Sejarah Kerajaan Majapahit, Kerajaan Terbesar Dalam Sejarah Indonesia
salah satu peninggalan kerajaan majapahit via sejarahmajapahitlengkap.blogspot.com
Disebut-sebut sebagai kerajaan Islam
Kerajaan Majapahit mempunyai imbas besar hingga ke manca negara pada massa kejayaanya. Karena itu kita patut berbangga dengan sejarah itu.
Hingga kita sanggup melihat apa saja peninggalan kerajaan yang sanggup menguasai seluruh nusantara ini. Dan membaca sejarahnya yang luar biasa.
Kerajaan Majapahit adalah kerajaan yang berdiri pada sekitar tahun 1293 hingga dengan tahun 1500 Masehi. Majapahit mempunyai wilayah kekuasaan yang luas, tetapi untuk sentra pemerintahan dan ekonomi berada di daerah Jawa Timur (sekarang).
Kerajaan Majapahit mencapai masa keemasan ketika pemerintahan Raja Hayam Wuruk yang memimpin dari tahun 1350 hingga dengan 1389 Masehi.
Benarkah Majapahit kerajaan Islam? Dikutip dari my24hours wacana hoax Majapahit kerajaan Islam bermula dari sebuah buku ‘Majapahit Kerajaan Islam’ karangan Herman Sinung Janutama.
Meskipun buku tersebut diberi judul dengan kata “Fakta mengejutkan” dan diklaim sebagai kajian ilmiah, namun bukti valid yang mendukung teori tersebut sangat lemah. Buku yang penerbitannya dibiayai oleh Lembaga Hikmah dan Kajian Publik Pengurus Daerah (LHKP PD) Muhammadiyah Kota Yogyakarta tersebut kemudian dipakai sebagai materi viral hoax nama Gajah Mada sebagai Gaj Ahmada.
Hoax viral tersebut berpegangan kepada klaim keberadaan koin bertuliskan syahadat, goresan pena pada nisan Sunan Maulana Malik Ibrahim yang menyebutkan bahwa dirinya merupakan Qadhi (hakim agama Islam) Kerajaan Majapahit, lambang Majapahit berupa matahari dengan goresan pena Arab, Raden Wijaya ialah seorang Muslim, nama Gajah Mada disebut sebagai Gaj Ahmada atau Syaikh Mada, dan dikaitkan pula dengan eksodus besar-besaran warga Muslim Baghdad ke Nusantara sesudah diserang tentara Mongol pada tahun 1293.
Apa saja kebudayaan kerajaan Majapahit?
ilustrasi candi sukuh via danisetiawanku.com
1. Candi Sukuh
Candi yang terletak di Desa Berjo, Kecamatan Ngaryoso, Karanganyar, Jawa Tengah ini berjarak kurang lebih 36 Km dari Surakarta atau 20 Km dari Kota Karanganyar. Konon katanya candi ini sendiri dibangun pada tahun 1437 Masehi dan masuk kedalam jenis candi Hindu dengan bentuk piramid.
Candi ini ditemukan pada tahun 1815 oleh residen Surakarta berjulukan Johnson yang ditugaskan oleh Thomas Stanford Raffles untuk mengumpulkan data dari bukunya yaitu “The History of Java”. Kemudian pada tahun 1842, candi ini juga sudah diteliti oleh Arkeolog dari Belanda berjulukan Van der Vlies dan kemudian dipugar pada tahun 1928.
Fakta menarik dari candi ini ialah pemahat yang membuat candi ini sendiri ternyata bukanlah seorang tukang kerikil melainkan seorang tukang kayu desa dan bukan dari kalangan keraton. Candi ini juga dibentuk dengan terburu-buru yang tampak dari kurang rapihnya bangunan candi. Konon katanya hal tersebut sanggup terjadi dikarenakan kondisi politik di masa tersebut yakni ketika menjelang runtuhnya Kerajaan Majapahit membuat candi ini tidak sanggup dibentuk dengan glamor dan indah.
