Jika Orang Meninggal Berwajah Hitam Dan Keluar Darah, Ternyata Ini Riwayat Hidupnya Di Dunia
orang meninggal via riau24.com
Tanpa menghakimi perbuatan atau menjadi hakim dosa-dosa seseorang. Fakta sudah bicara, ada orang yang meninggal, nauzubilah dalam keadaan wajah makin menghitam, ada juga yang terus mengeluarkan darah.
Kenapa hal ini terjadi? Berikut fakta dari segi medis maupun agama.
Di dalam Islam final hidup itu sudah terperinci disebutkan di dalam al Quran. Setiap yang bernyawa niscaya akan menemui kematian.
Tak ada yang tahu kapan dan dimana seseorang akan mati. Kematian tak bisa dihindari, mustahil ada yang bisa lari darinya. Namun sebagai insan sebaiknya kita mempersiapkan diri sebelum final hidup datang.
Benarkah mati hanya meninggalkan jasad fisik saja sedangkan roh mereka masih tetap hidup? Ada banyak keyakinan wacana kehidupan setelah kematian. Hal tersebut selalu dimaknai secara berbeda oleh setiap orang.
Apa orang meninggal bisa melihat kita? Dikutip dari laman peacefulcentury.net, walau fisik seseorang yang kita cintai telah meninggal, bisa jadi rohnya akan hadir di sekitar kita. Percaya atau tidak, mereka yang telah meninggal dunia bisa saja sesekali hadir di sekitar kita untuk sekedar menyapa atau melihat kita.
Apa orang meninggal bisa gentayangan? Di lingkungan masyarakat sudah populer sekali dengan adanya roh gentayangan. Mereka percaya bahwa orang yang sudah mati bisa hidup kembali berupa roh. Mengenai arwah gentayangan atau hantu ini merupakan opini yang salah kaprah. Bukan duduk masalah ada tidak orang yang telah diganggu oleh hantu tersebut, tetapi dalam hal mengalamatkan siapakah yang menakut-nakuti itu.
Berdasarkan keterangan al-Qur’an dan hadis maka jelaslah bahwa tidak ada roh gentayangan, yang ada yakni roh orang yang mukmin tidak bisa terangkat keatas gara-gara utangnya yang belum terbayar. Rasulullah SAW telah menegaskan bahwa tidak ada hantu, di dalam arti roh mati kedunia mengganggu insan (HR. Muslim). Apa yang selama ini diyakini oleh sebagian besar umat Islam hanyalah tipu muslihat setan dari bangsa jin. Setanlah yang menyamar sebagai orang yang telah mati menyerupai dilihat oleh orang-orang yang tertipu.
Setanlah yang masuk ke dalam tubuh insan dan mengaku-ngaku sebagi roh orang tua, atau orang-orang saleh. Karena hanya setan (jin) yang diberi kemampuan oleh Allah untuk masuk ke dalam tubuh manusia, sebagaimana keterangan Rasulullah SAW bahwa, “Sesungguhnya setan (jin) beredar di dalam diri insan menyerupai aliran darah,” (HR. Bukhari Muslim).
ilustrasi menangisi orang meninggal via portalaswaja.blogspot.com
Apakah orang meninggal boleh ditangisi? Menangisi orang yang telah meninggal yakni sebuah hal yang fitrah, apalgi yang meninggal yakni orang yang terkasih. Menurut ulama ternama Sayyid Sabiq, ulama bersepakat bahwa menangisi mayat diperbolehkan asal tak disertai jeritan dan ratapan. Ia menjelaskan, dalam sebuah hadis, Rasulullah mengatakan, tolong-menolong Allah SWT tidak menyiksa sebab tetesan air mata dan bukan sebab kesedihan hati.
Tapi, Allah menyiksa sebab ini, kata Rasulullah sambil memberi isyarat menunjuk pada lisannya. Rasul juga menangis menghadapi final hidup anaknya, Ibrahim. Demikian diungkapkan hadis yang diriwayatkan Bukhari yang dikutip dalam Fikih Sunnah, karya Sayyid Sabiq.
Sesungguhnya, mata meneteskan air matanya, hati diliputi kesedihan, tetapi saya tidak mengucapkan, kecuali apa yang diridhai Tuhan kami, tolong-menolong kami sangat bersedih atas perpisahan ini wahai Ibrahim, ujar Muhammad SAW. Air mata mengalir dari pelupuk mata ia ketika roh Umimah binti Zainab meninggalkan raganya.
Benarkah orang meninggal sebelum 40 hari masih dirumah? Arwah orang yang sudah meninggal kemudian masih masih tinggal di rumah selama 40 hari merupakan kepercayaan para orang tua-tua zaman dulu, tapi risikonya menjadi kepercayaan turun-temurun, termasuk dipercayai juga oleh orang-orang muslim. Hal ini perlu dijabarkan kebenarannya berdasarkan Islam sendiri agar tidak menjadi hal yang salah kaprah tapi terus diyakini.
40 hari setelah orang meninggal tidaklah berada di rumah menyerupai yang kebanyakan orang bilang dan percayai sebab memang tidak ada Nash yang ditemukan menyatakan hal tersebut. Karena jikalau berada di rumah, itu artinya si arwah masih berurusan dengan hal-hal dunia yang tidak dinyatakan oleh Nash manapun. Dalam bukunya, al-Ruh, disebutkan oleh Imam Ibnu Qayyim al-Jauziyah bahwa ada beberapa opini wacana arwah atau ruh setelah meninggal hingga hari final zaman tiba itu ada di mana. Tentu dari banyaknya opini tersebut tidak ada sama sekali diterangkan bahwa arwah-arwah akan bergentayangan. Untuk arwah orang-orang yang beriman, mereka akan mencicipi ketentraman di alam barzakh yang luas di mana kenikmatan dan rezeki melimpah di dalamnya.
ilustrasi orang meninggal via idntimes.com
Kenapa orang meninggal wajahnya hitam?
