Shalat Dhuha Yang Mustajab Jam Berapa?


Gambar ilustradi dilansir dari asliindonesia.net

Masih belum banyak yang tahu...

Ternyata, terdapat waktu mustajab untuk melaksanakan shalat dhuha.

Jam berapa? Simak klarifikasi lengkap mengenenai sholat Dhuha berikut ini...

Waktu sholat dhuha yang baik dan sesuai sunnah mulai pukul berapa dan hingga jam berapa? Dan bagaimana niat sholat dhuha, bacaan sholat dhuha, dan tata caranya?

Waktu sholat dhuha dimulai semenjak sehabis matahari terbit, lalu matahari tersebut meninggi hingga setinggi tombak (sekitar 2 meter). Lebih kurang 15 menit SETELAH matahari terbit. Ini yakni klarifikasi dari Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin.

Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin mengatakan, “Awal waktu shalat Dhuha yakni ketika matahari meninggi setinggi tombak ketika dilihat, yaitu 15 menit SETELAH matahari terbit.” (Syarah al-Arba’in an-Nawawiyah, hal. 289)

Dalil wacana kapan dimulainya waktu sholat dhuha ini yakni Hadis dari ‘Amr bin ‘Abasah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

صَلِّ صَلاَةَ الصُّبْحِ ثُمَّ أَقْصِرْ عَنِ الصَّلاَةِ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ حَتَّى تَرْتَفِعَ فَإِنَّهَا تَطْلُعُ حِينَ تَطْلُعُ بَيْنَ قَرْنَىْ شَيْطَانٍ وَحِينَئِذٍ يَسْجُدُ لَهَا الْكُفَّارُ

Kerjakan shalat subuh lalu tinggalkan shalat hingga matahari terbit, hingga matahari meninggi. Ketika matahari terbit, ia terbit di antara dua tanduk setan, dikala itu orang-orang kafir sedang bersujud.” (HR. Muslim no. 832). (Lihat Minhatul ‘Allam, 3: 347)

Waspada waktu terlarang melaksanakan sholat!



Mengapa kita dianjurkan menunggu hingga lebih kurang 15 menit sehabis matahari terbit? hal ini dikarenakan biar tidak bertepatan dengan waktu-waktu yang tidak boleh melaksanakan sholat.

Sebagaimana dalam Hadis Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam:

Dari Uqbah bin Amir radhiallahu ‘anhu, ia berkata,

ثَلاَثُ سَاعَاتٍ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَنْهَانَا أَنْ نُصَلِّىَ فِيهِنَّ أَوْ أَنْ نَقْبُرَ فِيهِنَّ مَوْتَانَا حِينَ تَطْلُعُ الشَّمْسُ بَازِغَةً حَتَّى تَرْتَفِعَ وَحِينَ يَقُومُ قَائِمُ الظَّهِيرَةِ حَتَّى تَمِيلَ الشَّمْسُ وَحِينَ تَضَيَّفُ الشَّمْسُ لِلْغُرُوبِ حَتَّى تَغْرُبَ

Ada 3 waktu dimana Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang kami untuk melaksanakan shalat di 3 waktu tersebut atau menguburkan mayat kami: (1) ketika matahari terbit hingga tinggi, (2) ketika seseorang bangun di tengah bayangannya hingga matahari tergelincir, dan (3) ketika matahari miring hendak karam hingga benar-benar tenggelam.” (HR. Muslim no. 831)

Oleh sebab itu sebaiknya tunggu lebih kurang 15 menit SETELAH matahari terbit, hingga matahari tersebut meninggi hingga setinggi tombak (kira-kira 2 meter) untuk lalu melaksanakan sholat dhuha.

Waktu terbaik mengerjakan sholat dhuha


Gambar ilustrasi tebuireng.online
Waktu yang paling baik untuk mengerjakan sholat Dhuha yakni pada simpulan dari waktu dhuha, yaitu ketika matahari sudah mulai terik saat-saat mendekati waktu dzuhur.

Dalilnya yakni Hadis riwayat dari al-Qosim as-Syaibani bahwa Zaid bin Arqam radhiallahu ‘anhu melihat sekelompok orang melaksanakan sholat dhuha, lalu Zaid mengatakan: “Andaikan mereka tahu bahwa shalat sehabis waktu ini lebih utama. Sungguh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda,

صَلَاةُ الْأَوَّابِينَ حِينَ تَرْمَضُ الْفِصَالُ

Sholatnya para Awwabin yakni ketika anak onta mulai kepanasan.” (HR. Muslim 748)

Sholatnya para Awwabin yang dimaksud pada Hadis di atas yakni sholat dhuha. Sedangkan Awwabin artinya orang yang suka kembali pada aturan Allah.