2. Candi Brahu
Candi Brahu sendiri terletak di daerah situs arkeologi di Dukuh Jambu Mente, Desa Bejijong, Kecamatan Trowulan, Mojokerto, Jawa TImur. Prasasti ini dibentuk oleh Mpu Sendok dan berkhasiat sebagai tempat pembakaran jenzah dari raja-raja Majapahit. Nama Brahu ini berdasarkan asumsi berasal dari kata Wanaru atau Warahu yang didapatkan dari sebutan bangunan suci dan terdapat pada prasasti Alasantan, Prasati tersebut ditemukan pada lokasi yang tidak jauh dari candi tersebut.
Candi ini sendiri dibaung dengan menggunakan gaya kultur Buddha menghadap ke Utara dan menggunakan kerikil bata merah dengan panjang 22,5 meter, lebar 18 meter dan ketinggian mencapai 20 meter. Candi brahu ini diperkirakan dibangun pada periode ke-15 Masehi, meski banyak andal yang jufa mempunyai perbedaan wacana hal tersebut.
Di dalam Prasasti, Candi Brahu disebut sebagai tempat pembakaaran mayat para raja-raja Majapahit, akan tetapi pada penelitian yang sudah dilakukan tidak sanggup ditemukan bekas bubuk dari mayat pada candi tersebut. Struktur bangunan Candi Brahu dibangun dengan menggunakan kerikil bata merah menghadap ke Barat dengan ukuran panjang 22,5 meter, lebar 18 meter dan tinggi 20 meter yang dibangun menggunakan kultur Buddha.
3. Candi Surawana
Candi Surawarna sendiri terletak di Desa Canggu, Kecamatan Pare, Kediri, Jawa Timur maritim Kota Kediri. Ternyata candi ini sendiri mempunyai nama orisinil Candi Wishnubhawanapura yang dibangun pada periode ke-14 Masehi. Tujuan dibangunnya candi ini pun bertujuan untuk memuliakan Bhre Wengker yang ada dibawah kekuasaan Kerajaan Wengker yang ada dibawah kekuasaan Kerajaan Majapahit.
Candi ini pun dibangun dengan corak Hindu yang keadaannya sudah tidak dalam kondisi utuh lagi, pecahan dasarnya sudah mengalamai rekonstruksi sedangkan untuk pecahan tubuh serta atap candi sudah hancur dan tak bersisa hanya kaki Candi dengan tinggi 3 meter saja yang masih berdiri tegak.
Candi Surawarna berukuran 8 meter x 8 meter yang dibangun dengan material kerikil andesit dan menrupakan candi Siwa. Jadi, buat lo yang ingin mendapat pengalaman candi yang berbeda serta belum banyak orang yang mengetahui, Candi Surawana ini sanggup menjadi destinasi lo berikutnya.
4. Candi Wringin Branjang
Candi peninggalan Kerajaan Majapahit ini terdapat di Desa Gadungan, Kecamatan Gandusari, Kabupaten Blitar, Jawa Timur. Candi ini mempunyai bentuk yang terlihat sederhana dan tidak dilengkapi dengan kaki candi namun hanya atap dan tubuh candi saja.
Candi ini sendiri mempunyai ukuran panjang 400 cm, lebar 300 cm dan tinggi 500 cm, sedangkan lebar pintu masuk ialah 100 cm dan ketinggian mencapai 200 cm. Pada pecahan dinding juga tidak dilengkapi dengan relief ibarat pada candi pada umumnya, namun terdapat lubang ventilasi pada candi ini. Candi ini diperkirakan dipakai sebagai tempat penyimpanan alat untuk upacara dan sejenisnya.
5. Candi Tikus
Sama halnya ibarat Candi Brahu, Candi TIkur juga sama-sama berada di situs arkeologi Trowulan di DUkuh Jambu Mente, Desa Bejijong, Kecamatan Troeulan, Mojokerto, Jawa TImur. Perlu lo ketahui juga nih bro, kalau candi ini tadinya masih terdapat di dalam bawah tanah sebelum jadinya ditemukan dan digali pada tahun 1914 dan kemudian dilakukan pemugaran pada tahun 1984.
Bila melihat dari namanya, memang candi ini akan mendatangkan banyak pertanyaan, mengapa sanggup dinamakan ibarat itu. Alasananyya ialah lantaran disaat penemuannya, banyak warga melihat bangunan tersebut menjadi sarang tikus. Belum ada yang sanggup memastikan siapa yang membuat candi ini, namun candi ini diperkirakan dibagung pada periode ke 13 hingga periode ke 14.
