Naudzubillah! Inilah Tiga Kebodohan Yang Tidak Dapat Diobati Berdasarkan Imam Al-Ghazali


Gambar ilustrasi dilansir dari twitter.com


Hati-hati yang punya ilmu tapi akal-akalan bodoh...

Apalagi hingga menguji penegetahuan orang lain padahal dirinya sendiri sudah memahami problem tersebut!

Karena ibarat kriteria KEBODOHAN yang tak bisa diobati berdasarkan Imam al-Ghazali dalm Kitab Ayyuhal Walad!

Dalam kitab Ayyuhal Walad, Imam al-Ghazali menyampaikan bahwa ada empat macam jenis kebodohan.

Satu di antaranya bisa diobati sedangkan tiga yang terakhir tidak akan bisa terobati.

Tiga kebodohan yang tidak bisa diobati tersebut di antaranya adalah:

Pertama, orang yang bertanya lantaran dengki dan benci.

Sebaiknya hindarilah perilaku hasud atau dengki alasannya dengki dalam setiap ucapan dan perbuatan bisa mengkremasi semua ladang amal seseorang, sebagaimana sabda Rasul

الحسد ياكل الحسنات كما تاكل النار الخطب

Hasud itu sanggup memakan amal kebaikan ibarat api melahap atau mengkremasi kayu kering”

Orang ibarat ini, saat diberi balasan yang baik, fasih dan terang justru semakin menambah kebencian, permusuhan dan kedengkiannya.

Maka cara terbaik untuk menghadapinya yakni sebaiknya berpaling darinya dan tidak usah merepotkan diri dengan menjawab pertanyaannya.

Sebagaimana ucapan sang penyair yang berkata

كل العداوۃ قد ترجي ازالتها الا ازالۃ من عادك اعن حسد

Sesungguhnya setiap permusuhan bisa dibutuhkan hilangnya, kecuali permusuhannya orang yang memusuhimu lantaran dengki

Kedua, jikalau penyakit bodohnya berupa hamaqah atau kedunguan

Sebagaimana ucapan Nabi Isa:

انما عجزت عن احياء الموتي وقد عجزت عن معالجۃ الحمق

Sesungguhnya bukannya saya tidak bisa menghidupkan orang yang mati, tetapi saya tidak bisa mengobati orang yang dungu

Menurut Imam al-Ghazali, penyakit dungu yaitu seorang pria yang gres mencar ilmu ilmu nalar atau ilmu syariat kemudian bertanya kepada orang yang alim yang telah menghabiskan umurnya dalam waktu usang mempelajari ilmu-ilmu nalar dan syariat.

Orang dungu atau orang kurang cendekia yang suka ngeyel tersebut tidak tahu dan menyangka bahwa permasalahan yang musykil baginya juga musykil bagi orang alim yang agung.

Ketika beliau tidak mengetahui tingkatannya dan bertanya untuk menguji lantaran kedunguannya, ibarat dikutip dari bincangsyariah.com.

Ketiga, orang kurang cendekia yang sombong

Seseorang yang bertanya untuk meminta petunjuk. Namun setiap ada ucapan orang alim yang tidak bisa dipahaminya, ia merasa itu lantaran sempitnya pemahaman sang alim.

Orang ibarat ini biasanya yakni orang bodoh yang sombong.

Jika mendapat pertanyaan orang ibarat ini, jawablah sesuai kemampuan nalar mereka.

Sebagaimana sabda Nabi

نحن معاشر الانبياءامرنا ان نكلم الناس بقدر عقولهم

Kita golongan para Nabi diperintahkan berbicara kepada insan dengan sesuai kemampuan nalar mereka

Karena itu terkadang balasan Nabi terhadap pertanyaan yang diajukan para sahabatnya berbeda-beda meskipun pertanyaannya sama.

:

Orang kurang cendekia yang bisa diobati

Sementara itu berdasarkan Imam al-Ghazali, penyakit kurang cendekia yang bisa diobati yakni seseorang yang bertanya untuk mencari petunjuk serta mempunyai nalar yang bisa untuk memahami serta hatinya tidak terkalahkan oleh sifat dengki, marah, dan hawa nafsu.

Serta pertanyaanya bukan pula lantaran dengki, mempersulit dan mencoba kepintaran seseorang ibarat pada poin kedua. Maka orang ibarat ini bisa diobati kebodohannya.

Dan jikalau diberi pertanyaan orang ibarat ini boleh bagi kita menjawab pertanyaan orang tersebut bahkan hukumnya wajib.

Demikian, Wallahu A'lam.
Related Posts