Cara mudah memilih waktu sholat dhuha yang terbaik ini yakni waktu sholat dzuhur dikurangi kira-kira 20 menit. Dan ini batas waktu mendekati berakhirnya waktu sholat dhuha. Oleh sebab itu sebaiknya kerjakan sholat dhuha lebih awal sedikit sebelum masuknya waktu tersebut.

Ingat! Sekali lagi, bahwa ini yakni kira-kira batas waktu berakhirnya sholat dhuha. Dan waspadalah terhadap Waktu Terlarang Sholat ini:

1. Waktu Terlarang Sholat yang Pertama: Dari sehabis Sholat Subuh hingga matahari terbit.

2. Waktu Terlarang Sholat yang Kedua: Setelah Sholat Subuh hingga matahari menyising setingga tombak; atau hingga (kira-kira) 15 menit atau 20 menit sehabis matahari terbit.

3. Waktu Terlarang Sholat yang Ketiga: Ketika matahari di atas kepala tidak condong ke timur atau ke barat hingga matahari tergelincir ke barat. Yaitu sekitar 15 menit sebelum masuk waktu dzuhur.

4. Waktu Terlarang Sholat yang Keempat: Dari sehabis selesai Sholat Ashar hingga matahari mulai tenggelam.

5. Waktu Terlarang Sholat yang Kelima: Dari matahari mulai karam hingga karam sempurna. (Lihat Minhah al-‘Allam fii Syarh Bulugh al-Maram, 2: 205 dikutip dari goresan pena ustadz Muhammad Abduh Tuasikal: https://rumaysho.com/15797-lima-waktu-terlarang-shalat.html)

Berapa rakaat jumlah sholat dhuha?


Gambar ilustrasi dialnsir dari BimbinganIslam.com

Jumlah raka’at sholat dhuha yakni minimal 2 rakaat. Di antara dalilnya yakni Hadis Abu Hurairah,

أَوْصَانِى خَلِيلِى بِثَلاَثٍ لاَ أَدَعُهُنَّ حَتَّى أَمُوتَ صَوْمِ ثَلاَثَةِ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ ، وَصَلاَةِ الضُّحَى ، وَنَوْمٍ عَلَى وِتْرٍ

Beliau -radhiallahu ‘anhu- berkata, “Kekasihku (Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam) mewasiatkan kepadaku untuk berpuasa tiga hari dalam tiap bulan, melaksanakan dua rakaat sholat dhuha dan melaksanakan sholat witir sebelum tidur.” (HR. Bukhari Muslim)

Kemudian dalil yang lainnya yakni Hadis berikut:

يُصْبِحُ عَلَى كُلِّ سُلاَمَى مِنْ أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ فَكُلُّ تَسْبِيحَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَحْمِيدَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَهْلِيلَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَكْبِيرَةٍ صَدَقَةٌ وَأَمْرٌ بِالْمَعْرُوفِ صَدَقَةٌ وَنَهْىٌ عَنِ الْمُنْكَرِ صَدَقَةٌ وَيُجْزِئُ مِنْ ذَلِكَ رَكْعَتَانِ يَرْكَعُهُمَا مِنَ الضُّحَى

Setiap pagi hari ada kewajiban sedekah setiap ruas persendian tulang kalian. Setiap bacaan tasbih (subhanallah) yakni sedekah, setiap bacaan tahmid (alhamdulillah) yakni sedekah, setiap bacaan tahlil (laa ilaha illallah) yakni sedekah, dan setiap bacaan takbir (Allahu akbar) yakni sedekah. Begitu pula amar ma’ruf (mengajak kepada ketaatan) dan nahi munkar (melarang dari kemungkaran) yakni sedekah. Ini semua itu sanggup tercukupi dengan melaksanakan shalat Dhuha sebanyak 2 rakaat.” (HR. Muslim no. 720)

Berapa rakaat maksimal sholat dhuha?

Jumlah rakaat sholat dhuha tidak dibatasi berapa jumlah maksimalnya. Dalilnya yakni menurut Hadis berikut:

مُعَاذَةُ أَنَّهَا سَأَلَتْ عَائِشَةَ – رضى الله عنها – كَمْ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يُصَلِّى صَلاَةَ الضُّحَى قَالَتْ أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ وَيَزِيدُ مَا شَاءَ.

Mu’adzah pernah menanyakan pada ‘Aisyah radhiallahu ‘anha wacana berapa jumlah rakaat shalat Dhuha yang dilakukan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam? ‘Aisyah menjawab, “Empat rakaat dan ia tambahkan sesuka beliau.” (HR. Muslim no. 719)

Bagaimana cara melaksanakan sholat dhuha 4 rakaat atau lebih dari 4 rakaat?