Banyak arkeolog beropini kalau candi ini ialah tempat pemandian keluarga kerajaan dan sebagian lagi beropini kalau bangunan ini ialah tempat menampung air untuk keperluan masyarakat Trowulan. Selain itu juga ada yang beranggapan kalau candi ini merupakan tempat untuk pemujaan.
Apa saja imbas kerajaan Majapahit terhadap simbol atribut kenegaraan kita? Pengaruh Kerajaan Majapahit terdapat dalam dalam kitab Sutasoma karya Empu Prapanca yang dari dalam situ diambil kata kata Bhinneka Tunggal Ika yang artinya berbeda beda tetapi tetap satu yang kemudian menjadi semboyan Indonesia. Namun selain itu, dalam lambang Negara Indonesia, burung garuda mencengkram pita yang bertuliskan Bhinneka Tunngal Ika yang berasal dari Majapahit.
Siapa saja raja kerajaan Majapahit?
ilustrasi rasja kerajaan majapahit via ibnuasmara.com
1. Raden Wijaya : Raja Pertama Kerajaan Majapahit
Jika ditanya siapa pendiri dan raja pertama yang memerintah di Kerajaan Majapahit, maka tanggapan yang sempurna ialah Raden Wijaya. Ia mendirikan Majapahit sekaligus menjadi raja dari tahun 1293 M hingga 1309 M (16 tahun) dengan gelar Kertarajasa Jayawardhana. Dikutip dari wikipedia, nama "Majapahit" berasal dari dua kata, yaitu maja (buah) dan pahit (pait), jadi sanggup disimpulkan buah maja yang rasanya pahit. Raden Wijaya mendirikan kerajaan ini bermula ketika ia diberi tanah berjulukan hutan tarik, di hutan tersebut terdapat berbagai buah maja yang rasanya pahit, sehingga ia menamakan wilayah ini dengan nama Majapahit.
Awal kekuasaan dibawah raja pertama, fokus utama yang dilakukan Raden Wijaya ialah melaksanakan konsolidasi dan memperkuat pemerintahan. Pada masa ini merupakan transisi dari kerajaan sebelumnya yakni Kerajaan Singasari. Strategi yang dilakukan yaitu dengan menawarkan jabatan penting kepada beberapa pengikut setianya dan menikahi putri-putri Kertanaegara. Raden Wijaya kemudian meninggal pada tahun 1309, kekuasaannya pun berakhir dan digantikan oleh putranya berjulukan Jayanegara.
2. Kalagemet : Raja Kedua Kerajaan Majapahit
Raja kedua kerajaan Majapahit ialah Kalagemet dengan gelar Sri Jayanegara. Ia merupakan putra dari selir Raden Wijaya, berkuasa dari tahun 1903 hingga 1328 (19 tahun). Saat menjadi raja Majapahit, umurnya masih sangat muda dan belum berpengalaman sehingga berbagai terjadi perlawanan yang muncul. Contohnya pemberontakan Ranggalawe, Lembu Sora, Juru Demung, Nambi, Kuti dan Gajah Baru. Kalagemet kemudian meninggal pada tahun 1328, digantikan oleh Sri Gitarja.
3. Sri Gitarja : Raja Ketiga Kerajaan Majapahit
Wafatnya Sri Jayanegara ternyata tidak meninggalkan keturunan, kekuasaan kerajaan Majapahit kemudian diberikan kepada permaisurinya berjulukan Gayarti. Namun, ia menjadi biksuni. Akhirnya tahta raja Majapahit diserahkan kepada putrinya berjulukan Sri Gitarja. Ia menjadi raja keempat kerajaan Majapahit dengan gelar Tribhuwana Wijayatunggadewi, berkuasa dari tahun 1328 M hingga 1350 M (22 tahun).
