7 Amalan Bulan Muharram Yang Penuh Berkah


Image Source: suduthukum.com

Amalan Bulan Muharram-Bulan Muharram merupakan kebahagiaan tersendiri bagi seorang mukmin. Amalan apa saja di bulan muharram? Karena bulan ini penuh dengan pahala dan ladang berinfak bagi orang yang bersungguh-sungguh dalam mempersiapkan hari esoknya. Memulai awal tahun dengan ketaatan, supaya niscaya dalam melangkah dan menatap masa depan dengan optimis.

Abu Utsman an-Nahdi mengatakan: “Adalah para salaf mengagungkan tiga waktu dari sepuluh hari yang utama: Sepuluh hari terakhir dari bulan Ramadhan, sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah dan sepuluh hari pertama bulan Muharram.”

Bulan Muharram merupakan bulan pertama di dalam penanggalan Hijriyah yang mempunyai pahala berlipat ganda apabila berbuat baik ataupun berbuat dosa. Bulan Muharram menjadi bulan yang sangat besar lengan berkuasa untuk sejarah umat Islam dan penuh akan barokah serta rahmat.

Apa saja amalan di bulan muharram? Berikut ini amalan-amalan sunnah yang dianjurkan pada bulan Muharram.

:

Amalan sunnah pada bulan Muharram

1. Melaksanakan puasa

Apa amalan di bulan muharram? Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ

"Puasa yang paling afdhol sehabis puasa Ramadhan yaitu puasa pada bulan Allah al-Muharram."

Hadits ini sangat terang sekali bahwa puasa sunnah yang paling afdhol sehabis Ramadhan yaitu puasa pada bulan Muharram. Maksud puasa disini yaitu puasa secara mutlak. Memperbanyak puasa sunnah pada bulan ini, utamanya ketika hari ‘Asyura (10 Muharram).

Akan tetapi perlu diingat dihentikan berpuasa pada seluruh hari bulan Muharram, lantaran Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah berpuasa sebulan penuh kecuali pada Ramadhan saja.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah berkata: “Ini yaitu puasa yang paling afdhol bagi orang yang hanya berpuasa pada bulan ini saja, sedangkan bagi yang terbiasa berpuasa terus pada bulan lainnya yang afdhol yaitu puasa Daud.”

2. Memperbanyak amal shalih

Sebagaimana perbuatan dosa pada bulan ini akan dibalas dengan dosa yang besar maka begitu pula perbuatan baik. Bagi yang berinfak shalih pada bulan ini ia akan menuai pahala yang besar sebagai kasih sayang dan kemurahan Allah kepada para hambanya.

Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma bersabda di dalam tafsir firman Allah ta’ala pada Surat At-Taubah ayat 36,
“Maka janganlah kalian mendzalimi diri kalian, Allah telah mengkhususkan empat bulan dari kedua belas bulan tersebut. Dan Allah menjadikannya sebagai bulan yang suci, mengagungkan kemuliaan-kemuliaannya, menyebabkan dosa yang dilakukan pada bulan tersebut lebih besar (dari bulan-bulan lainnya) serta memperlihatkan pahala (yang lebih besar) dengan amalan-amalan shalih.” (Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, Ibnu Katsir)

3. Tidak berbuat dzalim

Amalan bulan muharram sesuai sunnah juga sangat dianjurkan untuk tidak berbuat dzalim baik dalam perkara kecil atau pun perkara besar. Allah Subhaanahu wa Ta’ala berfirman, “Maka janganlah menganiaya diri dalam bulan yang empat itu.”(QS. at-Taubah: 36)
Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Takutlah kalian terhadap kedzaliman, lantaran bergotong-royong kedhaliman itu merupakan kegelapan-kegelapan pada hari kiamat.” (HR. Muslim dan lainnya)
Beliau juga bersabda dalam hadits lainnya, “Tidak ada dari satu dosapun yang lebih pantas untuk dicepatkan siksanya dari pelaku dosa itu baik di dunia maupun di alam abadi daripada melewati batas (kedhaliman) dan memutus silaturrahim.” (ash-Shahihah, no. 915)

4. Bertaubat

Amalan di bulan awal muharram adalah taubat, yaitu kembali kepada Allah dari perkara yang dibenci secara lahir dan batin menuju kepada perkara yang disenangi. Menyesali atas dosa yang telah lalu, meninggalkan seketika itu juga dan bertekad untuk tidak mengulanginya kembali. Taubat yaitu kiprah seumur hidup.

Maka kewajiban bagi seorang Muslim apabila terjatuh dalam dosa dan maksiat untuk segera bertaubat, tidak menunda-nundanya, lantaran tidak tahu kapan janjkematian akan menjemput. Dan perbuatan buruk biasanya akan mendorong untuk mengerjakan perbuatan buruk yang lain. Apabila berbuat maksiat pada hari dan waktu yang penuh keutamaan, maka dosanya akan besar pula, sesuai dengan keutamaan waktu dan tempatnya. Maka bersegeralah bertaubat kepada Allah Swt.

