Hukum Menggunakan Sandal Yang Tertukar Di Masjid, Bolehkah ?
Pernah bukan saat kita pulang sholat berjamaah dimasjid sandal kita tertukar.
Entah itu diambil atau tidak pastinya dalam keadaan bimbang, alasannya yaitu yang akan digunakan bukan barang kita.
Lantas bagaimana hukumnya dalam islam menggunakan sandal yang tertukar ?
Bismillah was shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, wa ba’du,
Kaum muslimin diajarkan sebuah prinsip bahwa barang orang lain dilarang kita kuasai kecuali dengan kerelaan pemiliknya. Menguasai dapat bentuknya mengambil untuk dimiliki atau digunakan.
Dalam hadis dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لاَ يَحِلُّ مَالُ امْرِئٍ مُسْلِمٍ إِلاَّ بِطِيبِ نَفْسِهِ
Karena itulah, saat seseorang menemukan barang yang berharga, dia dilarang mengambil dengan niat untuk dimiliki. Namun kewajiban dia yaitu mengambil untuk dikembalikan kepada pemiliknya. Karena itu, dia harus mengumumkan barang temuan tersebut.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah ditanya ihwal luqathah (barang temua). Jawaban beliau,
اعْرِفْ وِكَاءَهَا – أَوْ قَالَ وِعَاءَهَا – وَعِفَاصَهَا ، ثُمَّ عَرِّفْهَا سَنَةً
Hanya saja, jikalau barang itu terhitung kurang berharga, sehingga kalaupun hilang tidak akan dicari oleh pemiliknya, maka barang temuan semacam ini boleh pribadi dimanfaatkan, tanpa harus diumumkan.
Dari Jabir bin Abdillah dia mengatakan,
رَخَّصَ لَنَا رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- فِى الْعَصَا وَالسَّوْطِ وَالْحَبْلِ وَأَشْبَاهِهِ يَلْتَقِطُهُ الرَّجُلُ يَنْتَفِعُ بِهِ
:
- Makan dalam Kondisi Perut Masih Kenyang Itu Haram?
- Marak Penamaan Makanan Ditambah Kata "setan", Apa Boleh Dalam Islam?
Sandal Ketukar
Berangkat dari dalil-dalil di atas, selanjutnya kita akan melihat kasus sandal ketukar, baik di masjid maupun di daerah lainnya. Sandal ketukar, berarti sandal kita hilang, kemudian ada sandal yang ibarat dengan sandal kita yang tertinggal, sementara kita tidak tahu siapa pemiliknya.Kasus semacam ini pernah ditanyakan kepada Dr. Abdul Karim al-Khudhair
Teks pertanyaan,
أحيانًا أخرج من المسجد ولا أجد حذائي ولكن قد أجد حذاءً آخر يشبهه ويغلب على ظني أن صاحبه قد أخطأ فأخذ حذائي مكان حذائه فهل لي أن آخذ الحذاء المتبقي؟
Jawaban Dr. Abdul Karim al-Khudhair,
الفقهاء ينصون على مثل هذه المسألة ففي الزاد وغيره ذكروا أن من أُخذ نعلاه فوجد مكانهما غيرهما فهي لقطة لا يجوز له أن يأخذها بنية التملك ولا يجوز له أن يستعملها إنما يأخذها بنية التعريف
لكن هناك لقطة لا تلتفت إليها همة أوساط الناس من الأنواع الرخيصة التي إذا تركها صاحبها يغلب على الظن أنه لن يرجع إليها فمثل هذه أمرها سهل لاسيما إذا اشتدت الحاجة إليها فقد يخرج من المسجد في شدة الحر في الرمضاء الشديدة فإذا أخذ هذا النوع الذي لا تلتفت إليه همة أوساط الناس فيُرجى أن لا بأس إن شاء الله تعالى على أنه يعيدها إذا استغنى عنها أو يتصدق بنية صاحبها
Seperti yang dilansir oleh konsultasisyariah.com, terkadang orang keluar dari masjid dalam cuaca sangat panas, saat dia mengambil sandal tertinggal yang umumnya orang tidak tertarik dengannya, aku berharap, insyaaAllah tidak duduk kasus untuk mengambilnya. Hanya saja, dia harus mengembalikannya, seusai dia gunakan atau dia sedekahkan dengan niat pahalanya untuk pemiliknya.
وأما بالنسبة لحذائه فيعوضه الله خيرًا منها إذا عدل عن مال أخيه الذي لم تطب نفسه به. وإذا كانت الأحذية متشابهة ويغلب على الظن أنه أخطأ في لبس حذائه وترك هذه يغلب على الظن فإن احتاج إليها ولبسها ثم أعادها لا مانع إن شاء الله تعالى.
Dan apabila ada sandal yang mirip, dan anda punya dugaan berpengaruh bahwa ada orang yang salah sehingga menggunakan sandal anda, jikalau anda memang butuh, boleh digunakan kemudian nanti dikembalikan insyaaAllah tidak masalah.
Wallahu A'lam.