari belum dewasa dan 34,7% (329 dari 947) dari ibu-ibu telah terinfeksi. Prevalensi (rasio jumlah insiden penyakit dengan unit pada populasi beresiko) infeksi jauh lebih rendah di antara belum dewasa dari ibu yang tidak terinfeksi (1,9%) dibandingkan pada belum dewasa dari ibu yang terinfeksi (24,7%).

Ada korelasi terbalik yang berpengaruh infeksi belum dewasa dengan ibu yang merokok (odds ratio atau penyimpangan diadaptasi = 0,24; interval dogma 95% = 0,12-0,49) di antara belum dewasa dari ibu yang terinfeksi, tetapi tidak di antara belum dewasa dari ibu yang terinfeksi. Hasil ini mendukung hipotesis dari tugas utama untuk penularan ibu-anak berupa infeksi H. pylori, yang mungkin menjadi kurang efisien jikalau si ibu merokok.

Sumber10 Manfaat Rokok Bagi Kesehatan Manusia? Gila!

Artikel ini tentu tidak bermaksud mengajak anda untuk mulai merokok atau meneruskan kebiasaan anda menghisap asap tembakau. Tetapi yaitu hak anda untuk mendapat informasi.

Sebagai pembanding, kami akan menyajikan beberapa ancaman rokok dari sumber yang lain:

1. Paru-paru orang yang tak merokok dan yang merokok


 

2. Organ Yang Rusak Akibat Merokok


3. Bahaya Rokok Bagi Kesehatan, 217400 Orang Mati Setiap Tahun