5. Puasa sehari sanggup menghapus dosa selama 1 tahun

Puasa sunnah yang dikerjakan yang hanya dikerjakan sehari di bulan Muharam ternyata merupakan amalan dahsyat yang sanggup menghapus dosa yang dilakukan selama setahun yang telah lalu. Puasa/shaum itu dikenal dengan istilah puasa/shaum Asyura.

Dalam hadits amalan bulan muharram disebutkan,

وَسُئِلَ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ عَرَفَةَ فَقَالَ: يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ وَالْبَاقِيَةَ. قَالَ وَسُئِلَ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ عَاشُورَاءَ فَقَالَ: يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ

“Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam pernah ditanya ihwal keutamaan puasa Arafah. Beliau menjawab, “Puasa Arafah akan menghapus dosa setahun yang kemudian dan setahun yang akan datang.” Beliau juga ditanya mengenai keistimewaan puasa Asyura? Beliau menjawab,” Puasa ’Asyura akan menghapus dosa setahun yang lalu.” (HR. Muslim no. 1162).

Selain itu, para ulama fikih menjelaskan bahwa ada usulan dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk melaksanakan puasa/shaum di hari ke sembilan. Puasa/shaum ini disebut dengan istilah shaum tasu’a. Mengapa ada usulan demikian?

Imam Nawawi rahimahullah memaparkan, para ulama menyampaikan bahwa maksudnya yaitu untuk menyelisihi orang Yahudi yang cuma berpuasa tanggal 10 Muharram saja. Itulah yang ditunjukkan dalam hadits Ibnu Abbas radhiyallahu ’anhuma. (Syarh Shahih Muslim, 8/14)

Ibnu Abbas radhiyallahu ’anhuma berkata bahwa ketika Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam melaksanakan puasa hari Asyura dan memerintahkan kaum muslimin untuk melakukannya, pada ketika itu ada yang berkata,

ا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّهُ يَوْمٌ تُعَظِّمُهُ الْيَهُودُ وَالنَّصَارَى. فَإِذَا كَانَ الْعَامُ الْمُقْبِلُ – إِنْ شَاءَ اللَّهُ – صُمْنَا الْيَوْمَ التَّاسِعَ. فَلَمْ يَأْتِ الْعَامُ الْمُقْبِلُ حَتَّى تُوُفِّىَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم-.

“Wahai Rasulullah, hari ini yaitu hari yang diagungkan oleh Yahudi dan Nasrani.” Lantas dia mengatakan, “Apabila tiba tahun depan –jika Allah menghendaki– kita akan berpuasa pula pada hari kesembilan.” Ibnu Abbas mengatakan, “Belum hingga tahun depan, Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam sudah keburu meninggal dunia.” (HR. Muslim no. 1134)
Imam Asy Syafi’i dan beberapa ulama mazhab Syafi’i, Imam Ahmad, Ishaq, dan selainnya menyampaikan bahwa dianjurkan (disunnahkan) puasa/shaum pada hari kesembilan dan kesepuluh sekaligus; lantaran Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam berpuasa pada hari kesepuluh dan berniat (berkeinginan) berpuasa juga pada hari kesembilan. (Syarh Muslim, 8/12-13)

6. Muhasabah dan intropeksi diri

Amalan berikutnya yang harus diperbanyak pada bulan Muharram yaitu muhasabah dan juga intropeksi diri seiring dengan bertambahnya usia. Semua dilakukan untuk bekal menuju perjalanan panjang di alam abadi yakni dengan memperbanyak amalan-amalan shalih.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ ۖ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ
"Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, bergotong-royong Allah Maha Mengetahui apa yang kau kerjakan." (QS. Al-Hasyr: 18)

7. Menyantuni anak yatim

Selain lebih memperbanyak puasa, amalan yang anggun di bulan Muharram yaitu disarankan untuk menyantuni anak yatim alasannya yaitu termasuk dalam pahala yang dianjurkan Allah Swt.
“Sembahlah Allah dan janganlah kau mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat sepakat kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, bawah umur yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat, sobat sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri.” (QS An-Nisa: 36)
Ayat diatas memperlihatkan bahwa Allah melarang untuk takabur, sombong, atau membanggakan diri atas harta yang dimiliki. Untuk itu, menghindari kesombongan dan berbangga diri terhadap harta salah satunya kita memberikannya dan berbuat baik kepada mereka yang perlu disantuni salah satunya anak yatim (anak yang sudah kehilangan ayahnya namun masih membutuhkan nafkah dan sosok ayah).

Demikian keutamaan amalan bulan muharram yang sanggup kita laksanakan. Semoga bermanfaat.