Makanan Jatuh Lalu Kita Buang Semuanya, Ternyata Ini Bahayanya Berdasarkan Hadist!
Gambar ilustrasi dilansir dari rsubaktimuliammc.co.id
Salah satu adat yang diajarkan Rasulullah ketika makan yaitu mengambil masakan yang telah jatuh.
Namun sayangnya, adat ini banyak di tinggalkan sebab alasan jijik dan lain sebagainya.
Padalah, ini bahayanya membuang masakan tersebut berdasarkan hadist Rasulullah!
Rasulullah telah banyak mengajarkan bagaimana adat makan.
Seperti makan dengan tangan kanan, membaca bismillah terlebih dahulu, tidak mencela makanan, makan secara bersama-sama, dan lain-lain.
Yang jarang kita lakukan yaitu mengambil masakan yang telah jatuh. Bahkan banyak diantara kita membuang masakan tersebut sebab alasan jijik dan kotor.
Padahal, Rasulullah menganjurkan untuk memungut masakan yang jatuh tersebut supaya tak dimakan setan.
Dari Jabir bin 'Abdillah, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
"Apabila suapan masakan salah seorang di antara kalian jatuh, ambillah kembali kemudian buang kepingan yang kotor dan makanlah kepingan yang bersih. Jangan dibiarkan suapan tersebut dimakan setan." (HR. Muslim no. 2033) .
Islam agama yang perhatian dengan kebersihan dan tidak menyukai kekotoran, namun kenapa Rasulullah menganjurkan memungut masakan yang terjatuh?
Terdapat banyak pelajaran yang sanggup kita ambil dari hadits di atas di antaranya setan itu selalu mengintai insan dan menyertainya serta berusaha untuk mendapat kepingan dari apa yang dilakukan oleh manusia.Setan menyertai insan sampai-sampai pada dikala makan dan minum.
Hadits di atas juga menyampaikan bahwa keberkahan terletak pada setiap makanan, oleh sebab itu kita dihentikan menyepelekannya, menyerupai dilansir dari muslim.or.id.
:
- Jika Jerawatmu Saja Kau Tutupi, Kenapa Auratmu Kau Umbar?
- Benarkah Allah Membenci Orang-Orang yang Gemuk?
- Hati-Hati! Meski Sering Berzikir, Orang Seperti Ini Semakin Dekat Dengan Setan
Syaikh Muhammad Ibnu Shaleh al-Utsaimin mengatakan,
“Jika ada masakan yang jatuh maka jangan dibiarkan akan tetapi diambil, kalau pada masakan tersebut ada kotoran maka dibersihkan dan kotorannya tidak perlu dimakan sebab kita tidaklah dipaksa untuk memakan sesuatu yang tidak kita sukai. Oleh sebab itu kotoran yang menempel pada masakan tersebut kita bersihkan baik kotorannya berupa serpihan kayu, bubuk atau semacamnya.
Setelah kotoran tersebut dibersihkan hendaklah kita makan, sebab Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Dan janganlah masakan tersebut dibiarkan untuk setan” sebab setan selalu bersama manusia.
Jika ada orang hendak makan maka setan menyertainya, kalau ada orang yang hendak minum maka setan juga menyertainya bahkan kalau ada orang yang hendak menyetubuhi istrinya maka setan pun tiba dan menyertainya. Makara setan itu menyertai orang-orang yang lalai dari Allah.
Namun kalau kita mengucapkan bismillah sebelum makan maka bacaan tersebut menghalangi setan untuk bisa turut makan. Setan sama sekali tidak bisa makan bersama kita kalau kita sudah menyebut nama Allah sebelum makan, akan tetapi kalau kita tidak mengucapkan bismillah maka setan makan bersama kita.
Bila kita sudah mengucapkan bismillah sebelum makan, maka setan masih menunggu-nunggu adanya masakan yang jatuh ke lantai. Jika masakan yang jatuh tersebut kita ambil maka masakan tersebut menjadi hak kita, namun kalau kita biarkan maka setanlah yang memakannya.
Jadi, setan tidak menyertai kita ketika kita makan maka beliau menyertai kita dalam masakan yang jatuh ke lantai. Oleh sebab itu hendaknya kita persempit ruang gerak setan berkenaan dengan masakan yang jatuh.
Oleh sebab itu, kalau ada suapan nasi, kurma atau semacamnya yang jatuh ke lantai maka hendaknya kita ambil. Jika pada masakan yang jatuh tersebut terdapat kotoran berupa bubuk atau yang lainnya, maka kotoran tersebut hendaknya kita singkirkan dan masakan tersebut kita makan dan tidak kita biarkan untuk setan,” (Syarah Riyadhus Shalihin, Juz VII hal 245-246).
Demikian, Wallahu A'lam.