Bukti Kejamnya Politik! Kakek 63 Tahun Dikeroyok Dan Disabet Samurai Di Sebuah Masjid


Ketua Ansor Surabaya, Faridz Afif, menawarkan foto kakek yang di bacok alasannya pasang benner caleg (Photo : VIVA.co.id/ Nur Faishal)

Astagfirullah...

Sungguh miris kelakuan insan zaman sekarang, menghalalkan darah saudara sendiri cuma gara-gara urusan politik.

Berikut kronologi bencana memilukan yang menimpa kakek 63 tahun tersebut!

Bahrawi, anggota Barisan Ansor Serbaguna (Banser) berusia 63 tahun, dikeroyok sejumlah orang di sebuah masjid Jalan Dukuh Bulak Banteng, Kecamatan Kenjeran, Surabaya, Jawa Timur, pada Sabtu, (17/11/2018) lalu.

Kasus pengeroyokan anggota Banser itu bermula dikala Bahrawi memasang alat peraga kampanye atau APK bergambar Ketua Ansor Surabaya, Faridz Afif, dan ayahnya, M Ali Ja’qub, di Dukuh Bulak Banteng pada Jumat, (16/11/2018).

Afif diketahui maju sebagai calon legislatif DPRD Jatim, sementara Ali merupakan caleg DPR, keduanya berasal dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

Afif mengungkapkan, banner itu dipasang Bahrawi di depan rumah kosong kerabat HL, tetangga korban.

Pemasangan banner tersebut nempel tanah dan tidak nempel di rumah yang bersangkutan. Sehingga, tidak benar bila disebut banner nempel di rumah yang bersangkutan,” katanya di Surabaya, Jawa Timur, pada Selasa, (20/11/2018).

Pada, Sabtu, (17/11/2018) lalu, kerabat HL mendatangi korban. Dengan membawa senjata tajam berupa samurai, kerabat HL mempersoalkan pemasangan banner itu. Bahrawi kemudian meminta maaf dan mencopot APK tersebut.

Ternyata problem tak final begitu saja

Tak usang berselang, kerabat HL beserta empat rekannya mendatangi Bahrawi dikala tengah kerja di masjid erat rumah Afif.

Mereka sebelumnya sempat cekcok, lima orang itu kemudian mengeroyok Bahrawi dan sempat menyabetkan senjata samurai.

Tangan paman (korban) saya terluka alasannya menangkis tusukan pelaku,” ujar Afif ibarat dilansir dari viva.co.id.

Afif menduga, pembacokan kepada Bahrawi bukan tindakan kriminal biasa. Tetapi ada motif lainnya.

Ada yang bilang katanya pelaku gangguan jiwa, tapi, kan, enggak mungkin gangguan jiwa bila pengeroyokan. Masa lima orang semuanya gila,” tuturnya.

Kasus tersebut sudah dilaporkan dan kini tengah ditangani Kepolisian Resor Tanjung Perak, Surabaya.

Berdasarkan info dari kepolisian, kelima pelaku sudah teridentifikasi dan kini dikabarkan melarikan diri ke Madura.

Afif berharap polisi bisa mengungkap kasus ini hingga tuntas.

Ini tindakan kriminal yang keji, pelaku mengeroyok korban yang sudah sepuh dan seorang diri. Karena itu pelaku harus segera ditangkap,” tuturnya.

:

Sungguh benar-benar miris...

Beda ataupun tidak dalam berpolitik, kita tetaplah bersaudara. Jangan kemudian perbedaan tersebut menyebabkan perpecahan, apalagi hingga menumpahkan darah orang lain.

Semoga kasus ini menjadi pembelajaran kita bersama. Berpolitik boleh, namun jangan hingga mata dan hati kita dibutakan olehnya.