Studi Buktikan, Orang Udik Cenderung Ngeyel Alasannya Hal Ini


Jangan berdebat dengan orang terbelakang (islam-institute.com)

Mengapa Islam melarang debat dengan orang bodoh?

Bahkan Imam Syafi’i berkata, “Apabila orang terbelakang mengajak berdebat denganmu, maka perilaku yang terbaik ialah diam, tidak menanggapi”

Terjawab sudah dalam penelitian terabaru, ini bergotong-royong yang terjadi pada orang bodoh...

Islam sangat melarang berdebat dengan orang bodoh, mengapa?

Perdebatan sering terjadi diantara manusia, apakah di antara sesama sobat sekolah, sobat kerja, diantara tetangga, sesama sobat organisasi, bahkan diantara sesama anggota keluarga. Perdebatan bukan saja terjadi di dunia faktual tapi juga di dunia maya.

Berdebat bukanlah masalah yang di larang dalam Islam. Banyak riwayat yang menyebutkan, para Ulama berdebat dengan para pengusung kesesatan. Seperti, Imam Al Auza’i yang berdebat dengan seorang pengikut aliran Qadariyyah dan Imam Abdul ‘Aziz Al Kinani dengan Bisyr bin Ghiyats Al-Marisi Al Muktazili pengikut faham Muktazilah.

Juga atsar para Sahabat yang berdebat dengan kelompok sempalan, menyerupai Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhu yang berdebat dengan kelompok Khawarij.

Perdebatan di lakukan juga oleh para Nabi, sebagaimana perdebatan antara Nabi Nuh dengan kaumnya, Nabi Ibrahim dengan kaumnya, Nabi Musa dengan Fir’aun dan Rasulullah sallallahu ‘alaihi wasallam berdebat dengan musyrikin Makkah, Katolik Najran, dan Yahudi Madinah.

Perdebatan yang di lakukan para Nabi dan juga para Ulama, ialah dalam rangka menampakkan kebenaran dan menjelaskannya. Perdebatan dengan tujuan menyerupai inilah yang di perintahkan oleh Allah Ta’ala.

Allah Ta’ala berfirman :

ادْعُ إِلَى سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ
.
Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik”. (QS. An-Nahl: 125).

Walaupun perdebatan di benarkan dalam Islam, ada juga perdebatan yang tidak di benarkan.

Diantaranya ialah berdebat dengan orang-orang bodoh. Sehingga para Ulama memperingatkan untuk tidak berdebat dengan mereka.

Berdebat dengan orang-orang terbelakang tidak akan mendatangkan manfa’at, alasannya ialah orang terbelakang tujuan berdebat bukan untuk mencari kebenaran. Tapi untuk pembenaran untuk menang-menangan. Sehingga tidak heran kalau melihat orang terbelakang memperlihatkan prilaku jelek dalam berdebat.

Berdebat dengan orang-orang terbelakang hanya akan menjadi debat kusir kesana kemari yang tidak akan ada ujungnya.

Berdebat dengan orang-orang terbelakang hanya akan menyebabkan waktu terbuang sia-sia. Berdebat dengan orang terbelakang juga bisa kewalahan dengan pertanya’an-pertanya’an dan bantahan-bantahan bodohnya. Karena orang-orang terbelakang memang tidak mengerti permasalahan yang sebenarnya.

Susahnya berdebat dengan orang terbelakang bahkan di akui oleh Imam Syafi’i, padahal Imam Syafi’i di kenal luas ilmunya dan pintar berdebat.

Imam Syafi’i berkata : “Aku bisa berdebat dengan 10 orang yang berilmu, tapi saya niscaya kalah dengan seorang yang bodoh, alasannya ialah orang yang terbelakang itu tidak pernah faham landasan ilmu”.

Imam Syafi’i juga berpesan untuk tidak berdebat dengan orang-orang bodoh.