4. Raja Terkenal Kerajaan Majapahit : Hayam Wuruk
Raja keempat kerajaan Majapahit berjulukan Hayam Wuruk dengan gelar Sri Rajasanagara, ia berkuasa dari tahun 1350 M hingga 1389 M (39 tahun). Ia ialah raja populer kerajaan Majapahit yang berhasil membawa kerajaan ini mencapai puncak kejayaan (masa keemasan). Ditandai dengan perekonomian yang sudah maju, masyarakat Majapahit bekerja sebagai petani, dan berdagang. Komoditas unggulan yang dihasilkan ibarat lada, garam, kain dan rempah-rempah lainnya. Keberhasilan Hayam Wuruk tidak terlepas dari kiprah patihnya berjulukan Gajah Mada.
5. Wikramawardhana : Raja Kelima Majapahit
Raja kelima berjulukan Wikramawardhana atau Kusumawardan, ia berkuasa dari tahun 1389 M hingga dengan 1399 M (10 tahun).
6. Suhita : Raja Keenam Majapahit
Raja keenam yang menggantikan Wikramawardhana berjulukan Suhita dengan gelar Dyah Ayu Kencana Wungu. Berkuasa selama 18 tahun dari 1429 M hingga 1447 M.
7. Kertawijaya : Raja Ketujuh Majapahit
Raja Majapahit ketujuh berjulukan Kertawijaya dengan gelar Brawijaya I, memimpin kerajaan Majapahit selama 14 tahun dari 1447 M hingga 1451 M.
8. Rajasawardhana : Raja Kedelapan Majapahit
Pengganti Kertawijaya berjulukan Rajasawardhana, bergelar Brawijaya II. Berkuasa selama 2 tahun saja, dari 1451 hingga 1453 M.
9. Purwawasiesa : Raja Kesembilan Majapahit
Raja Majapahit selajutnya berjulukan Purwawisesa atau Girishawardhana, memerintah kerajaan ini selama 10 tahun, dari 1456 M hingga 1466 Masehi dengan gelar Brawijaya III.
10. Bhre Pandansalas : Raja Kesepuluh Majapahit
Raja kesepuluh berjulukan Suraprabhawa, atau lebih dikenal dengan nama Bhre Pandansalas. Menjadi raja dari tahun 1446 hingga 1468 (2 tahun) dengan gelar Brawijaya IV.
11. Bhre Kertabumi : Raja Kesebelas Majapahit
Raja ke 11 pengganti Bhre Pandansalsa berjulukan Bhre Kertabumi dengan gelar Brawijaya V, memerintah dari tahun 1468 M hingga 1478 M (10 tahun).
12. Girindrawardhana : Raja Keduabelas Majapahit
Raja Majapahit ke duabelas berjulukan Girindrawardhana, dengan gelar Brawijaya VI. Berkuasa selama 20 tahun dari 1478 M hingga 1498 M.
13. Raja Terakhir Kerajaan Majapahit : Patih Udara
Raja terakhir kerajaan Majapahit ialah Patih Udara. Ia menjadi raja menggantikan Girindrawardhana, berkuasa dari tahun 1498 M hingga 1518 M (20 tahun).
Apa saja sumber sejarah kerajaan Majapahit?
ilustrasi sumber sejarah kerajaan majapahit via situsbudaya.id
Secara umum, sumber sejarah ialah segala sesuatu yang berwujud maupun tak berwujud (lisan) yang sanggup dimanfaatkan untuk penelitian sejarah. Adapun sumber sejarah kerajaan Majapahit sebagai berikut.
1. Prasasti Butok
Hanya ada beberapa prasasti yang sanggup menjadi sumber sejarah kerajaan Majapahit. Adapun salah satunya ialah prasasti butok (1244 M). Prasasti yang juga dikenal dengan nama Prasasti Gunung Butak ini, dipercaya dikeluarkan oleh Raden Wijaya. Setelah Raden Wijaya berhasil naik tahta, prasasti ini dibentuk untuk mengenang insiden runtuhnya kerajaan Singasari dan usaha sang Rade dalam mendirikan kerajaan.
2. Kidung Harsawijaya dan Kidung Panji Wijayakrama
Kidung Harsawijaya menceritakan keruntuhan Kerajaan Singasari yang merupakan cikal bakal kerajaann Majapahit, sedangkan Kidung Panji Wijayakrama menceritakan menceritakan usaha Raden Wijaya ketika menghadapi musuh dari beberapa kerajaan di masa-masa awal ia mendirikan Kerajaan.