Jika Anda ingin sholat dhuha lebih dari 2 rakaat, cara melakukannya yaitu dengan melaksanakan salam setiap 2 rakaat.

Hal ini menurut Hadis wasiat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada Abu Hurairah dan Hadis sedekah setiap ruas persendian di atas.

Niat sholat dhuha

Apa niat sholat dhuha? Adakah niat sholat dhuha? Jawabannya setiap ibadah niscaya harus didahului dengan niat.

Namun terkait dengan sholat dhuha, tidak ada bacaan khusus untuk niat. Dan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pun tidak melafadzkan niat dalam sholat beliau.

Niat sholat dhuha cukup dalam hati saja, dan ketika memulai sholat dhuha pribadi bangun tegak dengan khusyu’ dan pribadi takbiratul ihram membaca: Allaahu Akbar, ibarat halnya sholat biasa.

Tentang niat sholat dhuha ini silakan simak video yang kami kutip dari banghen.com berikut ini:


Bacaan sholat dhuha

Bacaan dalam sholat dhuha sama ibarat bacaan pada sholat fardhu. Tidak ada bacaan khusus sehabis membaca al-Fatihah.

Penjelasan panjang wacana ini silahkan simak dalam video beriku:


Khasiat, manfaat, dan keutamaan sholat dhuha

Sholat dhuha mempunyai berbagai manfaat dan keutamaannya. Di antaranya:

1. Sholat dhuha termasuk di antara wasiat Nabi kepada umat Islam.

Dalilnya yakni Hadis dari Abu Hurairah, yang terjemahnya: Beliau berkata, “Kekasihku (Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam) mewasiatkan kepadaku untuk berpuasa tiga hari dalam tiap bulan, melaksanakan dua rakaat shalat dhuha dan melaksanakan sholat witir sebelum tidur.” (HR. Bukhari Muslim)

Sesuatu yang jadi wasiat tentu saja suatu hal yang penting. Namun hal ini tidak menimbulkan hukumnya menjadi wajib. Sholat dhuha hukumnya sunnah yang dianjurkan untuk dirutinkan menurut dalil Hadis di atas.

2. Sholat dhuha merupakan sedekah seluruh persendian manusia.

Menarik sekali, ternyata seluruh ruas tulang persendian kita wajib disedekahkan. Sedekah dalam bentuk apa?

Hadis di bawah ini menjelaskan wacana apa saja bentuk sedekah setiap ruas tulang persendian kita:

Setiap pagi hari ada kewajiban sedekah setiap ruas persendian tulang kalian. Setiap bacaan tasbih (subhanallah) yakni sedekah, setiap bacaan tahmid (alhamdulillah) yakni sedekah, setiap bacaan tahlil (laa ilaha illallah) yakni sedekah, dan setiap bacaan takbir (Allahu akbar) yakni sedekah. Begitu pula amar ma’ruf (mengajak kepada ketaatan) dan nahi munkar (melarang dari kemungkaran) yakni sedekah. Ini semua itu sanggup tercukupi dengan melaksanakan shalat Dhuha sebanyak 2 rakaat.” (HR. Muslim no. 720)

3. Melaksanakan sholat dhuha, dengan izin Allah, sanggup memudahkan urusan orang yang mengamalkannya.

Dalilnya menurut Hadis dari Nu’aim bin Hammar al-Ghothofaniy, ia mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, yang terjemahannya:

Allah Ta’ala berfirman: ‘Wahai anak Adam, janganlah engkau tinggalkan empat rakaat shalat di awal siang (di waktu dhuha). Maka itu akan mencukupimu di simpulan siang.'” (HR. Ahmad 5/286)

4. Sholat dhuha yakni sholatnya Ahli Taubat, yaitu orang-orang yang suka bertaubat.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sholatnya orang-orang yang bertaubat yakni pada dikala berdirinya anak unta sebab teriknya matahari.” (HR. Muslim)

Dua ulama besar umat Islam, yaitu Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin dan Syaikh Abdul ‘Aziz bin Baz rahimahumallah dalam Penjelasan kitab Riyadush Shalihin, ia berdua menjelaskan bahwa shalat yang dimaksud pada Hadis di atas yakni sholat dhuha.

Hadis di atas juga menawarkan bahwa waktu yang paling baik untuk sholat dhuha yakni ketika matahari sudah meninggi hingga setinggi tombak (kira-kira 2 meter), dan matahari tersebut sudah terik, sebagaimana yang sudah dijelaskan di atas.

Demikian, Wallahu A'lam.