Imam Syafi’i berkata :

ﺍﺫَﺍ ﻧﻄَﻖَ ﺍﻟﺴَّﻔِﻴْﻪُ ﻭَﺗُﺠِﻴْﺒُﻬُﻔَﺦٌﺮْﻳَ ﻣِﻦْ ﺍِﺟَﺎﺑَﺘِﻪِ ﺍﻟﺴُّﻜُﻮْﺕُ
.
Apabila orang terbelakang mengajak berdebat denganmu, maka perilaku yang terbaik ialah diam, tidak menanggapi

ﻓﺎِﻥْ ﻛَﻠِﻤَﺘَﻪُ ﻓَﺮَّﺟْﺖَ ﻋَﻨْﻬُﻮَﺍِﻥْ ﺧَﻠَّﻴْﺘُﻪُ ﻛَﻤَﺪًﺍ ﻳﻤُﻮْﺕُ
.
Apabila kau melayani, maka kau akan susah sendiri. Dan bila kau berteman dengannya, maka ia akan selalu menyakiti hati”.

ﻗﺎﻟُﻮْﺍ ﺳﻜَﺖَّ ﻭَﻗَﺪْ ﺧُﻮْﺻِﻤَﺖْ ﻗُﻠْﺖُ ﻟَﻬُﻤْﺎِﻥَّ ﺍﻟْﺠَﻮَﺍﺏَ ﻟِﺒَﺎﺏِ ﺍﻟﺸَّﺮِ ﻣِﻔْﺘَﺎﺡُ
.
Apabila ada orang bertanya kepadaku, jikalau ditantang oleh musuh, apakah engkau membisu ?, Jawabku kepadanya : Sesungguhnya untuk menangkal pintu-pintu kejahatan itu ada kuncinya

ﻭﺍﻟﺼﻤْﺖُ ﻋَﻦْ ﺟَﺎﻫِﻞٍ ﺃَﻭْ ﺃَﺣْﻤَﻖٍ ﺷَﺮَﻓٌﻮَﻓِﻴْﻪِ ﺃَﻳْﻀًﺎ ﻟﺼﻮْﻥِ ﺍﻟْﻌِﺮْﺽِ ﺍِﺻْﻠَﺎﺡُ
.
Sikap membisu terhadap orang terbelakang ialah suatu kemulia’an. Begitu pula membisu untuk menjaga kehormatan ialah suatu kebaikan”.

Lalu Imam Syafi’i berkata :
.
أما تَرَى الأُسْدَ تُخْشى وهْي صَامِتة ٌ؟, ﻭﺍﻟﻜﻠﺐُ ﻳُﺨْﺴَﻰ ﻟﻌﻤْﺮِﻯْ ﻭَﻫُﻮَ ﻧَﺒَّﺎﺡُ
.
Apakah kau tidak melihat bahwa seekor singa itu ditakuti karena ia pendiam ? Sedangkan seekor anjing dibentuk permainan alasannya ialah ia suka menggonggong ? (Diwan As-Syafi’i, karya Yusuf Asy-Syekh Muhammad Al-Baqa’i).

Penelitian terbaru, orang terbelakang menderita "illusion of knowledge".

Baru-baru ini Studi yang dipublikasikan dalam jurnal Nature memperlihatkan hasil yang mengejutkan.

Hasil Studi ditemukan orang yang paling ngotot bergotong-royong mempunyai pengetahuan paling minim mengenai dilema yang dibahas.

Menggunakan data poling dari Pew Research Center, para peneliti fokus pada subyek masakan yang dimodifikasi secara genetik. Makanan tersebut telah disepakati kondusif dikonsumsi serta mengatakan banyak manfaat bagi petani serta produsen makanan. Bahkan masakan yang dimodifikasi tersebut menerima pertolongan 88 persen ilmuwan.

:



Namun, Pew menemukan hanya 37 persen populasi di Amerika yang menganggap masakan tersebut aman. Peneliti kemudian meminta para partisipan menyusun peringkat pengetahuan mereka terhadap subyek tersebut serta menguji pengetahuan literasi mereka. Studi ini tak hanya menguji orang-orang dari Amerika saja melainkan juga dari Prancis dan Jerman.

Melansir laman New York Post, Minggu (20/1/2019), terbukti, individu yang menentang pendapat bahwa masakan tersebut kondusif dikonsumsi kerap tak sependapat dengan para andal serta fakta-fakta ilmiah yang tersaji.

Para peneliti menyimpulkan, orang-orang tersebut menderita "illusion of knowledge" atau delusi pengetahuan.

Meski telah terang bahwa opini ekstrem mereka berasal dari warta kosong, mereka sangat yakin bahwa mereka paling benar.

Kesenjangan itu terentang jauh dari kenyataan ilmiah, tulis hasil studi.

Kaprikornus terungkap sudah kenapa Islam sangat melarang berdebat dengan orang bodoh!