Sebagian masyarakat menganggap bahwa orang yang meninggal wajahnya hitam sebab sering meninggalkan sholat. Benarkah hal ini? Dikutip dari Akuislam, cerita Ratih yang wajahnya hitam ketika meninggal bisa menjadi pelajaran berharga bagi kita semuanya bahwa shalat merupakan tiang agama dan juga perintah Allah SWT kepada umatnya, maka dari itu jangan tinggalkan shalat sebab suatu hal apapun.Kenapa orang meninggal keluar darah?
Keluar darah dari lubang tubuh ketika meninggal hanya terjadi apabila mengalami perlukaan pada tempat yang bekerjasama dengan lubang tersebut. Contohnya pada penyakit dalam yaitu sirosis hati yang berkomplikasi pecah varises esofagus sanggup mengalami perdarahan dari mulut.
Apabila pasien tersebut mempunyai penyakit yang sanggup ditularkan melalui darah (hepatitis, HIV), apabila gres saja meninggal maka mungkin saja darah tersebut masih mengandung virus yang sanggup menularkan. Hal ini juga ditunjang apabila orang yang terkena darah tersebut mempunyai luka di kulitnya yang terpapar oleh darah. Apabila pasien tersebut sudah usang meninggal maka kemungkinan penularan pun semakin berkurang.
Mengapa orang meninggal harus segera dikuburkan? Pada waktu meninggal, relasi antara ruh dan tubuh akan terputus dan dari al-Qur’an sanggup disimpulkan bahaw Allah Swt akan menyimpan ruh tersebut pada alam yang khusus. Apabila mayat tidak segera dikuburkan, tidak akan menjadikan kerusakan atas ruhnya atau berbau sebagaimana jasadnya.
Akan tetapi salah satu perbuatan mustahab (di anjurkan) wacana mayat yakni penyegeraan dalam pengafanan dan penguburannya, sebagaimana yang telah dijelaskan dalam banyak sekali hadis:
Nabi Muhammad Saw bersabda, “Penghormatan dan pemuliaan terhadap mayit yakni ia segera dikafani dan dikuburkan dan segera mengakhiri pekerjaan yang bekerjasama dengannya.”
Rasulullah Saw juga bersabda, “Jangan hingga saya menemukan seseorang di antara kalian yang meninggal salah seorang keluarganya pada waktu malam kemudian menunggu hingga subuh untuk dikafankan dan dikuburkan atau seseorang yang salah seorang anggota keluarganya meninggal pada siang hari menunggu hingga datangnya malam dan tidak melaksanakan acara untuk si mayit. Jangan menunggu terbit atau terbenamnya matahari bagi jenazah-jenazah kalian, tapi bergegaslah dalam menanganinya dan bersegeralah menguburkannya sehingga kalian termasuk orang yang dirahmati oleh Allah Swt. Dalam menjawab sabda Nabi Saw ini, orang-orang yang hadir di tempat itu berkata, “Semoga Tuhan juga merahmati Anda” (karena Anda telah menyampaikan jalan kepada kami untuk mendapat keridhaan-Nya).
ilustrasi menguburkan orang meninggal via harianislam.blogspot.com
Mengapa orang meninggal dibacakan surat Yasin? Memang ada banyak sekali hadits yang menyebutkan bahwa Rasulullah SAW memerintahkan kita untuk membacakan Al Alquran buat orang yang sudah mati. Di antaranya:
Dari Ma’qil bin Yasar ra berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Bacakanlah surat Yaasiin atas orang yang meninggal di antara kalian.” (HR Abu Daud, An-Nasaa’i dan dishahihkan oleh Ibnu Hibban)
"Jantungnya Al-Quran yakni surat Yaasiin. Tidak seorang yang menyayangi Allah dan negeri darul abadi membacanya kecuali dosa-dosanya diampuni. Bacakanlah (Yaasiin) atas orang-orang mati di antara kalian.” (Ibnu Majah, Ibnu Hibban dan Al-Hakim)
Hadits ini dicacat oleh Ad-Daruquthuny dan Ibnul Qathan, namun Ibnu Hibban dan Al-Hakim menshahihkannya.
Dari Abi Ad-Darda’ dan Abi Dzar ra. berkata, “Tidaklah seseorang mati kemudian dibacakan atasnya surat Yaasiin, kecuali Allah ringankan siksa untuknya.” (HR Ad-Dailami dengan sanad yang dhaif sekali)
Adalah Ibnu Umar ra. gemar membacakan belahan awal dan final surat Al-Baqarah di atas kubur sesuah mayat dikuburkan. (HR Al-Baihaqi dengan sanad yang hasan).
Mereka yang menolak terkirimnya pahala bacaan untuk orang meninggal berargumen bahwa semua hadits wacana perintah Rasulullah SAW untuk membacakan Al-Quran atas orang meninggal itu harus dipahami bukan kepada orang meninggal, melainkan kepada orang yang hampir meninggal. Makara menjelang kematiannya, bukan pasca kematiannya atau setelah dikuburkannya.
: Alasan Mutlak, Kenapa Setiap Saat Kita Harus Ingat Mati, Ini Penjelasannya
Demikian klarifikasi wacana orang meninggal yang sanggup kami sampaikan. Semoga klarifikasi di atas sanggup memotivasi kita untuk meningkatkan ibadah dan berinfak sholeh.