3. Kitab Pararaton
Kitab Pararaton atau Kitab Pustaka Raja ialah sebuah kitab sastra Jawa yang memuat dongeng wacana pemerintahan kerajaan Singasari dan Majapahit. Kitab ini berisi naskah yang cukup singkat yaitu sekitar 32 halaman seukuran kertas folio. menceritakan wacana pemerintahan raja-raja Singasari dan Majapahit. Pararaton yang berbahasa Jawa Kuno ini diperkitan berasal dari tahun 1481.
4. Kitab Negarakertagama
Kitab Negarakertagama atau Kitab Desawarnana ialah kitab sastra Jawa yang menjadi sumber isu sejarah Kerajaan Majapahit yang paling utama. Kitab ini diperkirakan berasal dari tahun 1365 dan ditemukan oleh seorang ilmuwan Belanda pada 1894. Kitab yang hampir dibakar oleh Tentara KNIL ini, selain memuat xerita perjalanan Hayam Wuruk, juga berkisah wacana keadaan keraton Majapahit pada masa pemerintahan Raja Hayam Wuruk, daerah-daerah kekuasaan Majapahit, dan secara sistematis dibagi dalam beberapa pupuh yang rapi.
- Pupuh 1 hingga pupuh 7 bercerita wacana raja dan keluarganya.
- Pupuh 8 hingga pupuh 16 bercerita wacana tentang kota dan wilayah Majapahit.
- Pupuh 17 hingga pupuh 39 bercerita wacana perjalanan keliling ke Lumajang.
- Pupuh 40 hingga pupuh 49 bercerita wacana silsilah Raja Hayam Wuruk,
- Pupuh 45 hingga pupuh 49 bercerita wacana sejarah raja-raja Majapahit dari Kertarajasa Jayawardhana hingga Hayam Wuruk.
Mengapa kerajaan Majapahit sanggup menguasai seluruh Nusantara? Meski dikenal sebagai kerajaan Hindu-Buddha yang terbesar, kenyataannya Majapahit tak pernah menguasai Nusantara. Dikutip dari liputan6, pria yang pernah bekerja di Museum Nasional berjulukan Hasan Djafar mengungkapkan dalam etimologi "menguasai" ada kesan seperti ada daerah atau wilayah taklukan dan ada upeti yang disetorkan dari penguasa daerah kepada Raja Majapahit.
Kesalahpahaman perihal Majapahit menguasai seluruh Nusantara, berdasarkan Hasan, disebabkan para founding fathers Indonesia, utamanya Muh. Yamin, sedang mencari formula untuk membuat satu kesatuan Indonesia (nation building).
Saat itu Indonesia masih terkotak-kotak dalam semangat kesukuan dengan adanya Jong Java, Jong Celebes, dan Jong Sumatera. Karena itulah disebutkan bahwa konsep Nusantara yang sudah ada pada zaman Singasari dengan nama Dipantara lantas diperkuat pada zaman Majapahit.
ilustrasi kerajaan majapahit via baabun.com
Landasannya sumpah Patih Gajah Mada yang populer itu. Padahal, kata Hasan, asal-usul adanya sumpah itu ialah kitab Pararaton yang di dalamnya juga banyak kisah dongeng, ibarat Ken Arok sanggup terbang dan lain sebagainya.
Namun ada pendapat lain yang berbeda. Salah satu goresan pena yang dihimpun William H Frederick dan Soeri Soeroto dalam buku Pemahaman Sejarah Indonesia Sebelum dan Sesudah Revolusi mengutip Negarakertagama menyatakan Majapahit menerapkan prinsip negara serikat.
Dalam hal ini, apabila ada kerajaan kawan satata tak mau mengakui kekuasaan, maka kerajaan itu akan diperangi. Khusus Kerajaan Pajajaran ketika dipimpin Prabu Siliwangi, beliau tak pernah sanggup ditaklukkan oleh Majapahit.
: Menguak Misteri Candi Borobudur, Benarkah Peninggalan Nabi Sulaiman?
Demikian klarifikasi wacana kerajaan majapahit yang sanggup kami bagikan. Semoga bermanfaat dan menambah wawasan bagi Anda. Mohon maaf kalau ada kekurangan atau kesalahan.