Aurat Tersingkap Di Pertengahan Sholat, Batalkah Sholatnya?


Gambar dari fikihkontemporer.com

Pak ustadz...

Saya sholat berjamaah di masjid membawa anak saya yang masih kecil. Ketika di pertengahan sholat anak saya menyikapkan  mukena saya.

Batalkah sholat saya? Apakah sah?

Syarat sah shalat ialah menutup aurat. Sehingga, jikalau aurat terbuka dikala shalat, sanggup mengancam keabsahan shalat.

Apakah ada solusi semoga shalat tidak batal meskipun aurat tersingkap? Berikut uraiannya.

Suatu hari Nadia (34) shalat ditemani oleh putra sulungnya yang berusia tiga tahun. Saat shalat, putra kecilnya itu tidak sanggup diam.

Dia selalu bergerak, bahkan sering memainkan mukena yang dikenakan oleh Nadia sehingga menciptakan mukenanya terbuka, Alhasil, auratnya pun terbuka lantaran beliau mengenakan pusana pendek dikala itu.

Pertanyaannya, apakah hal menyerupai ini sanggup membatalkan shalatnya? Padahal tujuan mengajak si kecil shalat ialah mengenalkan ibadah sedini mungkin.

Apakah ada cara untuk mengantisipasi semoga aurat tidak terbuka, namun masih sanggup mengajak si kecil beribadah?

Salah satu Syarat sah Shalat ialah dengan menutup aurat. Sedangkan aurat bagi perempuan dikala shalat ialah seluruh tubuh, dari ujung rambut sampai ujung kaki, kecuali wajah dan telapak tangan.

Sehingga, semoga aurat tidak terlihat, wajib memakai epilog yang tebal dan longgar sehingga aurat sanggup tertutup secara sempurna.

:

Pendapat Madzhab

Berikut ini beberapa pendapat empat imam terkait dengan aurat yang tersingkap atau terbuka dikala shalat, dilansir muslim.or.id,


1. Pendapat Imam Hanafi

Menurut pendapat andal fikih Hanafi, apabila seperempat anggota aurat yang berat atau yang ringan tersingkap dalam shalat selama pelaksanaan satu rukun, maka batal shalatnya.

Jika aurat tersebut tersingkap seperempat atau kurang dari separuhnya, maka shalatnya batal seketika atau secara mutlak.

Meskipun waktu tersingkapnya aurat tersebut kurang dari satu rukun shalat.

Sedangkan jikalau tersingkap seperempat anggota aurat sebelum pelaksanaan shalat, maka shalatnya tidak sanggup dilanjutkan.


2. Pendapat Imam Syafi'i

Sedangkan andal fikih Syafii berpendapat, apabila aurat tersingkap di tengah shalat sedangkan ia bisa menutupinya, maka batal shalatnya.

Hal ini berlaku bagi kaum pria dan wanita. Sedangkan jikalau tersingkap oleh angin, kemudian beliau eksklusif menutupinya tanpa gerakan yang banyak, maka shalatnya tidak batal.

Jika tersingkap lantaran selain angin, meskipun lantaran hewan atau sesuatu yang tidak jelas, maka shalatnya batal.


3. Pendapat Imam Hambali

Sementara itu Fuqaha hambali menjelaskan, apabila aurat tersingkap tanpa sengaja atau sedikit, maka tidak batal shalatnya, meskipun waktu tersingkapnya cukup lama.

Begitu juga jikalau tersingkap, baik banyak maupun kesluruhan lantaran angin atau sejenisnya dan beliau sanggup segera menutupnya tanpa gerakan yang banyak, maka shalatnya tidak batal. namun, jikalau tersingkapnya cukup lama, maka batal shalatnya.


4.  Pendapat Imam maliki

Sementara itu, andal fikih Maliki menjelaskan, sebetulnya tersingkapnya aurat yang berat dalam shalat secara mutlak membatalkannya.

Andai kata ia memasuki shalat dalam keadaan tertutup, kemudian terjatuh epilog shalatnya dan wajib mengulang.

Untuk menjaga semoga aurat tidak terlihat dikala shalat meskipun mukena tersingkap, dikala shalat tetap kenakan busana yang menutup aurat.

Demikian klarifikasi yang sanggup kami berikan. Semoga sanggup menambah wawasan keislaman serta sanggup meningkatkan kualitas ibadah kita, Amin.

Wallahu A'lam.